Kawasan hutan Pegunungan Muria telah berubah menjadi lahan pertanian semusim dan pertambangan. Hal ini berpotensi memicu bencana. Karena itu, tata guna kawasan Muria di Kabupaten Kudus, Pati, dan Jepara, Jawa Tengah, perlu dibenahi.
Anggota staf Manajemen Bencana Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta, Husaini, Jumat (28/2), mengatakan, berdasarkan data yang diolah YSI, dari 69.812 hektar hutan di Pegunungan Muria, yang dimanfaatkan masyarakat untuk tanaman semusim seluas 3.952 hektar. Kawasan hutan itu dibuka dan dijadikan lahan ketela pohon, jagung, padi gogo, dan kopi.
”Kalau tidak ada pembatasan dan sikap tegas dari pemerintah setempat, pembukaan lahan hutan bisa semakin luas,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk itu, Husaini berharap agar pemerintah yang mengampu Pegunungan Muria kembali pada komitmen awal yang dibuat pada 2010, yaitu melestarikan dan menata kawasan hutan. Jangan sampai desain utama pelestarian Muria, yang diusung Pemerintah Kabupaten Kudus, Pati, dan Jepara, menjadi dokumen mati tanpa realisasi.
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Muria Hendy Hendro mengemukakan pihaknya akan kembali mendesak pemerintah di tiga kabupaten yang sudah menandatangani nota kesepahaman (MOU) pada 2010 untuk mengadakan aksi konkret.
Pada 2012, Forum DAS Muria merintis tujuh desa hayati di ketiga kabupaten itu melestarikan kawasan penopang DAS di Pegunungan Muria.
”Kalau tidak segera ditangani bersama, kerusakan Pegunungan Muria dapat kembali memicu bencana longsor dan banjir,” kata Hendy.
Pada akhir Januari hingga awal Februari lalu, banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Jepara, Kudus, dan Pati. Hal itu terjadi akibat curah dan intensitas hujan yang tinggi, mulai 100 milimeter hingga 300 milimeter, serta kritisnya daerah hulu dan sungai-sungai di tiga wilayah itu.
Di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog, longsor salah satu bukit di Pegunungan Muria menyebabkan 12 orang tewas. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, di kawasan itu banyak lahan hutan yang gundul. Lahan hutan yang ada pun berubah menjadi lahan tanaman pangan semusim.
Bupati Kudus Musthofa menyatakan akan berkomitmen menata kembali tata ruang dan wilayah di Pegunungan Muria. Hal itu perlu didukung dengan kesadaran masyarakat setempat untuk melestarikan lingkungan. (HEN)
Sumber: Kompas, 1 Maret 2014