Pola Ketidakteraturan Otak Ditemukan

- Editor

Rabu, 11 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim riset dari C-Tech Laboratories di Tangerang, Banten, berhasil mengungkap adanya ketidakteraturan sinyal kelistrikan dalam otak manusia. Penelitian itu menggunakan alat electrical capacitance volume tomography.


Berdasarkan pola ketidakteraturan itu, yang ditunjukkan gelombang naik turun, terungkap saat manusia tertidur, tingkat ketidakteraturan sinyalnya amat tinggi tetapi intensitasnya lemah. Sebaliknya, saat orang berpikir, tingkat ketidakteraturan sinyal rendah tetapi intensitas kuat.

”Itu karena otak manusia fokus pada suatu hal,” kata ketua tim riset dari C-Tech Laboratories, Warsito Purwo Taruno, yang juga penemu electrical capacitance volume tomography (ECVT), Senin (9/2), saat dihubungi dari Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tomografi yang diciptakannya tahun 2003 di Ohio University itu menampilkan citra tiga dimensi secara dinamis. Kunci inovasi itu ialah algoritma yang menerjemahkan sinyal sensor jadi citra pada komputer. Untuk menghasilkan citra real time atau waktu seketika, dibuat alat sensor dan sistem elektrode pemancar pulsa gelombang listrik statis.

Dalam riset sebelumnya yang dipublikasi pada 2013 di San Francisco, tim riset C-Tech Labs melaporkan sinyal otak kian kuat saat manusia beraktivitas otak secara intensif. ”Hasil riset baru itu menunjukkan, aktivitas otak makin tinggi berkorelasi dengan tingkat keteraturan tinggi dalam otak,” kata Warsito yang juga Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia.

Riset untuk melihat ketakteraturan otak manusia dilakukan selama enam bulan sejak Juni 2014. Riset itu melibatkan Hiroki Okada yang melaksanakan program riset S-2 dari Departemen Fisika dan Matematika Terapan Universitas Kyoto, Jepang.

”Saya meneliti cara menganalisis pola chaos (ketakteraturan) sinyal ECVT. Kami mendapat pola chaos dari sinyal ECVT sama dengan langkah yang digunakan bagi sinyal NIRS (near infrared spectroscopy),” kata Okada yang meneliti di laboratorium pemindaian otak C-Tech Labs.

Menurut Warsito, NIRS hanya bisa melihat aktivitas di permukaan otak, sedangkan ECVT dapat mendeteksi hingga ke dalam otak. Pada ECVT, alat pemindai ditempatkan pada 30.000 titik sehingga menampilkan citra empat dimensi. Lalu data itu diolah dengan superkomputer untuk mendapat hasilnya.

Komputasi chaos dikembangkan di Jepang, di antaranya untuk menganalisis informasi sinyal berintensitas amat lemah dalam noise. Fungsi lain adalah memprediksi data amat fluktuatif seperti harga saham. (YUN)

Sumber: Kompas, 11 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB