Guru arsitektur Indonesia, Adhi Moersid, membukukan sejumlah karyanya dalam buku berjudul Kagunan terbitan Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari buku ini, arsitek muda bisa belajar mengenai arsitektur yang berkarakter, indah, serta menonjolkan spirit dan nilai-nilai spiritual.
Buku yang ditulis istri Adhi Moersid, Ananda Feria, ini merupakan dokumentasi karya-karya besar Adhi yang diharapkan bisa menginspirasi jagat arsitektur Indonesia. Buku yang dicetak dalam jumlah terbatas ini diluncurkan Selasa (6/5) di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta.
Adhi, mantan Rektor Institut Kesenian Jakarta, sebetulnya merasa terlambat menerbitkan buku. Ia kini berusia 77 tahun. Namun, niat baik tidak mengenal kata terlambat, hingga akhirnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggandengnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Sebenarnya sangat telat, tapi saya merasa perlu ada buku karena karya saya dinilai banyak orang, dibicarakan di dunia internasional. Apa yang bisa saya berikan kepada generasi berikutnya? Saya hanya bisa memberikannya melalui karya yang saya bukukan,” papar Adhi.
Buku ini memuat karya-karya Adhi yang meliputi rumah tinggalnya, Resor Carita Beach, Hotel Melia Purosani, dan Novotel Solo. Ciri khas dan karakter Adhi yang berbeda tergambar dalam arsitektur Masjid Said Naum, Masjid Ar-Rahman, Masjid Albar Kemayoran, Gedung PBNU, dan Gereja HKBP Tebet.
Adhi juga mendesain beberapa rumah, seperti rumah Sardono, HS Dillon, dan Ami Priyono. Museum Minyak dan Gas Bumi TMII menggambarkan sisi lain Adhi, begitu pula kafe Rolling Stone di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
”Arsitektur yang berkaitan dengan lingkungan di mana ia berdiri, sesuai dengan iklim setempat. Karya-karya saya di buku ini memiliki nilai-nilai yang bisa diwariskan kepada para arsitek muda dan mudah-mudahan bisa menginspirasi,” kata Adhi.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, karya Adhi merupakan kombinasi yang komplet dari berbagai unsur. Keindahan, nilai-nilai spiritual, dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkemas dalam satu karya serta indah dan sederhana. (IVV)
Sumber: Kompas, 7 Mei 2014