Produk herbal antihipertensi hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia siap diadopsi industri. Zat aktif dari fermentasi beras dengan kapang Monascus purputeus menghasilkan sejenis asam amino; asam gama-aminobutirat atau gaba.
”Ini hasil penelitian tiga tahun,” kata Novik Hidayat dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong Science Center, Jawa Barat, Kamis (15/8).
Gaba merupakan asam amino neurotransmiter yang membawa efek menenangkan. Menurut Novik, proses memperoleh gaba dari fermentasi beras akan menghasilkan pigmen berwarna merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Secara tradisional cara fermentasi seperti ini sudah dilakukan yang lalu dikenal sebagai angkak,” kata Novik.
Hasil penelitian ini masuk program inkubasi teknologi di Cibinong Science Center yang dimulai Maret 2013. Beberapa industri kecil dan menengah tertarik mengadopsinya. ”Saat ini belum tahu berapa lama proses inkubasi teknologinya,” ujar Novik.
Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto menjelaskan, produk herbal antihipertensi ini merupakan satu dari empat produk riset yang sedang dimasukkan ke program inkubasi teknologinya. Waktu inkubasi paling lama 3 tahun.
”Inkubasi teknologi untuk mengetahui keekonomian produksi. Proses ini mempertemukan pengusaha dengan hasil riset sekaligus memberikan jaminan investasi ketika ingin mengadopsinya,” katanya.
Novik mengatakan, Pusat Penelitian Biologi LIPI mengoleksi dan mengisolasi berbagai jenis monascus. Kapang biasa terdapat pada tumbuhan yang punya kandungan karbohidrat, seperti umbi-umbian. (NAW)
Sumber: Kompas, 16 Agustus 2013