Satelit Pertanian Disiapkan

- Editor

Jumat, 6 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Data-data yang Dibutuhkan, Nantinya Tidak Perlu Beli Lagi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor sedang menyelesaikan pembuatan satelit penginderaan jarak jauh bidang pertanian. Lewat satelit itu, Indonesia bisa memperoleh data citra tanaman padi secara mandiri. Peluncuran satelit dijadwalkan tahun 2016 dari India.


Satelit itu dinamakan Lisat (Lapan-IPB Satellite) atau Lapan 03. ”Sesuai jadwal, tahun ini, Lisat dalam tahapan perakitan, integrasi, dan pengujian,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Kamis (5/2), di sela Pertemuan Ilmiah Nasional dan Kongres Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (Mapin) di Bogor, Jawa Barat.

lisatTurut hadir, antara lain Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama IPB Anas M Fauzi, Ketua Umum Mapin Dewayany Sutrisno, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Nurwadjedi, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi Muhamad Sadly, dan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Djamaluddin menyebutkan, bobot satelit Lisat sekitar 100 kilogram dengan sensor-sensor yang difokuskan memotret citra lahan sawah serta kondisi padi di Indonesia. Fokus itu sesuai misi yang dirumuskan saat awal bekerja sama dengan IPB pada 2009, yakni mewujudkan ketahanan pangan.

Anas M Fauzi mengatakan, untuk pemanfaatan satelit, pihak IPB merancang program yang menerjemahkan citra satelit menjadi data-data terkait pertanian, terutama umur padi. ”Rumus pembacaan citra lewat simulasi-simulasi, setelah mahasiswa kami memantau langsung umur padi di lapangan dan mencocokkan dengan data citra satelit yang didapatkan,” tuturnya.

Pemanfaatan
Nantinya, lewat citra Lisat, para pengguna bisa mengetahui umur padi di sawah-sawah di daerah tertentu. Itu penting, antara lain mengetahui daerah mana yang masuk masa tanam sehingga pupuk bisa didistribusikan ke daerah terpetakan. Di sisi lain, informasi kondisi sawah juga bisa meningkatkan komunikasi antardaerah lumbung padi. Jika suatu daerah kekurangan beras, bisa dipasok daerah lain.

Sekretaris Jenderal Mapin Alinda M Zain mengatakan, data-data semacam itu sesungguhnya tersedia bagi Indonesia. Namun, selama ini masih membeli dari negara-negara pemilik satelit. Keberadaan Lisat akan mendorong kemandirian penyediaan data pertanian. ”Data-data yang diperoleh pun bisa dimanfaatkan gratis oleh seluruh peneliti,” katanya.

Secara terpisah, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Suhermanto menuturkan, Lisat akan diluncurkan dari India menumpang roket Indian Space Research Organisation (ISRO). Peluncuran dijadwalkan pertengahan tahun 2016, tetapi Lapan akan menegosiasi agar bisa mendapatkan jadwal akhir tahun 2015.

Ia menjelaskan, Lisat mulai dirancang tahun 2011. Pembuatannya membutuhkan biaya sekitar Rp 50 miliar. Satelit ini memiliki resolusi spasial 18 meter dengan empat kanal (band).

Saat ini, para ilmuwan dalam negeri di Lapan masih fokus menyatukan berbagai komponen menjadi satu satelit. Setelah itu, satelit harus menjalani tes getaran dan tes kesesuaian elektromagnetik (electromagnetic compatibility/EMC), kemudian baru bisa dikirimkan ke India untuk persiapan peluncuran. (JOG)

Sumber: Kompas, 6 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB