Biro Jasa Skripsi Masih Ditemukan

- Editor

Kamis, 5 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah upaya menegakkan mutu akademik, penawaran jasa pembuatan karya ilmiah, termasuk skripsi, masih ditemukan di seputar kampus perguruan tinggi di wilayah Jakarta. Penyedia jasa mematok tarif bervariasi antara Rp 350.000 hingga Rp 6 juta, bergantung pada jenis dan tingkat kesulitan.

Di dekat sebuah perguruan tinggi swasta di kawasan Grogol, Jakarta Barat, ditemukan biro jasa pembuatan skripsi yang dikelola A (45). Pria ini sudah enam tahun menjalankan usahanya dengan menempati kios semipermanen ukuran sekitar 3 meter x 2 meter. Kiosnya berdempetan dengan usaha fotokopi.

Untuk jasa pengolahan data (statistik) tanpa analisis, A mematok tarif Rp 450.000. Adapun untuk data yang disertai analisis, tarifnya Rp 2,5 juta. A bahkan siap mengerjakan skripsi mahasiswa dari awal sampai disetujui dosen pembimbing dengan tarif Rp 5,5 juta-Rp 6 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

A menyebutkan, pelanggannya berasal dari sejumlah universitas di Jakarta Barat dan sekitarnya. “Sejumlah mahasiswa butuh bantuan mengolah data,” ujar A.

Kecakapan mengolah data dipelajari A secara otodidak. “Kan bisa belajar dari mana pun, termasuk internet,” katanya.

Untuk jasa konsultasi, A tak mesti bertemu dengan pelanggan. Komunikasi bisa dilakukan melalui surat elektronik.

Setali tiga uang, B (45), pemilik usaha jasa pembuatan skripsi di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, sudah menjalankan usahanya selama lima tahun. Berbekal pengalaman kerja di sebuah perusahaan swasta, pria ini mampu mengolah data statistik dengan peranti lunak. Di kios permanen ukuran 3 meter x 2 meter, usaha jasa itu dijalankannya seraya berjualan minuman segar.

Untuk pengolahan data tanpa analisis, B mematok biaya Rp 350.000. Biasanya dia juga memberi konsultasi untuk beberapa metode penelitian. “Kalau pengolahan data bersifat ilmu sosial, saya cukup kompeten,” ujarnya.

Pelanggan B umumnya mahasiswa dari kampus yang berlokasi di kawasan Senayan. Menjelang masa sidang tugas akhir, bisa sampai 10 skripsi yang dia kerjakan.

Pakar pendidikan Doni Koesoema menyayangkan berlanjutnya fenomena ini karena berdampak buruk pada kualitas lulusan perguruan tinggi dan tumbuh suburnya kemunafikan di dunia pendidikan. Ia menekankan pentingnya mekanisme pembimbingan diperketat. Harus komunikasi antara mahasiswa bimbingan dan pembimbing.

“Dari proses komunikasi akan tampak seberapa jauh mahasiswa benar-benar menulis karya ilmiahnya sendiri atau dibuatkan orang lain,” katanya.

Paling tidak bisa dilacak melalui sinkronisasi antara rujukan akademik, teori, penemu teori, kerangka pikir, kepustakaan, dan kesimpulan/temuan.(DNE/DD09/NAR)

Sumber: Kompas, 5 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB