Penelitian untuk mempercepat penanganan Covid-19 terus dilakukan sejumlah lembaga penelitian di Indonesia. Salah satunya adalah riset mengenai obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkan virus korona baru itu.
Para peneliti dalam negeri terus berupaya untuk mengembangkan berbagai inovasi untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19. Salah satunya terkait terapi dan pengobatan yang diperlukan bagi pasien yang tertular penyakit yang disebabkan oleh virus korona jenis baru tersebut.
Para peneliti dari Universitas Airlangga Surabaya kini telah mengembangkan riset terkait lima kombinasi regimen obat yang berpotensi menjadi obat bagi pasien Covid-19. Obat-obatan yang digunakan tersebut merupakan produk yang sudah beredar di pasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Purwati mengatkan, ada lima kombinasi regimen obat yang sedang dikembangkan. Kombinasi obat itu terdiri dari, lopinavir atau ritonavir dengan azithromicyne; lopinavir atau ritonavir dengan doxycycline; lopinavir atau ritonavir dengan chlaritromycine, hydroxychloroquine dengan azithromicyne; dan hydroxychloroquine dengan doxycycline.
“Kombinasi regimen obat tersebut memiliki potensi dan efektifitas yang cukup bagus terhadap daya bunuh virus. Dosis masing-masing obat dalam kombinasi tersebut yaitu seperlima dan sepertiga lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya. Dengan begitu, efek toksik dari obat tersebut bisa berkurang jika diberikan sebagai obat tunggal,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Ia menambahkan, obat ini belum diperjualbelikan secara bebas tetapi sudah diproduksi dan akan disebarkan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan. Penelitian terkait kombinasi obat Covid-19 ini merupakan kerja sama dari Universitas Airlangga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Intelijen Negara.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menuturkan, pemerintah terus mendorong pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan tempat khusus untuk pengembangkan vaksin Covid-19.
Pengembangan vaksin Covid-19 akan dilakukan di Gedung Laboratorium Avian Flu yang berada di Komplek Bio Farma. Gedung itu sebelumnya terbengkalai akibat proyek vaksin flu burung untuk manusia yang mangkrak karena adanya dugaan kasus korupsi.
“Saat ini secara hukum gedung avian flu tersebut sudah sah menjadi milik Kementerian Kesehatan. Tidak perlu lama-lama, dalam minggu ini mohon agar diselesaikan permasalahannya sehingga bisa segera dimanfaatkan,” tuturnya.
Oleh DEONISIA ARLINTA
Editor EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 16 Juni 2020