Internet Kurangi Kesenjangan

- Editor

Kamis, 16 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengungkit Pertumbuhan
Pembangunan akses internet berkecepatan tinggi mesti memberikan kontribusi pada penurunan kesenjangan ekonomi antarkelompok dan antarwilayah. Dalam tiga tahun terakhir, kesenjangan ekonomi mencapai kondisi terparah sejak Indonesia merdeka.

”Satu yang belum menjadi perhatian, dengan pita lebar bisa sekaligus mengurangi kesenjangan. Kita sudah tahu bahwa pita lebar bisa menciptakan berbagai peluang dan menciptakan ekonomi kreatif. Namun, mohon dalam implementasinya hal ini sekaligus bisa mengurangi kesenjangan,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana dalam sambutannya, Rabu (15/10), di Jakarta.

Armida memberikan sambutan dalam peluncuran Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) 2014-2019. Hal ini dilakukan sebulan setelah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembangunan akses internet berkecepatan tinggi atau pita lebar, menurut Armida, bisa memperparah kesenjangan ekonomi. Hal itu karena masyarakat yang memiliki akses internet masih sangat terbatas.

Namun, internet juga berpotensi mengurangi kesenjangan. Karena itu, Armida mengingatkan agar RPI 2014-2019 didesain sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi kesenjangan antarkelompok sosial-ekonomi dan kesenjangan antarwilayah.

”Kalau tidak didesain, bisa jadi memperlebar kesenjangan karena yang bisa memanfaatkan pita lebar masih terbatas. Jadi, saya ingin titipkan ini agar pita lebar justru bisa mengurangi kesenjangan,” kata Armida.

Menurut Armida, caranya dengan pembangunan akses internet berkecepatan tinggi yang dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Pendidikan itu terutama untuk usia dini hingga SMA.

Menyinggung perubahan rezim per 20 Oktober, Armida berharap agar RPI bisa dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang definitif. RPJMN 2014-2019 yang telah selesai dibuat Bappenas bersifat teknokratis. Dengan demikian, dokumen itu akan dievaluasi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla guna memasukkan visi-misi presiden dan wakil presiden terpilih.

Pada kesempatan sama, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan, pemanfaatan akses internet berkecepatan tinggi akan mendorong efisiensi dan mengungkit pertumbuhan ekonomi. Kontribusinya bisa di berbagai bidang. (LAS)

Sumber: Kompas, 16 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB