Gunung Kelud Memang Istimewa

- Editor

Senin, 17 Februari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 mdpl di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mempunyai keistimewaan dibanding dengan beberapa gunung berapi lainnya.

“Kelud cukup istimewa, baik dalam risiko bahaya maupun risiko dampak bencananya,” kata Gede Swantika, Pelaksana tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Badan Geologi Kementerian ESDM, saat berada di pos pantau Kelud di Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Rabu (12/2/2014) malam.

Pada risiko bahaya, sedari dulu Kelud dikenal dengan letusan eksplosif dan danau kawah di puncaknya. Danau kawah yang berasal dari tampungan air hujan itulah yang berubah menjadi lahar panas saat erupsi terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Periode letusan yang pernah tercatat durasinya lebih pendek dibandingkan dengan Gunung Merapi. Periode letusan Merapi terjadi rentang hitungan bulan, sedangkan Kelud dalam hitungan jam.

Bahkan secara volume material yang dimuntahkan, Kelud pernah mengalirkan sekitar 100 juta meter kubik material dari dalam perut bumi, dalam erupsi tahun 1990. “Kalau Sinabung kemarin sekitar 15 juta meter kubik, yang dikeluarkan selama empat bulan,” kata Gede.

0048469kelud2780x390Dengan risiko bahaya Kelud tersebut, potensi kerusakan yang ditimbulkan menjadi sangat tinggi, yaitu potensi ancaman terhadap permukiman warga yang rapat dan menghancurkan hasil pertanian sehingga berpengaruh juga pada perekonomian.

Saat ini, memang kawah danau telah berubah menjadi kubah lava. Perubahan tersebut terjadi dalam erupsi efusif tahun 2007 lalu.

Para ahli vulkanologi, kata Gede, sepakat bahwa kubah lava itu jika hamburkan ke atas, akan menyebabkan bencana yang tidak jauh berbeda dari letusan 1990. Oleh karena itu, perubahan dari kawah danau menjadi kubah lava tersebut tidak memengaruhi tingkat bahaya yang ada.

Namun, ia berharap, aktivitas kegunungapian kali ini berjalan aman. “Harapan saya, mudah-mudahan erupsi kali ini efusif saja agar tidak ada masalah di Kediri ini,” tegasnya.

Sebelumnya, aktivitas kegunungapian Gunung Kelud terus mengalami peningkatan. Pada 2 Februari 2014 statusnya dinaikkan menjadi Waspada, lalu kembali naik menjadi Siaga pada 10 Februari 2014. Dengan status ini wilayah jangkauan radius 5 kilometer dari kawah disterilkan dari aktivitas manusia.

Atas kondisi itu juga, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri dibentuk dan beberapa skenario dijalankan untuk menghadapi ancaman erupsi Kelud.

Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim
Editor : Glori K. Wadrianto

Sumber: Kompas, Kamis, 13 Februari 2014 | 09:52 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB