Aktivitas vulkanik Gunung Raung di perbatasan Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, Jawa Timur, masih fluktuatif. Erupsi kecil diiringi embusan asap dan gempa tremor juga terdeteksi.
Hingga Kamis (19/2), warga di sekitar lereng Raung masih mendengar suara gemuruh. Pos pemantau gunung api juga menerima laporan ada hujan abu tipis di Kecamatan Sumberjambe, Jember, akhir Januari lalu.
”Tremor masih terdeteksi. Kepulan asap putih setinggi 100 meter mengarah ke barat-utara atau Jember-Bondowoso,” kata petugas pengamat Gunung Api Raung Balok Supriadi, kemarin.
Meski demikian, Raung masih berstatus Waspada. Aktivitas gunung belum meningkat tajam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama ini, aktivitas Raung dipantau dengan alat dan pengamatan visual. Lima alat yang dipasang terdiri dari seismograf di empat titik penjuru dan alat tiltmeter yang mendeteksi deformasi gunung. Namun, sejak 1 Februari 2015, tiltmeter rusak tersambar petir.
Demi memantau aktivitas Raung lebih detail, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi diterjunkan ke lapangan, Selasa lalu. Tim akan meneliti detail aktivitas Raung.
Meski ada tanda-tanda aktif, warga sekitar tak khawatir. Mereka beraktivitas seperti biasa, seperti memanen cengkeh, mengikat selada, dan mencari rumput.
Asiati (50), warga Dusun Krajan, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mengatakan, warga terbiasa mendengar dentuman dari puncak Raung sejak 2012. Suara itu masih terdengar, tetapi tidak sesering dua tahun lalu.
”Dulu, awal-awal Raung meletus, kami takut, tak bisa tidur, bahkan bersiap-siap mengungsi. Kini tidak lagi,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Kusiyadi mengatakan, pihaknya terus memonitor Raung. Jika diperlukan, BPBD akan membangun posko darurat. (NIT)
Sumber: Kompas, 20 Februari 2015
Posted from WordPress for Android