Sejak Kamis (23/4), sebagian orang ramai membicarakan rencana pesta yang digelar sebuah pengorganisasi acara dengan tema busana bikini.
Pesta itu sedianya bakal digelar pada Sabtu (25/4) malam di sebuah hotel di Jakarta dengan sasaran pelajar SMA dan sederajat yang baru saja menyelesaikan ujian nasional.
Materi promosi digital ihwal acara tersebut menyebar luas di media sosial dan memicu komentar luas. Tak kurang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turut bereaksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti dikutip dari portal berita kompas.com, Basuki sempat mengancam memberikan sanksi pidana asusila bagi peserta jika pesta itu digelar.
Belakangan, penyelenggara acara menjelaskan bahwa materi promosi tentang busana bikini itu merupakan kesalahan pihak lain, sekalipun tidak dirinci lebih jauh tentang keterlibatan dan tanggung jawabnya.
Rencana pesta tersebut, setelah memantik kontroversi, seperti diwartakan laman berita kompas.com, akhirnya dibatalkan. Akan tetapi, yang relatif luput dari perhatian sebagian orang adalah bahwa nama institusi penyelenggara acara yang merencanakan pesta bikini tersebut tiba-tiba menjadi sangat terkenal.
Popularitas instan seperti ini relatif mungkin terjadi karena efek viral yang dihasilkan dari perbincangan di media sosial. Layanan aplikasi Topsy, Jumat (24/4), mencatat, selama 20 jam terakhir sejak
sebelum pukul 09.39 WIB, terdapat 1.463 kali frasa “pesta kelulusan
bikini” lalu lalang di linimasa Twitter.
Sejumlah komentar di linimasa Twitter pada umumnya menyesalkan rencana pesta tersebut. Misalnya, Febrina Ramadhania dengan akun @achillolla menulis, “Kelulusan sekolah kok dirayain dgn pesta bikini to dek, apa ndak kasihan orang tuamu 8-| LOL!”.
Sementara itu Abdul Kharis A dengan akun ?@AbdulKharisA mengatakan,
“Gut pagi! Hanya bisa ngelus dada mlihat undangan pesta bikini utk rayakan kelulusan! Sedemikian parah moral pemuda kita?”.
Dini Paramandani dengan akun ?@dini1292 menulis, “ada-ada aja ya, celebrate kelulusan dgn pesta bikini. miris.”.
Ingki Rinaldi
Sumber: Kompas Siang | 24 April 2015