Kebijakan Riset; Jokowi: Anggaran Riset Akan Ditambah

- Editor

Rabu, 17 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan akan berupaya menaikkan dana riset dari jumlah saat ini yang sekitar Rp 10 triliun. Meskipun masih jauh dari besaran ideal 1 persen dari pendapatan domestik bruto, yang setara Rp 80 triliun, niat itu diapresiasi.

”Saya usahakan dana penelitian dilipatkan dalam lima tahun mendatang,” kata Joko Widodo pada kuliah umum di tengah seminar ”Menyambut Penguatan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Kebijakan Pemerintah dan Pembangunan Nasional” yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta, Selasa (16/9). Kuliah umum juga diisi dialog dengan Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim.

Jokowi menegaskan, kegiatan riset yang menghasilkan produk berarti butuh besaran anggaran memadai. ”Tak ada negara yang maju tanpa lembaga riset yang baik. Riset itu terutama di bidang pangan, energi, dan otomotif,” ujar Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Anggaran besar harus diikuti keluaran yang bermanfaat. Di Indonesia, riset beberapa tahun terakhir dinilai tidak terintegrasi. Anggaran riset tersebar di beberapa kementerian dan LPNK Ristek, tetapi tidak fokus. Tiap kementerian riset sendiri untuk keperluan internal dan parsial, tidak terkait kepentingan makro.

Jokowi mengambil contoh bidang otomotif. Mobil SMK yang pengembangannya dibantu LIPI beberapa tahun lalu saat ini tidak terdengar kabarnya pasca uji emisi di BPPT.
Prioritas riset

Secara khusus, Jokowi berharap lima tahun ke depan tercapai kemajuan di sektor prioritas, antara lain pertanian. Panen padi yang saat ini 6 ton per hektar, misalnya, dapat ditingkatkan jadi 12 ton per hektar. Untuk itu, harus ada varietas padi khusus.

Penggarapan lahan pertanian juga perlu introduksi teknologi. Membajak lahan sawah yang selama ini menggunakan sapi dan kerbau perlu ditingkatkan dengan traktor dan alat pasca panen lainnya. Petani juga perlu pendampingan dan pengawalan.

Jokowi juga menargetkan swasembada beras dan gula tercapai dalam tiga tahun mendatang. Itu, kata dia, tugas lembaga penelitian untuk mengembangkan teknologi, yakni varietas unggul padi dengan hasil panen 8-12 ton per hektar.

Untuk menghasilkan produksi padi, tidak selalu dengan mencetak sawah baru. Bisa dengan meningkatkan waktu panen dengan mempercepat pertumbuhan padi. ”Dalam jangka pendek, lembaga riset hendaknya dapat berkonsentrasi membantu petani dan nelayan,” kata Jokowi.

Menanggapi itu, Lukman mengatakan, hasil riset sebenarnya memadai. Di bidang pertanian, lembaga riset mampu menghasilkan varietas padi yang menghasilkan 12 ton per hektar. Namun, hasilnya kurang tersosialisasikan atau dipakai industri.

Kondisi seperti itu yang mendasari penggabungan perguruan tinggi dan riset. Penggabungan urusan pendidikan tinggi dan riset teknologi dalam satu kementerian, kata Jokowi, karena pemerintahannya ingin riset terkait dengan pertanian, sosial, dan kemaritiman.

Hasilnya diaplikasikan dan dimanfaatkan bagi masyarakat, dunia usaha termasuk usaha mikro, dan petani. Intinya, hasil riset yang dapat dilihat sebagai kegiatan bermanfaat. (YUN)

Sumber: Kompas, 17 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB