Jasa Kurir Logistik Kembali Cerah karena E-dagang
Maraknya transaksi yang dilakukan melalui e-dagang atau perdagangan elektronik memberikan manfaat bagi sektor lain yang berperan secara tidak langsung, seperti jasa logistik, pembayaran, dan desainer laman. Pelaku e-dagang harus bekerja sama agar bisa melayani konsumen dengan lebih baik.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita kepada Kompas, Kamis (19/2), di Jakarta, mengatakan, kontribusi e-dagang di sektor logistik sangat besar. Tahun lalu, perputaran uang e-dagang di sektor logistik mencapai Rp 180 triliun.
”Sementara di sektor jasa kurir logistik, pertumbuhannya rata-rata 35 persen per tahun sejak lima tahun terakhir,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Zaldy, kira-kira 10 tahun lalu sektor kurir mengalami masa suram karena orang beralih dari pos atau surat ke surat elektronik (e-mail). Namun, sejak lima tahun terakhir, sektor logistik kurir maju pesat karena e-dagang. Terlebih dengan fenomena di sektor logistik terkait e-dagang, yakni masyarakat bersedia membayar lebih agar mendapatkan barang lebih cepat.
Begitu pula dengan PT Pos Indonesia (Persero) yang meraup pendapatan Rp 2 miliar hanya dari pengiriman barang e-dagang pada 2014. Saat ini mereka tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pelaku seperti Lazada atau Tokopedia.
”Kami memperkirakan kontribusinya akan semakin besar pada tahun-tahun mendatang,” ujar Kepala Proyek e-Commerce PT Pos Indonesia (Persero) Kemas Syafta Wijaya.
Jasa pembayaran juga tumbuh berkat maraknya e-dagang seperti dinikmati oleh DOKU yang memfasiltasi transaksi elektronik senilai Rp 6,5 triliun pada tahun 2014.
Chief Operating Officer DOKU Nabilah Alsagoff mengatakan, pihaknya harus memenuhi kebutuhan pasar dengan menghadirkan sistem pembayaran elektronik yang mudah, efisien, dan aman.
Riyeke Ustadiyanto, Chief Technology Officer Ipaymu, menjelaskan bahwa sistem pembayaran mutlak dibutuhkan oleh mereka yang memanfaatkan e-dagang. Itu karena setiap pembelian akan tervalidasi dan mengurangi peluang terjadi kesalahan dan tindak kejahatan. Ipaymu mencatat pertumbuhan pengguna 65 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Infrastruktur logistik
Bagi penyedia jasa e-dagang, mempersiapkan infrastruktur logistik merupakan hal paling vital untuk memastikan pengguna bisa mendapatkan barang tepat waktu. Lazada, misalnya, menyewa gudang seluas 12.000 meter persegi di kawasan Cakung, Jakarta Timur, untuk menampung barang dari produsen kemudian dikemas untuk dikirimkan kepada pengguna.
Dari kunjungan ke gudang tersebut pada bulan lalu, terungkap bahwa Lazada memiliki tenaga logistik untuk pengiriman di sekitar kota besar dan bekerja sama dengan jasa logistik lain untuk pengiriman di daerah. Setiap hari setidaknya gudang tersebut menerima 50.000 hingga 100.000 barang dan mengirimkan 50.000 barang ke pembeli.
Senior Vice President Operational Lazada Ryn Hermawan saat itu menjelaskan bahwa pihaknya mempersiapkan pembangunan gudang-gudang di luar Jakarta untuk memudahkan mengirimkan dan mengantarkan barang kepada pemesan.
Hal serupa dilakukan oleh Zalora yang memiliki gudang di daerah Ciracas, Jakarta Timur, atau Bhinneka.com dengan gudang di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Chief Executive Officer Bhinneka.com Hendrik Tio mengungkapkan bahwa mereka mencatatkan untung Rp 60 miliar setiap bulan.
Meski demikian, masih ditemukan tantangan dari sisi logistik, yakni melayani daerah-daerah dengan infrastruktur terbatas sehingga berbiaya tinggi, seperti Kalimantan, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Zaldy berharap pemerintah segera membenahi infrastruktur guna memperlancar logistik, termasuk menyusun peraturan pemerintah terkait e-dagang. (MED/HEN/ELD)
Sumber: Kompas, 20 Februari 2015
Posted from WordPress for Android