Dua Akademisi Indonesia Berpulang, Sukanto Reksohadiprodjo dan Yusram Massijaya

- Editor

Sabtu, 11 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua akademisi meninggal dunia pada hari yang sama, Jumat (10/4/2020). Sukanto Reksohadiprodjo (79), Rektor UGM periode 1994-1998, dan Muhammad Yusram Massijaya (55), Ketua Dewan Guru Besar IPB University.

KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO–Para pelayat menshalatkan jenazah Sukanto Reksohadiprodjo dalam acara penghormatan terakhir terhadap almarhum, di Balairung UGM, Yogyakarta, Jumat (10/4/2020).

Indonesia kehilangan dua akademisi pada Jumat (10/4/2020) pagi. Sukanto Reksohadiprodjo (79), Rektor Universitas Gadjah Mada periode 1994-1998, meninggal dunia pada Jumat pukul 06.55, di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Muhammad Yusram Massijaya (55), Ketua Dewan Guru Besar IPB University, meninggal pukul 05.31, di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengatakan, dirinya kehilangan sosok pemimpin yang hebat. Dia mengenal almarhum Sukanto dari penugasan sebagai asisten dosen business forecasting yang sangat mendadak. ”Penugasan demi penugasan saya terima. Penugasan tersebut tampaknya cara almarhum mendidik, membimbing, dan membesarkan saya,” katanya.

Selain itu, Sukanto dikenal selalu hadir di kantor pukul 07.00, sementara petugas kebersihan belum datang. Setiap pagi itu, aktivitasnya adalah menulis, salah satu kebiasaan yang patut ditiru. Dia pun rajin membuat penelitian.

Di luar akademik, Agus menceritakan, almarhum semasa hidup suka bermain voli bersama dosen dan karyawan. ”Tidak ada jarak sosial di antara kami. Almarhum sering membawa sendiri godokan bagi semua pemain,” kata Agus.

Yusram Massijaya, ahli teknologi kayu
Prof Muhammad Yusram Massijaya selama ini mengajar pada Departemen Hasil Hutan di Fakultas Kehutanan dan menjadi ketua pada organisasi profesi Asosiasi Profesor Indonesia periode 2019-2024. Dalam siaran pers IPB University, Jumat, Rektor IPB University Arif Satria menyatakan rasa duka yang mendalam.

”IPB University sangat kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum adalah pribadi yang sangat baik, selalu memberikan pemikiran-pemikiran besar untuk kemajuan institusi. Almarhum telah melahirkan karya-karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga ini menjadi amal soleh. Semoga beliau husnul khotimah (akhir yang baik) dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” katanya.

IPB UNIVERSITY–Yusram Massijaya, MS, Guru Besar Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, IPB University, Bidang Ilmu Biokomposit.

Arif Satria menyatakan, IPB University telah berupa maksimal mengupayakan perawatan Prof Yusram di RSUD Cibinong, Bogor, dan Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto. ”Tapi, Allah berkehendak lain,” tuturnya.

Terkait kabar duka ini, ia meminta seluruh keluarga besar IPB University mengikhlaskan. Selain itu, ia pun mengimbau agar doa dan shalat gaib dilakukan dari rumah masing-masing.

Yusram juga dikenal aktif menulis buku bersama tim serta melahirkan berbagai analisis bagi kebijakan pemerintah. Atas inovasi dan berbagai pemikirannya, almarhum mendapatkan dua penghargaan dari Rektor IPB University, masing-masing sebagai Innovator dan Author pada Tribute to Innovator and Author tahun 2015.

Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia Transtoto Handadhari menyatakan mengenal Prof Yusram sebagai pribadi yang menarik, religius, dan ramah. ”Saya meski tidak dekat dalam kegiatan sehari-hari ikut kehilangan teman yang inovatif dan pemikir yang cerdas. Pemikiran-pemikiran beliau saya koleksi sebagai bahan tulisan-tulisan saya,” ucapnya.

”Beliau berkarya banyak, sebagai ahli teknologi kayu almarhum memikirkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan melalui teknologi dan rekayasa/engineering,” kata Transtoto, rimbawan Universitas Gadjah Mada 1971.

Yusram Massijaya dilahirkan di Makassar, 24 November 1964. Ia lulus sebagai sarjana di bidang Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB University tahun 1987, lulus Magister Ilmu Perkayuan (Wood Science) IPB University pada 1992. Tahun 1997 lulus dengan menyandang gelar PhD (doktor) di bidang Biomaterial Science (Wood-Based Panels/Bio-Composite), University of Tokyo, Jepang. Selain sebagai Ketua Asosiasi Profesor Indonesia (2019-2024), Prof Yusram pun merupakan Ketua Pengawas Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (April 2019-April 2020).

Selama perjalanan kariernya, ahli biokomposit ini telah membimbing mahasiswa baik program sarjana, magister, maupun doktor serta banyak berkiprah dalam berbagai penelitian yang terkait pengolahan hasil hutan, teknologi kayu lapis dan kayu lamina, komposit bukan kayu, teknologi lamina, teknologi serat dan komposit, dan lainnya.

Beberapa buku telah ditulisnya bersama tim, di antaranya Merevolusi Revolusi Hijau, Pemikiran Guru Besar IPB (Buku III): Teknologi Pemanfaatan Kayu Berdiameter Kecil; Bio-composite Products and Wood Market for Papua New Guinea Wood; Development of Adaptation and Mitigation Model in Small Island: Lesson Learnt from Korea-Indonesia Climate Joint Project in Lombok Island; Pedoman Pelaksanaan Orasi Ilmiah Guru Besar IPB; serta Setahun Membangun Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Sebagai Pemikir Bangsa.

Prof Yusram juga aktif berkiprah dalam menelurkan usulan kebijakan publik berupa rekayasa sosial. Usulan itu di antaranya Improving added value and small medium enterprises capacity in the utilization of plantation timber for furniture production in Jepara Region of Java, Indonesia; Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; serta Standar Nasional Indonesia tentang kayu dan kayu lapis.

Oleh ICHWAN SUSANTO & MEDIANA

Editor: ILHAM KHOIRI

Sumber: Kompas, 10 April 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB