Biodigester untuk Mengolah Sampah

- Editor

Kamis, 8 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, akan menggunakan biodigester untuk mengolah sampah organik. Penerapan teknologi itu melibatkan Pemerintah Kota Kawasaki, salah satu pelopor kota ramah lingkungan di Jepang.


Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengemukakan hal itu, Rabu (7/1), seusai bertemu perwakilan kota Kawasaki di Pendapa Kota Bandung. Pertemuan kedua itu membahas rencana kerja sama penerapan teknologi biodigester sampah dan efisiensi energi untuk gedung dan penerangan jalan di Bandung.

Saat ini produksi sampah yang dihasilkan 2,4 juta orang di Kota Bandung 15.000-16.000 ton per hari. Sekitar 50 persen dari volume total sampah itu adalah sampah organik yang berpotensi diolah biodigester menjadi sumber bahan bakar kompor hingga listrik. Biodigester adalah alat pengurai sampah dan limbah organik dengan fermentasi kedap udara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kota Bandung masih menghadapi masalah sampah. Bahkan, pada 2006, ibu kota Jabar itu lekat dengan julukan Bandung Lautan Sampah. Di berbagai tempat, sampah tak terangkut akibat minimnya tempat pembuangan sampah akhir.

Kamil mengatakan, penerapan teknologi biodigester akan jadi terobosan besar. Sebelumnya, hasil pemanfaatan biodigester di Kota Bandung untuk menyalakan kompor. Dengan biodigester baru, energi akan lebih besar sehingga bisa membangkitkan listrik. Dari target 30 kecamatan, biodigester akan dipasang di empat kecamatan di Bandung. ”Kami akan tetapkan kawasan mana yang dapat alat itu,” ujarnya.

Teknologi itu, ujar Kamil, melengkapi pendekatan kultural lewat gerakan pungut sampah dan aturan pelarangan membuang sampah yang lebih dulu diterapkan di Bandung. Jika ketiganya bisa dilakukan dengan baik, pengurangan sampah akan lebih mudah dicapai. ”Apabila semua persiapan rampung, pembangunan biodigester akan dilakukan Mei 2015,” katanya.

Ridwan-Kamil-bersama-Oded-M.-Daniel-Menunjukan-BiodigesterTenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung, Widyarini Weningtyas, mengatakan, kerja sama itu masih tahap studi kelayakan. Jika berjalan baik, nota kesepahaman akan ditandatangani sebelum semua program dilaksanakan tahun ini. Program itu memakai skema kredit bersama atau JCM yang akan didanai Pemerintah Jepang dan Pemerintah Kota Bandung.

”Kawasaki adalah kota yang memiliki biodigester skala besar di Jepang. Hal serupa dilakukan di Vietnam,” katanya. (CHE)

Sumber: Kompas, 8 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 39 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB