Upaya Perbaikan Layanan Data

- Editor

Rabu, 15 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Koneksi Pita Lebar di Rumah Tangga Baru 3,1 Juta
Pertumbuhan pengguna gawai menjadikan masyarakat akrab dengan gaya hidup digital. Gaya hidup ini menginginkan akses data stabil dan efisien sehingga memungkinkan perolehan informasi lebih cepat. Namun, harapan itu belum sepenuhnya tercapai. Kini, penyedia layanan berkompetisi untuk memperbaiki layanan.

Pada kuartal kedua 2013, misalnya, kecepatan rata-rata koneksi internet di Indonesia hanya 1,5 Mbps. Di tingkat ASEAN, kecepatan tersebut masih kalah dibandingkan dengan Singapura (7,8 Mbps), Malaysia (3,2 Mbps), dan Thailand (4,7 Mbps).

Kompas mewawancarai beberapa kalangan sejak pekan lalu hingga Selasa (14/4) untuk mendapatkan gambaran perbaikan infrastruktur telekomunikasi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Senior Vice President Long Term Evolution (LTE) Project Telkomsel Hendry Mulya Sjam mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas layanan akses data bagi seluruh pelanggan baik yang masih menjadi pengguna 2G atau 3G.

“Kami membangun jaringan 4G LTE secara bertahap. Pembangunannya harus berjalan selaras dengan ketersediaan perangkat ponsel pintar yang terjangkau,” ujar Hendry.

Telkomsel meluncurkan layanan komersial mobile 4G LTE pertama kali 8 Desember 2014. Layanan ini digelar di frekuensi 900 MHz dengan pita lebar 5 MHz yang memiliki kecepatan akses data mencapai 36 Mbps. Peluncuran pertama dilakukan di lebih dari 200 menara base transceiver station (BTS) di Jakarta dan Bali. Hingga sekarang, layanan itu sudah menjangkau beberapa kota di Indonesia, antara lain Bandung dan Medan.

Untuk memastikan ketersediaan ponsel 4G LTE, Telkomsel menggandeng vendor ponsel Samsung, LG Mobile, Microsoft, dan HTC sebagai mitra strategis.

Hingga akhir 2015, Telkomsel menargetkan penambahan BTS sebanyak 15.000 unit. Pada akhir Maret, perusahaan sudah memiliki 90.500 BTS yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

b28bcffdb05f46dda2274f29bf591e0dTeknisi XL Axiata, Selasa (14/4), merawat base transceiver station (BTS) di kawasan Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, guna mendukung acara Konferensi Asia Afrika di Senayan. Perbaikan infrastruktur telekomunikasi akan meningkatkan akses layanan kepada konsumen.KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Direktur Eksekutif PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini menyampaikan, jumlah pengguna layanan 2G XL masih sekitar 70 persen. Untuk melakukan migrasi ke 4G LTE, XL akan melakukannya per daerah pengguna 2G lalu 3G.

Empat hari sesudah Telkomsel meluncurkan layanan 4G LTE, XL menggelar layanan sama di tiga kota sekaligus, yaitu Bogor, Yogyakarta, dan Medan. Layanan internet berkecepatan 100 Mbps itu didukung oleh Huawei, Nokia, dan Ericsson. “Kami juga terus memperkuat jaringan dengan cara membangun 1.500 BTS 4G LTE,” kata Dian.

Modernisasi
President Director and Chief Executive Officer Indosat Alexander Rusli menyampaikan, sejak dua tahun terakhir pihaknya sudah melakukan modernisasi infrastruktur. Hal itu bertujuan untuk mempersiapkan 4G LTE. Layanan 4G LTE Indosat, antara lain, dapat dinikmati di Jakarta, Yogyakarta, dan Medan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pemerintah berkomitmen membangun jaringan pita lebar secara luas dan merata. Pengerjaan infrastruktur tersebut, saat ini, dilakukan oleh Telkom melalui pembangunan pita lebar. Hingga kini, baru 3,1 juta rumah terkoneksi.

Lebih jauh, katanya, pemerintah akan fokus pada penyediaan infrastruktur pita lebar bergerak 4G LTE bersama operator di luar Telkom.

Hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa penetrasi internet Indonesia didominasi oleh wilayah di kawasan barat.

Ketua Umum APJII Semuel Abrijani Pangerapan menyebut masalah infrastruktur di Indonesia timur layaknya ayam dan telur. Sebab, operator keberatan membangun karena rendahnya permintaan, sementara masyarakat yang belum pernah menikmati layanan tentu saja tidak memiliki kebutuhan akan internet. (MED/ELD/BEN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 April 2015, di halaman 17 dengan judul “Upaya Perbaikan Layanan Data”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB