Super Komputer Goyahkan Teori Albert Einstein

- Editor

Minggu, 1 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebuah super komputer milik Cornell University, Ithaca-New York yang sedang melakukan simulasi kehancuran alam semesta, telah mengejutkan dan membuat gempar para ahli astrofisika Amerika, karena menyimpang dari teori relativitas Albert Einstein yang terkenal itu. Demikian wartawan JawaPos di Washington DC Djoko Susilo melaporkan dari sana tadi malam berdasarkan laporan New York Times.

Teori relativitas Einstein yang pertama kali dikemukakan pada 1915 itu sudah berkali-kali menghadapi ujian dan selalu berhasil mengatasi tiap tantangan. Keberhasilan ini menyebabkan para ahli fisika yakin bahwa teori yang dikemukakan Einstein ini mutlak kebenarannya. Namun, hasil simulasi super komputer di Cornell University itu ternyata membuktikan bahwa teori tersebut tidak mutlak kebenarannya.

Dr Stuart Shapiro, ahli fisika Cornell University yang memimpin para ilmuwan melakukan simulasi super komputer itu menjelaskan bahwa hasil penelitian yang dilakukan timnya ini tidak menyanggah seluruh teori relativitas Einstein, hanya saja menunjukkan salah satu aspek kelemahan teori itu. Dengan hasil penelitian ini, maka teori-Einstein tentang perilaku ruang, masa, materi, dan gravitasi menjadi terbatas penerapannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam simulasi yang dilakukan pada 25 Februari yang lalu, super komputer di Cornell University mengungkapkan bahwa jilra kabut tebal dari partikel-partikel di alam raya hancur dengan sendirinya, maka titik-titik tertentu di ujung alam raya akan mengembun dan menjadi kekuatan gravitasi yang tak terbatas. Fenomena semacam ini dalam ilmu astrofisika disebut naked singularities.

“Naked singularities tidak bisa benar-benar terwujud. Jadi, jika dalam simulasi teori (Einstein) menunjukkan kemungkinan terwujudnya hal semacam itu, maka jelas teori itu sendiri harus diperbaiki, atau setidaknya harus ada peringatan bahwa teori (Einstein) tidak bisa dipercaya dalam kasus tertentu ini,” ujar Dr Shapiro tandas.

BLACK HOLES
Sampai terjadinya penemuan baru ini, satu-satunya singularitas yang mungkin ada ialah di Black Holes (salah satu teori alam raya, Red.) yang terdapat di ruang angkasa. Keberadaan Black Holes sudah cukup lama diperbaiki para ilmuwan Amerika dan bukti-bukti ke arah ini sudah kuat, sekalipun konfirmasi berdasarkan pengamatan satelit atau teleskop. Menurut teori Black Holes merupakan suatu daerah di ruang angkasa, di mana kekuatan gravitasi sangat kuat sehingga materi, energi, dan bahkan cahaya tidak mampu mengelak dari tarikannya. Akibatnya, jika ketiga hal tersebut sampai di wilayah Black Holes, maka akan lenyap yang menjadikan daerah itu hitam pekat.

Dr John Wheeler, seorang profesor ahli fisika pada Princeton University New Jersey, yang mula-mula mengembangkan teori Black Holes mengatakan, penemuan di Cornell University itu sungguh sangat mengejutkannya.

°Bagi saya adanya formasi naked singularities itu ibarat mendengar orang bisa melompati Teluk Mexico. Rasanya saya mau bertaruh satu juta dolar bahwa hal, itu tidak bisa terjadi, namun nyatanya saya tidak bisa membuktikan bahwa hal itu tidak bisa terjadi,” kata Wheeler.

Menurut Dr Shapiro, penemuan hasil simulasi super komputer Cornell University itu tidak sepenuhnya menghancurkan landasan teori relativitas Einstein, hanya saja mungkin akan membuktikan bahwa teori tersebut juga mempunyai kelemahan dalam salah satu sisi. Paling tidak, dengan bukti-bukti dan hasil yang diperoleh dari simulasi tersebut, para ahli fisika Comell University berhasil membuktikan bahwa teori Einstein tidak mutlak kebenarannya.

“Saya tidak melihat ada masalah serius dengan teori (relativitas) itu, hanya saja saya perlu memberikan label peringatan jangan menggunakan teori relativitas dalam kasus seperti yang sedang kami teliti itu,” ujar Dr Shapiro.

Tim pakar fisika Cornell University sepakat dengan para pengkritiknya agar penelitian lanjutan dilakukan diperoleh hasil yang jelas, sehingga label peringatan terhadap teori Einstein bisa diberikan. Kejelasan yang diperlukan ini, misalnya, menyangkut masalah apakah kehancuran sebuah materi di alam raya dipengaruhi oIeh terjadinya perputaran dari sebuah materi yang sedang mengalami kehancuran dan juga faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan terhadap teori relativitas Einstein ini.

Dr Shapiro akan menguraikan lebih jauh hasil penemuannya ini bersama rekan sejawatnya Dr Saul Teukolsky dalam tulisan khusus Journal Physical Review Letters edisi terbaru. Dalam jurnal tersebut diharapkan beberapa keterangan yang belum jelas bisa diungkapkan.

Sumber: Jawa Pos, 10 Maret 1991

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 60 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB