Makanan berdaging biasanya menjadi salah satu menu utama yang disajikan saat hari raya Idul Adha. Padahal, makanan berdaging bisa memicu kenaikan kadar kolesterol. Meski demikian, mereka yang hidup dengan diabetes tetap bisa mengonsumsi daging dalam porsi terukur diimbangi olahraga dan pola makan sehat.
Em Yunir, Kepala Divisi Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, memaparkan hal itu dalam seminar ”Menikmati Makanan Berdaging bagi Diabetesi Saat Idul Adha”, Rabu (24/9), di Jakarta.
”Salah satu pencegahan kolesterol naik adalah modifikasi gaya hidup. Contohnya, konsumsi daging dibatasi hanya 1,5 porsi atau 150 gram,” kata Yunir. Saat makan daging, penderita diabetes disarankan memilih daging dengan kandungan lemak sedikit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengolahan daging pun perlu diperhatikan. Daging yang dibakar lebih baik daripada digoreng. Sebab, dengan metode bakar atau panggang, minyak di daging terlepas. Dengan metode goreng, minyak terserap daging dan menambah kadar kolesterol. ”Jika ingin makan daging porsi lebih banyak, perlu diimbangi penambahan durasi olahraga,” ujarnya.
Chef of Chezlely Culinary School Pasya Hardiman mengatakan, cara mengolah makanan berdaging adalah membuang kaldu daging atau air rebusan pertama. ”Dalam kaldu, kandungan lemak tinggi,” ujar Pasya.
Penyandang diabetes rentan terkena kolesterol tinggi karena diabetes menimbulkan gangguan metabolisme enzim yang memecah kolesterol. Adapun kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) tidak bisa mengikat kolesterol jahat. ”Akibatnya, kolesterol jahat (LDL) yang seharusnya dibuang justru menumpuk dalam tubuh,” kata Yunir.
Hal itu termasuk sindrom metabolik, kumpulan gangguan metabolisme pada penyandang diabetes. Ciri-cirinya antara lain perut buncit dan kadar gula darah tinggi. (A01)
Sumber: Kompas, 26 September 2014