Menelusuri Jejak Mobil Listrik di Indonesia: Dari Solar Car ITS hingga Arjuna EV UGM

- Editor

Rabu, 11 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mobil listrik hemat energi Genetro UEV6 Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, siap mengikuti kompetisi Shell Eco Marathon Asia 2019 di Malaysia, April mendatang. Rektor UMM Fauzan menempelkan stiker ke badan mobil, Senin (25/3/2019). (Doc Humas UMM)

Mobil listrik hemat energi Genetro UEV6 Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, siap mengikuti kompetisi Shell Eco Marathon Asia 2019 di Malaysia, April mendatang. Rektor UMM Fauzan menempelkan stiker ke badan mobil, Senin (25/3/2019). (Doc Humas UMM)

Di tengah pergeseran global menuju energi bersih, mobil listrik perlahan namun pasti mulai mengisi ruang transformasi industri otomotif Indonesia. Apa yang dulu dianggap impian futuristik, kini mulai mendapat tempat dalam agenda riset kampus dan kebijakan nasional. Indonesia, dengan bonus demografi dan potensi energi terbarukan, tidak tinggal diam. Di balik sorotan kendaraan listrik buatan luar negeri, ada kisah panjang perjuangan anak-anak bangsa merintis teknologi mobil listrik sejak lebih dari tiga dekade silam.

Awal Mula: Sebuah Eksperimen Mahasiswa

Jauh sebelum istilah EV (Electric Vehicle) menjadi tren global, pada tahun 1989, sekelompok mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memutuskan untuk menciptakan mobil bertenaga surya. Mereka menamakan mobil tersebut Widya Wahana, yang berarti “kendaraan ilmu”. Mobil generasi pertama ini meluncur dari Jakarta ke Surabaya menempuh jarak hampir 800 km, menjadi simbol awal eksplorasi mobil listrik Indonesia.

Inisiatif itu bukan sekadar proyek tugas akhir, tapi titik awal budaya riset kendaraan ramah lingkungan di kampus teknik terbaik di Indonesia. Dalam perjalanannya, proyek Widya Wahana berkembang hingga generasi kelima (Widya Wahana V), yang ikut serta dalam ajang internasional World Solar Challenge 2015 di Australia. Mobil ini menggunakan panel surya monokristalin dengan daya total 1.035 watt, motor BLDC 12 kW, serta baterai lithium-ion 15 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 700 km.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski belum berhasil menyelesaikan seluruh lintasan balap, Widya Wahana V membawa pulang pelajaran berharga: riset kendaraan masa depan bukan sekadar soal mesin, tapi juga efisiensi energi, desain aerodinamika, dan strategi distribusi daya.

Dari Tenaga Surya ke Formula EV: Lahirnya Arjuna UGM

Jika ITS menjelajah langit melalui tenaga matahari, Universitas Gadjah Mada (UGM) memilih jalur darat dengan pendekatan teknik sistemik. Tahun 2013, tim mahasiswa lintas fakultas membentuk Arjuna EV, sebuah inisiatif mobil listrik yang berorientasi pada performa dan rekayasa industri.

Mobil-mobil rakitan tim Arjuna telah melalui lima generasi, dengan peningkatan signifikan dari aspek baterai, sistem penggerak, hingga manajemen panas. Tidak hanya riset di laboratorium, Arjuna EV menjajal ketangguhannya di kancah internasional. Pada ajang Formula SAE Japan, mobil generasi AF-01 dan AF-02 dari Arjuna berhasil meraih penghargaan seperti Best Presentation for International Team dan Top 3 Business Presentation. Tak hanya tampil, Arjuna EV menjadi satu dari sedikit peserta ASEAN yang lolos uji inspeksi teknis penuh.

Lebih menarik lagi, pada tahun 2021, Arjuna memperkenalkan prototipe “DARUNA” yang menyabet Juara I dalam ajang PLN Innovation & Competition in Electricity (PLN ICE) untuk kategori desain dan prototipe EV. Di ajang FSEV India 2021, tim ini bahkan menyabet penghargaan Best Battery Design dan 3rd Best Team Management.

Riset Serius, Teknologi Mendalam

Apa yang membuat Arjuna dan Widya Wahana menonjol bukan hanya semangat mahasiswa, tapi juga ketekunan riset yang mendalam. Tim Arjuna mengembangkan Battery Management System (BMS), sistem pendinginan baterai berbasis cetak 3D, hingga kontroler IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) berkapasitas 150 kW. Mereka juga merancang sistem telemetri untuk memantau performa kendaraan secara real-time.

Sementara itu, tim Widya Wahana dari ITS memanfaatkan keunggulan Indonesia sebagai negara tropis untuk menguji efisiensi panel surya dalam berbagai kondisi geografis. Mereka juga memodelkan strategi distribusi energi menggunakan perangkat lunak simulasi, dan mengembangkan sistem monitoring daya berbasis mikrokontroler untuk meningkatkan efisiensi lintasan.

Infiltrasi Produk Luar dan Tantangan Inovasi Lokal

Di tengah geliat inovasi lokal, mobil listrik dari luar negeri seperti Hyundai Ioniq, Wuling Air EV, dan Tesla mulai membanjiri pasar Indonesia. Infiltrasi ini memiliki dua sisi: di satu sisi, konsumen mulai mengenal EV sebagai pilihan kendaraan; di sisi lain, ruang tumbuh bagi inovasi lokal menjadi semakin sempit jika tidak ada keberpihakan regulasi.

Indonesia memang telah menelurkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Namun, transfer teknologi dari luar negeri belum sepenuhnya menjangkau ranah pendidikan tinggi dan industri kecil. Proyek seperti Widya Wahana dan Arjuna EV bisa menjadi jembatan penting antara riset kampus dan industri nasional.

Universitas Lain dan Ekosistem Riset EV

Selain ITS dan UGM, sejumlah kampus lain juga mulai menekuni riset mobil listrik. Universitas Indonesia (UI) mengembangkan Makara EV untuk kompetisi hemat energi. Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Universitas Brawijaya (UB) aktif di ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE). Bahkan Politeknik dan SMK juga mulai membuat prototipe mobil listrik sederhana.

Kehadiran ekosistem kompetisi seperti KMHE, Kontes Mobil Listrik Indonesia (KMLI), dan FSEV India menjadi katalis penting untuk menguji langsung hasil riset dalam konteks nyata.

Arah Masa Depan: Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Widya Wahana dan Arjuna EV? Bahwa inovasi tidak lahir dari laboratorium canggih semata, tetapi dari kegigihan, ketekunan, dan kolaborasi multidisiplin. Mereka juga menunjukkan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar teori, tetapi juga ruang produksi teknologi masa depan.

Jika pemerintah mampu mengintegrasikan hasil riset kampus ini ke dalam ekosistem industri dan regulasi, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi produsen EV mandiri. Tidak hanya menjadi pasar bagi produk asing, tetapi rumah bagi kendaraan listrik karya anak negeri.

Penutup

Mobil listrik bukan sekadar pengganti mobil bensin. Ia adalah simbol peradaban baru: hemat energi, rendah emisi, dan lahir dari kolaborasi ilmu pengetahuan. Dari Widya Wahana ITS yang menari di bawah matahari, hingga Arjuna EV UGM yang melesat di sirkuit Jepang—kisah ini adalah milik kita bersama. Kini, giliran kita menjadikannya fondasi bagi masa depan transportasi Indonesia yang lebih hijau dan mandiri.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Subrahmanyan Chandrasekhar: Ilmuwan Astrofisika Penemu Batas Bintang
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:36 WIB

Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:40 WIB

Menelusuri Jejak Mobil Listrik di Indonesia: Dari Solar Car ITS hingga Arjuna EV UGM

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB