Antihipertensi LIPI Siap Diadopsi Industri

- Editor

Sabtu, 17 Agustus 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Produk herbal antihipertensi hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia siap diadopsi industri. Zat aktif dari fermentasi beras dengan kapang Monascus purputeus menghasilkan sejenis asam amino; asam gama-aminobutirat atau gaba.

”Ini hasil penelitian tiga tahun,” kata Novik Hidayat dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong Science Center, Jawa Barat, Kamis (15/8).

Gaba merupakan asam amino neurotransmiter yang membawa efek menenangkan. Menurut Novik, proses memperoleh gaba dari fermentasi beras akan menghasilkan pigmen berwarna merah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Secara tradisional cara fermentasi seperti ini sudah dilakukan yang lalu dikenal sebagai angkak,” kata Novik.

Hasil penelitian ini masuk program inkubasi teknologi di Cibinong Science Center yang dimulai Maret 2013. Beberapa industri kecil dan menengah tertarik mengadopsinya. ”Saat ini belum tahu berapa lama proses inkubasi teknologinya,” ujar Novik.

Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto menjelaskan, produk herbal antihipertensi ini merupakan satu dari empat produk riset yang sedang dimasukkan ke program inkubasi teknologinya. Waktu inkubasi paling lama 3 tahun.

”Inkubasi teknologi untuk mengetahui keekonomian produksi. Proses ini mempertemukan pengusaha dengan hasil riset sekaligus memberikan jaminan investasi ketika ingin mengadopsinya,” katanya.

Novik mengatakan, Pusat Penelitian Biologi LIPI mengoleksi dan mengisolasi berbagai jenis monascus. Kapang biasa terdapat pada tumbuhan yang punya kandungan karbohidrat, seperti umbi-umbian. (NAW)

Sumber: Kompas, 16 Agustus 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB