Sedimentasi yang masif di Danau Tempe, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, menyebabkan volume air dan luasan permukaan air danau itu terus berkurang. Padahal, keberadaan danau tersebut vital bagi budidaya perikanan air tawar dan pengairan lahan pertanian. Untuk itu, pemerintah akan merevitalisasi Danau Tempe dalam tiga tahun mendatang.
Rencana revitalisasi Danau Tempe mengemuka saat Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi danau tersebut bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sabtu (6/6). Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru turut hadir pada acara itu.
Danau Tempe memiliki luas permukaan air 24.000-48.000 hektar, tergantung dari tinggi rendah permukaan air. Danau tersebut menjadi muara bagi 13 sungai dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama ini, Danau Tempe dimanfaatkan untuk budidaya ikan gabus. Air danau juga dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian di sekitarnya. Sementara pulau-pulau yang terbentuk akibat sedimentasi danau dimanfaatkan untuk lahan pertanian warga.
Menurut Basuki, budidaya perikanan di Danau Tempe mencapai puncaknya pada era 1970-an, dengan produksi perikanan mencapai 40.000 ton per tahun. Berkurangnya volume air karena sedimentasi di danau itu mengakibatkan produksi perikanan terus turun dan kini hanya sekitar 10.000 ton per tahun.
Pengerukan
Dalam peninjauan tersebut, Wapres memerintahkan agar segera dilakukan pengerukan sedimentasi dan membuat pulau-pulau untuk menampung tanah hasil pengerukan sedimentasi itu. Irigasi pompa juga dibangun untuk mengairi sekitar 18.000 hektar sawah di sekitar waduk.
Perencanaan proyek revitalisasi Danau Tempe dimulai tahun ini sehingga proyek tersebut diharapkan bisa dimulai pada 2016. Revitalisasi Danau Tempe itu diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 2,7 triliun, dengan estimasi pengerjaan selama tiga tahun.
Melalui revitalisasi itu, produksi perikanan di daerah itu diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 20.000 ton per tahun. Selain itu, pengairan dari danau tersebut diharapkan bisa mendorong produktivitas pertanian hingga 500.000 ton gabah kering panen untuk sekali panen.
Selain proyek revitalisasi Danau Tempe itu, Amran menyatakan, tahun ini, pemerintah membantu pembangunan saluran irigasi tersier. Hal tersebut untuk mengairi lahan seluas 26.000 hektar di Kabupaten Wajo.
Pemerintah juga berencana membangun Bendungan Pasoloreng untuk mengairi sekitar 20.000 hektar lahan pertanian. Pembangunan bendungan yang menelan biaya sekitar Rp 700 miliar itu diperkirakan rampung tiga tahun mendatang.
Pembangunan bendungan tersebut merupakan bagian dari target pembangunan 49 waduk dalam lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pembangunan waduk di Sulawesi Selatan itu untuk mendongkrak produktivitas pertanian di daerah lumbung pangan bagi kawasan timur Indonesia tersebut.(WHY)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Danau Tempe Segera Direvitalisasi”.