Perhatian sosial yang tepat bisa meningkatkan kualitas hidup orang dengan demensia. Hal itu penting untuk memperkecil laju kerusakan sel otak mengingat sampai saat ini belum ada obat yang efektif menyembuhkan demensia tipe alzheimer.
“Memberi perhatian lebih (orang dengan demensia/ODD) akan memengaruhi saraf yang rusak,” kata Yuda Turana, ahli neurologi dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Selasa (7/4), di Jakarta. Saat ini perhatian masyarakat terhadap ODD belum baik, masih ada stigma dan pengabaian sosial.
Demensia tergolong penyakit akumulasi yang muncul saat seseorang berusia di atas 60 tahun. Gejalanya berupa kehilangan daya ingat, sulit berpikir, hingga sulit berkomunikasi. Untuk demensia berat, gejalanya akan meningkat ke perubahan pola perilaku seperti mudah marah. Alzheimer adalah penyakit yang diakibatkan kerusakan sel-sel otak. “Sebanyak 80 persen demensia disebabkan alzheimer,” ujarnya.
Untuk memperlambat laju kerusakan sel otak, butuh kondisi sosial yang mendukung bagi ODD, seperti memberi ruang sosialisasi lewat kegiatan ringan dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, interaksi harus bersahabat, seperti menghindari kesan memberi nasihat yang bisa memengaruhi emosi ODD, menghindari pertanyaan bersifat fakta dan masa lalu, tetapi pertanyaan lebih ke opini. “Jangan membiasakan memberi mainan layaknya anak kecil,” kata Yuda.
Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Eka Viora menjelaskan, pemahaman masyarakat rendah tentang cara berinteraksi dengan ODD. “Masyarakat menganggap pikun atau demensia sebagai kewajaran karena faktor usia sehingga banyak ODD tak mendapat penanganan tepat,” ujarnya.
Mengutip data Alzheimer’s Indonesia, kini diprediksi ada satu juta ODD dan akan bertambah menjadi 2 juta orang pada 2030. “Itu dipicu peningkatan usia harapan hidup hingga mencapai 70 tahun,” ucapnya.
Menurut Eka, program Puskesmas Ramah ODD yang tercapai 5,8 persen, yakni 528 dari sekitar 9.000 puskesmas di 231 kabupaten/kota. “Kami mencanangkan ada 78,8 persen puskesmas ramah ODD ke depan,” ujarnya. (B11)
————————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 April 2015, di halaman 14 dengan judul “Perhatian Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup”.