Wapres: Perguruan Tinggi Harus Galakkan Riset

- Editor

Minggu, 8 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semua perguruan tinggi di Indonesia menggalakkan aktivitas riset untuk mengejar perkembangan teknologi yang kian cepat. Tanpa riset yang memadai, perguruan tinggi di Indonesia akan ketinggalan zaman dan kalah bersaing dengan universitas di negara-negara lain.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menandatangani prasasti peresmian Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (7/3). Salah satu program unggulan di Pascasarjana UMY adalah JK School of Government.Kompas/Haris FirdausWakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menandatangani prasasti peresmian Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (7/3). Salah satu program unggulan di Pascasarjana UMY adalah JK School of Government.

Demikian dikatakan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat meresmikan Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (7/3). Hadir dalam acara itu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan sejumlah tokoh Muhammadiyah.

Kalla mengatakan, pendidikan merupakan kunci mencapai kemajuan sehingga perguruan tinggi memiliki tugas penting dalam memajukan bangsa. Namun, perguruan tinggi tidak boleh merasa cepat berpuas diri dengan hasil yang telah dicapai. Para pengelola perguruan tinggi perlu melihat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perkembangan ilmu saat ini tidak lagi butuh waktu puluhan tahun, tetapi hanya butuh tahunan atau bahkan bulanan. Lihat saja teknologi telepon genggam yang berkembang sangat cepat,” kata Kalla.

Oleh karena itu, dia menambahkan, perguruan tinggi harus menggalakkan riset agar bisa mengejar perkembangan ilmu dan teknologi. “Tanpa riset, perguruan tinggi hanya akan menjadi pengecer ilmu, bukan pembuat ilmu itu sendiri,” ucapnya.

Kalla juga menyampaikan, perguruan tinggi harus memiliki orientasi yang berbeda dengan museum. “Museum selalu melihat ke belakang, sementara perguruan tinggi harus melihat ke depan. Kalau universitas tidak memandang ke depan, apa bedanya dengan museum?” katanya.

Pemerintahan saat ini, lanjut Kalla, sangat mendukung pengembangan riset di perguruan tinggi agar universitas bisa melahirkan inovasi teknologi yang berguna. Dukungan itu, antara lain, diwujudkan dalam penggabungan bidang pendidikan tinggi dan riset ke dalam Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

JK School of Government
Sementara itu, Rektor UMY Bambang Cipto mengatakan, salah satu program unggulan Pascasarjana UMY adalah program JK School of Government. Program yang berdiri sejak tahun 2011 itu merupakan program pengayaan bagi mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan UMY. “Program ini sepenuhnya didukung oleh Bapak Jusuf Kalla (JK),” ujarnya.

Bambang menambahkan, JK School of Government berisi berbagai kegiatan akademik yang bisa menunjang penambahan ilmu bagi mahasiswa pascasarjana. Beberapa kegiatan itu adalah penelitian, kuliah dengan menghadirkan tokoh-tokoh publik, dan beasiswa.

“Para mahasiswa yang mengikuti program di JK School of Government diharapkan bisa memahami ilmu pemerintahan secara lebih baik,” ujarnya.

Haris Firdaus dan Sonya Hellen Sinombor
Sumber: Kompas Siang; Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB