Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menyiapkan teknologi penginderaan jarak jauh pendeteksi lokasi ikan untuk mendukung kemajuan kemaritiman Indonesia. Selain itu, Lapan juga bersiap meluncurkan satelit Lapan 02 yang dilengkapi sistem informasi otomatis.
Sistem informasi otomatis (AIS) adalah alat penyedia informasi satu kapal ke kapal lain atau kepada otoritas pantai suatu negara secara otomatis. ”Teknologi itu memungkinkan pemantauan ribuan kapal di laut Indonesia sehingga bisa mencegah penangkapan ikan ilegal,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Kamis (27/11), seusai peringatan HUT Ke-51 Lapan di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Rumpin, Bogor.
Teknologi penginderaan jarak jauh yang menggunakan satelit juga dapat memantau dan mendeteksi area-area yang berpotensi sebagai tempat ikan berkumpul. ”Teknologi siap. Kami sedang berusaha bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan (Susi Pudjiastuti) dan Menteri Koordinator Kemaritiman (Indroyono Soesilo),” tutur Djamaluddin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Rika Andiarti, teknologi AIS pada Lapan 02 akan membuat pemantauan lebih luas. ”Biasanya, pemantauan menggunakan radar pantai atau kapal patroli. Jangkauannya hanya 50-60 kilometer dari pantai,” katanya.
Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Suhermanto menjelaskan, cara kerja AIS seperti penerima radio sehingga penerimaan sinyal dapat terhalang horizon (langit bawah yang berbatasan dengan laut) jika ketinggian kurang. Oleh karena itu, pemasangan AIS pada Lapan 02 memungkinkan penerimaan sinyal bebas halangan.
Data lengkap
Suhermanto menuturkan, teknologi itu diimpor Indonesia dari Norwegia, yang lebih dulu meluncurkan satelit dengan AIS, yakni AISSat. Performa AIS pada Lapan 02 akan sama dengan yang ada di AISSat, tetapi akan mengirimkan data lebih lengkap bagi Indonesia.
”Orbit Lapan 02 diatur mengikuti ekuatorial dengan penyimpangan lebih kurang delapan derajat,” ujarnya. Lapan 02 akan melintasi Indonesia 14 kali per hari. Jika menggunakan satelit yang dipakai negara lain, satelit hanya melintas empat kali sehari mengingat arah orbit yang dari utara ke selatan.
Rika menambahkan, sekali melintasi wilayah Indonesia, Lapan 02 akan mengirim data pada stasiun di darat selama 20 menit. Ada tiga stasiun darat yang dirancang menerima data dari Lapan 02, yakni stasiun di Rumpin dan Rancabungur (Jawa Barat) serta Biak (Papua Barat).
Menurut Suhermanto, Lapan 02 sebenarnya telah siap pada tahun 2012. Namun, karena Lapan 02 hanya menumpang pada roket milik Organisasi Riset Antariksa India (ISRO), Indonesia tak bisa menentukan waktu peluncuran satelit. Indonesia masih menunggu satelit utama yang dibawa roket ISRO siap, yang dijanjikan sekitar Juni-Agustus 2015. (JOG)
Sumber: Kompas, 28 November 2014