Penyediaan pakan ikan belum memperhatikan kebutuhan di setiap sentra budidaya perikanan. Untuk itu, perlu sistem pengolahan dan penyimpanan bahan baku pakan yang dikelola Bulog agar produksi ikan seimbang dengan kebutuhan yang ada.
”Itu penting,” kata pakar teknologi pakan dan nutrisi ikan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Mas Tri Djoko Sunarno, Rabu (4/2). Itu disampaikan saat berkunjung ke pabrik pakan mandiri ”Mutiara Tani Kampar” di Desa Sawah Baru, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, Riau.
Untuk meningkatkan mutu pakan ikan, pabrik pakan mandiri di Kecamatan Kampar Timur memiliki tungku berkapasitas besar atau beberapa ton untuk pengeringan tepung ikan, bekatul, dan bahan baku lain. Jadi, daya tahan pakan naik tiga kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Perikanan Kampar Usman Amin menjelaskan, Kabupaten Kampar akan menyediakan badan penyangga untuk menjaga kestabilan harga. ”Ketersediaan pakan ikan patin perlu dijaga untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Kini, ikan patin dari Kampar diekspor ke Nigeria,” ujarnya.
Di Kampar, 21 kecamatan menjadi pusat produksi ikan seperti nila, lele, dan patin. Sekitar 60 persen budidaya ikan di Riau berasal dari Kampar. Total pembudidaya 5.242 keluarga dan produksi total per tahun 23.241 ton.
Teknologi pakan perlu dikembangkan untuk membuat formula pakan ikan jenis karnivora dan omnivora. Untuk jenis karnivora seperti patin, komposisi formula pakan didominasi sumber hewani seperti tepung ikan rucah. Untuk omnivora, pakan mengandung sumber hayati. (YUN)
Sumber: Kompas, 6 Februari 2015
Posted from WordPress for Android