Harimau Sumatera; Alih Fungsi Lahan Ancam Habitat

- Editor

Jumat, 16 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Populasi harimau sumatera yang berada di kawasan hutan gambut Senepis-Buluhala, di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai, Riau, diperkirakan hanya tersisa 21 sampai 42 ekor. Jika tak dilindungi, satwa liar itu terancam punah karena kawasan hutan yang jadi habitat harimau beralih fungsi jadi lahan perkebunan.

”Melihat kondisi harimau kian terdesak, kami dari kelompok pemerhati, pemerintah, dan warga, sepakat melindungi keberadaannya,” kata Rusmadia Kecang, Koordinator Greenpeace Riau, membacakan kesimpulan Lokakarya ”Strategi Bersama Pengelolaan Lanskap Ekosistem Hutan Rawa Senepis-Buluhala dan Perlindungan Harimau Sumatera”, Rabu (14/5), di Pekanbaru. Unsur yang terlibat dalam kesepakatan penyelamatan harimau, antara lain Greenpeace, WWF, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Unsur lain adalah Dinas Kehutanan Riau, perusahaan, dan masyarakat.

Aan Kasman, peneliti Jikalahari, menyatakan, Menteri Kehutanan pernah mengusulkan pembentukan kawasan lindung Senepis seluas 106.000 hektar pada 2006. Saat diusulkan, tutupan hutan masih 92.000 hektar, tetapi pada 2013 tutupan hutan tinggal 75.000 hektar. Wali Kota Dumai juga pernah mengusulkan perlindungan harimau di Buluhala seluas 60.000 hektar pada 2004. Tutupan hutan diusulkan 50.000 hektar. Karena tak ada tindak lanjut, tutupan hutan Buluhala kini hanya tersisa 12.000 hektar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada ekosistem Senepis, mantan Bupati Rokan Hilir, Annas Maamun, yang kini menjabat Gubernur Riau, justru membuka jalan di areal hutan untuk menghubungkan wilayah Rokan Hilir dengan Kota Dumai lewat pesisir pantai timur Sumatera. Menurut Afdhal dari WWF, Menhut menegur Annas agar menghentikan proyek jalan itu. (SAH)

Sumber: Kompas, 16 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB