Membumikan Kecerdasan Buatan Melalui Balapan Mobil Virtual

- Editor

Minggu, 23 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketika model matematika dikompetisikan dalam bentuk balapan, konsep machine learning dan artificial intelligence diyakini lebih mudah dipahami.

Kemampuan untuk memanfaatkan artificial intelligence atau kecerdasan buatan mungkin akan tampak tak terjangkau oleh pikiran yang belum terlatih. Namun, ketika pemanfaatan kecerdasan buatan diterjemahkan melalui sebuah kompetisi, diharapkan dapat lebih mudah dipahami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini yang mendasari Amazon, melalui lengan komputasi awannya, Amazon Web Services atau AWS, menggelar kompetisi bernama AWS DeepRacer League. Pada prinsipnya, kompetisi memperlombakan kemampuan seorang pemrogram amatir dalam membuat model matematika yang akan memandu sebuah ”mobil” mengitari satu lap dalam sebuah sirkuit.

Melalui perlombaan ini, para peserta akan belajar prinsip machine learning; sebuah sistem akan belajar sendiri untuk mengolah sebuah data hingga mendapat hasil yang diinginkan manusia.

Para peserta menciptakan modelnya dalam platform komputasi awan AWS. Dari situ, mobil akan bergerak dengan batasan model matematika yang diciptakan oleh peserta. Semakin lama mobil ini dilatih akan semakin baik jalannya dalam mengikuti kelak-kelok sirkuit virtual tersebut.

TANGKAPAN LAYAR TWITCH/AWS DEEPRACER WOMEN’S LEAGUE—Sirkuit virtual model matematika milik Mahanti Indah Rahajeng, mahasiswi Institut Teknologi Bandung, diuji kecepatannya dalam mengitari lap dalam kompetisi AWS DeepRacer Women’s League Indonesia 2020.

AWS DeepRacer League sudah digelar secara global pada 2018. Namun, pada tahun ini, secara khusus untuk pertama kali, AWS menggelar kompetisi untuk pelajar perempuan, dengan tajuk AWS DeepRacer Women’s League.

Kompetisi khusus ini pertama kali digelar di lima negara ASEAN. Perlombaan ini pertama kali digelar di Thailand pada Sabtu (1 Agustus), Malaysia (8 Agustus), Indonesia (15 Agustus), Filipina (22 Agustus), dan Singapura (29 Agustus).

Mengapa khusus perempuan? Regional Head of Education, Research, Healthcare, and Not-For-Profit Asia Pacific Public Sector AWS Vincent Quah mengatakan, sejauh pengamatannya, keberadaan perempuan spesialis machine learning dan AI di industri belum sebanyak laki-laki. Padahal, banyak persoalan manusia yang hanya bisa ditemukan dan diselesaikan melalui kacamata perempuan.

”Laki-laki tidak akan dapat mengetahui dan memahami masalah tertentu. Seperti pada beberapa tahun yang lalu, melalui sebuah kompetisi hackathon, saya menemukan peserta yang membuat aplikasi untuk ibu hamil. Hanya perempuan yang bisa memahami persoalan ini,” kata Quah dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Selasa (18/8/2020) sore.

Hal ini juga diperparah dengan prediksi terbatasnya talenta Indonesia yang memiliki kemampuan teknologi informasi di tengah transformasi digital yang drastis menurut Quah. Menyitir sebuah studi dari Bank Dunia, ia mengatakan bahwa Indonesia kekurangan 9 juta pekerja dengan kualifikasi TI pada periode 2015-2030.

Sebuah studi berjudul ”Jobs of Tomorrow” dari Forum Ekonomi Dunia (WEF), kata Quah, juga menunjukkan akan ada peningkatan 16 persen kebutuhan pekerja peneliti data dan AI pascapandemi. ”Kami berkeinginan untuk turut melengkapi generasi muda dengan keterampilan yang saat ini sedang sangat dibutuhkan,” kata Quah.

Pandangan yang sama juga disampaikan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Aris Junaidi.

Menurut dia, di tengah revolusi industri keempat, mahasiswa Indonesia dituntut selalu membekali diri dengan berbagai informasi dan penguasaan teknologi.

”Semoga kompetisi ini dapat menjadi pengalaman berharga sebagai contoh persaingan teknologi digital yang akan dihadapi di masa mendatang,” kata Aris saat memberikan sambutan digelarnya AWS DeepRacer Women’s League di Indonesia pada Sabtu (15/8/2020).

Dari Indonesia, AWS DeepRacer Women’s League mempertemukan Mahanti Indah Rahajeng, mahasiswi Institut Teknologi Bandung, dengan Nathania Saphira dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

Dengan model matematika yang sudah dibuatnya, Nathania berhasil unggul dengan catatan waktu 11,416 detik, sekitar 4 detik lebih cepat dari catatan waktu Mahanti (15,751 detik). Artinya, Nathania akan melaju berhadapan dengan para pemenang dari empat negara lainnya. Pertemuan para juara tingkat negara ini, kata Quah, akan digelar pada Oktober kelak.

”Saya melatih mobil dengan model matematika saya berulang kali, sampai tak terhitung. Secara total delapan jam, saya melatihnya,” kata Nathania seusai perlombaan.

Oleh SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Editor: KHAERUDIN KHAERUDIN

Sumber: Kompas, 18 Agustus 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB