Asal-usul anjing di benua Amerika akhirnya terungkap. Selama ini anjing-anjing di Amerika dikira merupakan hasil evolusi dari serigala. Namun, hasil penelitian genomik menunjukkan, anjing pertama yang tiba di Amerika kemungkinan berasal dari wilayah Siberia, yang saat ini adalah bagian negara Rusia.
Aparat keamanan K-9 Rusia berpatroli dengan anjingnya 4 Februari 2014 di Krasnaya Polyana, Rusia. Peneliti menemukan kemungkinan anjing pertama Amerika berasal dari Siberia, Rusia. (AP Photo/Gero Breloer)
Penelitian tersebut merupakan hasil karya gabungan peneliti dari Inggris, Kanada, Norwegia, Amerika Serikat, dan Rusia. Penelitian berjudul “Sejarah Evolusi Anjing-Anjing di Amerika” itu dimuat di jurnal Science edisi 5 Juni 2018, yang juga disiarkan sciencedaily.com. Para peneliti itu di antaranya Laurent Frantz dari Universitas Maria Ratu, Inggris; Kelsey Witt, guru besar antropologi Universitas Illinois, AS; dan Pavel A Nikolskiy dari Akademi Sains Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
–Menyusuri hutan yang tertutup salju putih dengan kereta kayu yang ditarik sekawanan anjing siberian husky, 8 Januari 2015.–Kompas/Sri Rejeki (EKI)
Penelitian ini adalah studi genomik komprehensif pertama terhadap anjing-anjing kuno di Amerika. Peneliti menganalisis asam deoksiribonukleat (DNA) inti sel yang diwariskan dari kedua induk dan ayah anjing. Penelitian dilakukan bersamaan dengan analisis DNA mitokondria sel yang diturunkan hanya dari induk anjing ke keturunan mereka. Dengan membandingkan tanda genomik dari 71 mitokondria dan tujuh genom inti anjing Amerika Utara dan Siberia kuno yang mencakup periode 9.000 tahun, tim peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang sejarah anjing pertama di Amerika.
–Polisi berpatroli dengan anjingnya di Washington, AS, 1 September, 2015. REUTERS/Kevin Lamarque
Hasilnya, anjing tertua yang tersisa di Amerika berasal dari sekitar 9.000 tahun yang lalu, ribuan tahun setelah orang mulai bermigrasi melalui jembatan darat yang menghubungkan Siberia dan Alaska saat ini. Para peneliti menemukan, anjing-anjing kuno yang dianalisis dalam studi kemungkinan berasal di Siberia. Anjing-anjing itu menyebar ke setiap bagian benua Amerika, bermigrasi dengan majikan manusia mereka.
–Anjing Siberian Husky di halaman rumah seniman dan dosen seni rupa ITB Asmudjo di kawasan Pagerwangi, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/8.2014).–Kompas/Rony Ariyanto Nugroho (RON)
Para peneliti menemukan, anjing-anjing ini bertahan selama ribuan tahun di Amerika, tetapi hampir sepenuhnya lenyap setelah kontak dengan pendatang-pendatang dan anjing dari Eropa.”Ini menunjukkan malapetaka pasti telah terjadi dan kemungkinan terkait dengan penjajahan orang-orang Eropa. Tapi kita tidak punya bukti untuk menjelaskan hilangnya yang tiba-tiba ini,” kata Laurent Frantz.
Kelsey Witt menambahkan, dengan melihat data genomik bersama dengan data mitokondria, peneliti dapat mengkonfirmasi bahwa anjing datang ke Amerika bersama manusia dan bahwa hampir semua keragaman itu hilang kemungkinan besar sebagai akibat dari penjajahan Eropa. “Beberapa anjing modern memiliki jejak dari garis keturunan kuno ini,” kata Witt.
Seekor anjing berjalan di London, 21 Januari 2016. Anjing-anjing Eropa yang datang ke Amerika kemungkinan menyebabkan anjing kuno Amerika lenyap. (AP Photo/Matt Dunham)
Tim peneliti juga menemukan bahwa tanda genom kanker menular yang diderita anjing tampaknya menjadi salah satu peninggalan “hidup” terakhir dari warisan genetik anjing yang menghuni Amerika sebelum ada kontak dengan manusia dan anjing Eropa. Ini menunjukkan bahwa tumor ini berasal dari Amerika atau dari dekat Amerika.
Penemuan baru ini memperkuat gagasan bahwa manusia awal dan anjing penduduk Amerika menghadapi banyak tantangan yang sama setelah kontak dengan manusia dan anjing Eropa.
–Penggemar berfoto bersama karakter Captain America, tokoh super hero dari Marvel yang kini bergabung dalam The Walt Disney Company, 8 Agustus 2013.–Kompas/Frans Sartono (XAR)
“Telah diketahui bagaimana penduduk pribumi di Amerika menderita akibat praktik genosida kolonis Eropa setelah kontak dengan Eropa. Anjing-anjing penduduk asli mengalami sejarah yang lebih menghancurkan dan kehilangan hampir total, mungkin sebagai akibat dari perubahan budaya dan penyakit yang dipaksakan,” tambah Witt.–SUBUR TJAHJONO
Sumber: Kompas, 6 Juli 2018