Mobil Berbahan Bakar Lemon

- Editor

Rabu, 20 Oktober 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggerak kendaraan bisa bermacam jenis. Mulai dari bahan bakar minyak, gas, hingga biofuel. Yang terakhir ini pun beragam, mulai dari minyak jagung, hingga—yang tak terduga—sari lemon! Memakai reaksi kimia, sebuah prototipe mobil telah dirancang untuk menggunakan bahan bakar sari lemon.

Prototipe mobil berbahan bakar penggerak sari lemon dibuat tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, untuk Taiwan 2010 Chemical Engineering Car (Chem-E Car) Competition di Taipei, Taiwan, 7 Oktober 2010. Syarat lomba adalah penggunaan bahan bakar ramah lingkungan serta penggerak dan kendali dengan memanfaatkan reaksi kimia.

Empat mahasiswa Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS, yaitu Hardiyanto, Donny, Yeremia, dan Rizka, memanfaatkan bahan bakar sari lemon yang direaksikan dengan asam sulfat (HSO) untuk menggerakkan prototipe mobil yang dinamai SpeKtronics.

Dengan anode dan katode berupa lempengan seng (Zn) dan tembaga (Cu) serta penambahan bahan kimia yang menguatkan arus sampai sejuta kali, terjadi reaksi elektrolit. Zn akan teroksidasi, sedangkan Cu yang berasal dari garam elektrolit tereduksi. Perpindahan elektron pada reaksi ini menghasilkan arus listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari reaksi elektrolit ini dihasilkan tegangan 1,1 Volt dengan arus 1 Ampere. Untuk menggerakkan prototipe mobil, digunakan sembilan sel yang masing-masing bervolume 50 mililiter (ml).

Dari sembilan sel ini, tiga dipasang paralel dan sisanya dipasang secara seri. Dari kesembilan sel ini yang masing-masing diisi sekitar 20 ml sari lemon, kata ketua tim SpeKtronics Hardiyanto Dwi Putra Wijaya, dihasilkan listrik setara dua baterai AAA dengan tegangan 3 Volt dan 3 Ampere atau berdaya total 9 Watt. Dari daya ini, mobil bisa maju 32 meter dalam 2 menit.

Untuk kendali penghentian mobil, digunakan oksidasi aluminium (Al). Menurut dosen pembimbing tim, Hamzah Fansuri, yang juga pengajar Jurusan Kimia Fakultas MIPA ITS, kendali ini dibuat dari logam Al yang direndam larutan asam sulfat sehingga terbentuk garam. Ketika garam Al(SO) terbentuk, arus tidak mengalir dan mobil terhenti.

Masalah berapa banyak larutan dan konsentrasi serta logam yang digunakan, menurut Kepala Laboratorium Studi Energi dan Rekayasa ITS ini, harus disesuaikan dengan jarak yang ditentukan dalam lomba.

Dalam lomba, SpeKtronics harus melintasi 15 meter dengan beban 300 ml air dan 25 meter dengan beban 400 ml air. SpeKtronics sesungguhnya berfungsi, tetapi selama ini percobaan dilakukan di lintasan berupa lantai tegel. Hal serupa biasa terjadi di perlombaan serupa di negara lain.

Karpet yang berdaya gesek lebih tinggi membuat semua perhitungan buyar. Pada lintasan 25 meter, SpeKtronics tetap melaju, tetapi berhenti pada jarak 28 meter.

Karena itu, pada sesi unjuk kerja, SpeKtronics belum mendapatkan penghargaan. Pemenang pertama sampai kelima diborong tim-tim asal Taiwan. Peserta asal sembilan negara lain, seperti Singapura, India, Malaysia, Arab Saudi, dan China, pun tersisih.

Justru pada poster session, tim SpeKtronics menjadi pemenang ketiga. Bahkan, untuk desain, prototipe ini menjadi yang terbaik (Best Design).

”Mungkin kami dinilai baik pada inovasi penggunaan sari lemon. Data yang kami siapkan dalam poster juga lengkap,” ujar Hardiyanto.

Untuk desain, SpeKtronics dikerjakan mahasiswa Jurusan Desain Produk Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, Arditya Wicaktama. Menurut Arditya, bagian depan mobil berbentuk seperti daun, sedangkan bagian belakangnya diberi rongga untuk wadah beban air. Di tepi mobil terdapat semacam undakan ruas daun.

Tubuh mobil ini dibuat dari resin dengan rangka dari perban yang dipotong-potong. ”Biasanya digunakan resin dan fiberglass, tapi terlalu berat untuk SpeKtronics. Lagi pula perban membuat bahan lebih mudah dibentuk. Proses pembuatannya berkisar satu bulan karena dilakukan dengan menyesuaikan pembuatan chassis,” ujarnya.

SpeKtronics dibuat dengan biaya di bawah Rp 1 juta atau sekitar 100 dollar AS. Biaya produksi memang menjadi salah satu kriteria. Harga tertinggi sebuah prototipe yang dibuat yaitu 2.000 dollar AS. Namun, para mahasiswa Indonesia mampu membuat dengan harga yang sangat minim.

Keikutsertaan ini adalah pertama kalinya untuk Indonesia dalam lomba mobil prototipe berpenggerak reaksi kimia. Karena itu, Hardiyanto berharap SpeKtronics bisa menjadi pionir. Apalagi undangan untuk berlomba di Chem-E Car di Malaysia, Maret-April 2011, sudah di tangan. Ketua Jurusan Teknik Kimia ITS Prof Tri Widjaja berharap, selanjutnya ada kompetisi serupa untuk menyeleksi tim-tim asal Indonesia yang akan maju ke ajang serupa.

Kalau sekarang dengan sari lemon, mungkin nanti bisa menggunakan cuka, legen (air nira), atau bahan lain yang ramah lingkungan dan terdapat berlimpah di Indonesia. [Nina Susilo]

Sumber: Kompas, Rabu, 20 Oktober 2010 | 05:03 WIB

Keteranagn foto: Tim Spektronics mahasiswa ITS, Surabaya, mencoba mobil SpekTronics yang akan diikutsertakan dalam Taiwan 2010 Chemical Engineering Car Competition. Percobaan dilakukan di rekltorat ITS, Surabaya, Jawa Timur Kamis, 30 September 2010. SpekTronics akhirnya mendapatkan penghargaan untuk desain.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB