Dituduh Plagiat, Dosen FH Unpad Ini Membantah

- Editor

Kamis, 16 Mei 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran bergelar doktor dengan inisial I yang diduga melakukan penjiplakan dari tesis milik Helen Ryanata Nainggolan untuk dijadikan buku malah balik mempertanyakan maksud dan tujuan Helen memperpanjang masalah tersebut.

“Dari dulu sampai sekarang, Helen belum pernah menyampaikan, apa sih yang dituntut? Apa yang diinginkan? Kalau memang ada kerugian, akan saya ganti kerugiannya,” kata I saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (16/5/2013).

“Kalau saya harus menyampaikan di kata pengantarnya terima kasih untuk Helen, ya, akan saya lakukan. Kalau buku itu minta ditarik, akan saya penuhi,” tandas I.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, I menambahkan, dirinya pernah juga mengajak Helen untuk melakukan musyawarah. “Saya sendiri sudah pernah mengajak Helen agar masalah ini bisa diselesaikan secara musyawarah. Kalau dikatakan salah, saya terima saya salah,” tambahnya.

Ia pun secara tegas membantah jika dikatakan melakukan kegiatan plagiat untuk bukunya berjudul Cybernotary (Dalam Aktivitas Notaris di Indonesia). I menjelaskan, dalam pembuatan buku tersebut, dirinya sudah melalui sistematika dan etika penulisan yang benar. Kendati demikian, I memang mengakui perbuatannya mengutip secara telak, apa yang ditulis Helen dalam tesisnya.

“Mengenai adanya dugaan plagiat itu, saya tolak karena plagiat itu pada dasarnya adalah mengakui gagasan orang lain dengan cara mengutip pernyataan orang lain tanpa mencantumkan sumbernya. Dalam buku tersebut, saya memang mengutip secara bersamaan, tapi saya sudah sebutkan sumbernya di footnote. Dalam kata pengantar pun, saya sudah sebutkan dengan jujur dan tegas isi buku tersebut sebagian besar mengutip tesis dari Helen,” kata I.

aKyiSMEBsgI menyangkal yang dikutip olehnya itu adalah bab studi kepustakaan yang berisi kutipan-kutipan kembali dari beberapa tokoh pemikir terkait sejarah notaris dan tugas-tugas notaris.

“Namun, apa yang saya kutip dari tesis Helen bukanlah hasil pemikiran Helen. Yang saya kutip sengaja memunculkan nama besar orang-orang yang dikutip Helen,” bebernya.

“Jadi, mohon maaf Helen, jangan mengaku kalau itu pikiran kamu. Saya kutip hanya sebagian di bagian tinjauan pustaka,” tambahnya.

Lebih lanjut, dosen bergelar doktor dengan jabatan terakhir Sekretaris Bidang Akademik Kemahasiswaan Fakultas Hukum Unpad itu mempertanyakan maksud dan tujuan Helen memperpanjang masalah tersebut.

“Kalau saya harus menyampaikan di kata pengantarnya terima kasih untuk Helen, ya, akan saya lakukan. Kalau buku itu minta ditarik, akan saya penuhi. Dan kalau Helen meminta ganti kerugian, ya, saya akan penuhi,” tegasnya.

Selain itu, I kembali membantah jika dikatakan hasil karyanya tersebut dijual secara bebas. Buku itu, lanjutnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan internal mahasiswa sebagai bahan pengantar kuliah dan hanya dicetak sebanyak 100 eksemplar.

“Memang buku itu belum sempurna dan rencananya akan diteliti kembali,” jelasnya.

Penulis : Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana
Editor : Glori K. Wadrianto

Sumber: Kompas, Kamis, 16 Mei 2013 | 15:24 WIB
————–
Polda Jabar Mulai Selidiki Kasus Plagiat Dosen Unpad

Penyidik Ditreskrimsus Polda Jabar Subdit Indag mulai melakukan penyelidikan terkait kasus laporan Helen Ryanita Nainggolan terhadap dua dosen Fakultas Hukum Unpad yang diduga melakukan aksi plagiat.

Dalam hal ini, dua dosen yang berinisial LA dan IM dilaporkan atas tuduhan melanggar Pasal 12 UU No 19 tahun 2002 tentag Hak Atas Kekayaan Intelektual (Haki). Sementara IM mendapat laporan tambahan mengenai Pasal 362 (pencurian) dan Pasal 335 (perbuatan tidak menyenangkan).

“Istri saya baru pertama kali diperiksa sebagai pelapor pada Rabu 29 Mei kemarin pukul 10 sampai pukul 1 siang,” kata suami sekaligus kuasa hukum Helen, Agus Sihombing saat ditemui Okezone, Kamis (30/5/2013).

Disinggung seputar pemeriksaan, Agus mengatakan jika istrinya ditanya oleh penyidik mengenai kronologi aksi dugaan plagiat tersebut hingga akhirnya muncul ancaman berupa teror sms dari IM.

“Pemeriksaan akan dilanjutkan minggu depan. Mudah-mudahan polisi bisa menindaklanjuti laporan sesuai dengan prosedur dan hukum. Saya harapkan penyidik bisa serius tangani ini,” jelasnya.

Ditanya mengenai proses ‘sidang’ internal dari Unpad terhadap dua dosen tersebut. Agus mengaku sudah tidak pernah berkomunikasi lagi. Bahkan dirinya merasa hilang kepercayaan terahadap Komisi Etik Fakultas Hukum yang menangani kasus LA da IM.

“Mereka (Komisi Etik) kan rekan sejawat LA dan IM. Bahkan salah seorang komisi etik mau jadi mediator, itu kan tidak netral,” sesalnya.

Meski belum menerima secara resmi hasil keputusan Komisi Etik, namun, Agus meragukan penilaian dari Komisi Etik.

“Nanti istri saya juga akan mengikuti siding lanjutan lagi di tingkat Universitas, kan kemarin baru ditingkat Fakultas. Dan hasil dari Komisi Etik kemarin hanya sebagai rekomendasi untuk siding tingkat Fakultas,” tukasnya.(ade-wibTri Ispranoto)

Sumber: Okezone.com, Kamis, 30 Mei 2013 19:14

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB