Sains dan Teknik Belum Menonjol

- Editor

Jumat, 30 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemilihan Program Studi Masih Ikuti Tren
Minat lulusan SMA/MA/SMK untuk mendaftar di perguruan tinggi bidang sains dan teknik, yang sebenarnya dibutuhkan bangsa, belum menonjol. Pemilihan program studi oleh calon mahasiswa masih mengikuti tren pasar.

Pemilihan program studi calon mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dari tahun ke tahun tak banyak berubah. Program studi bidang Sains, Teknik, dan Pertanian tidak masuk dalam pilihan program studi favorit.

Ada 10 besar program studi di PTN dengan peminat tertinggi. Secara berurutan, program studi itu ialah Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika/Ilmu Komputer/Teknologi Informasi/Sistem Informasi, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Berikutnya ialah hukum/ilmu Hukum, Pendidikan Dokter, Psikologi/Ilmu Psikologi, Ilmu Komunikasi, Farmasi, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1216_20131007152409Infopreneur seputar jurusan kuliah dan peta karier, Ina Liem, mengatakan, perguruan tinggi pun lebih banyak menawarkan program studi dengan permintaan pasar tinggi. Padahal, perguruan tinggi juga punya peran untuk mendukung negara dan industri dalam menyiapkan ahli yang dibutuhkan.

”Perguruan tinggi mesti giat berpromosi tentang prospek- prospek karier setiap program studi. Banyak calon mahasiswa memilih program studi favorit karena ikut-ikutan. Mereka kurang informasi dan salah persepsi tentang masa depan karier dari program studi tertentu yang tidak diminati, padahal dibutuhkan,” ujar Ina, di Jakarta, Rabu (28/5).

Kurang sarjana teknik
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Djoko Santoso, mengatakan, upaya peningkatan mahasiswa di bidang sains, teknik, dan pertanian memang menjadi perhatian pemerintah. Namun, ketiga bidang itu sering kali dipersepsi sulit. Calon mahasiswa pun lebih memilih bertarung di perguruan tinggi favorit atau unggulan.

”Tantangan kita ialah meningkatkan kualitas semua perguruan tinggi negeri. Pemerintah dan perguruan tinggi negeri harus bekerja keras meningkatkan mutu. Dosen, infrastruktur, dan lingkungan akademik yang baik harus disiapkan,” ujar Djoko. Ketika semua perguruan tinggi negeri bermutu, kata Djoko, kuliah di mana pun akan menarik buat lulusan SMA/SMK/MA.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tri Yogi Yuwono mengatakan, perlu keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan program studi teknik demi kebutuhan tenaga terampil Indonesia. Negara ini hanya menghasilkan 164 sarjana teknik per 1 juta penduduk.

Padahal, negara tetangga, seperti Malaysia, menghasilkan 300 sarjana teknik per satu juta penduduk. Sementara Korea Selatan menghasilkan 800 sarjana teknik per 1 juta penduduk.

Idealnya, Indonesia bisa menghasilkan 600 sarjana teknik per 1 juta penduduk. ”Jika upaya meningkatkan program studi Teknik di perguruan tinggi biasa-biasa saja, tanpa ada terobosan, kita akan kekurangan tenaga ahli di bidang teknik.

”Untuk kebutuhan dalam negeri saja kurang, bagaimana bisa melirik pasar luar negeri di era pasar bebas yang sudah di depan mata,” kata Tri.

Siap-siap SMBPTN
Para murid yang belum mendapat tempat di perguruan tinggi negeri mulai bersiap-siap mengikuti ujian tertulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Ketua Panitia SNMPTN 2014 Ganjar Kurnia mengatakan, jumlah pendaftar melonjak drastis sejak pengumuman SNMPTN, Selasa (27/5).

Rata-rata murid yang mendaftar 10.000 orang per hari. ”Kami menargetkan jumlah pendaftar SBMPTN mencapai 800.000 hingga batas akhir pendaftaran, 6 Juni nanti,” kata Ganjar.

Meskipun pendaftaran SBMPTN dilakukan secara online, calon mahasiswa masih memilih datang ke kampus tujuan untuk mencari informasi. Selain mencari informasi, mereka juga datang untuk orientasi wilayah.

Di kampus Universitas Negeri Jakarta, Kamis (29/5), puluhan mobil terlihat berlalu lalang di sekitar area rektorat. Mobil-mobil itu ditumpangi calon mahasiswa dan keluarganya yang datang mencari informasi.

”Pendaftaran sebenarnya lewat online, tetapi saya mau cari tahu dulu jurusan-jurusan yang tersedia. Tidak semua informasi di online jelas, lebih mantap datang langsung ke kampusnya,” kata Della Dwi Yulianti (17), calon mahasiswa asal Bogor.

Para calon mahasiswa itu umumnya mencari informasi seputar verifikasi hasil SNMPTN dan pelaksanaan SBMPTN.
(ELN/A13)

Sumber: Kompas, 30 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB