Metode Pengukuran Status Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Diluncurkan

- Editor

Jumat, 6 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Metode pemantauan status fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak usia dini yang didesain untuk kebutuhan anak di Indonesia dikembangkan. Hal itu menjadi bagian mencapai target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Murid-murid pendidikan anak usia dini (PAUD) Pelopor Desa mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas semipermanen di Kampung Cigabel, Cibeuteung Muara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/2/2020). PAUD yang sudah berdiri sejak tahun 2009 itu saat ini memiliki 30 siswa dan satu guru. Kondisi bangunan kelas yang sederhana dan masih menumpang pada lahan warga itu tidak mengurangi semangat murid-murid untuk belajar.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung tumbuh kembang anak usia dini. Hal itu sebagai bagian dari upaya mencapai target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bahwa semua anak memiliki akses terhadap pengasuhan anak usia dini dan pendidikan prasekolah dasar berkualitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terkait hal itu, Tanoto Foundation, organisasi filantropi yang bergerak di bidang pendidikan, menghibahkan dana Rp 2,8 miliar kepada Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) untuk mengembangkan metode pengukuran dan pemantauan status fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak usia dini yang spesifik didesain untuk kebutuhan anak di Indonesia. Hal itu bertujuan membantu penyediaan data pendidikan anak usia dini untuk pemantauan aksi SDGs di Indonesia.

Dengan dana hibah ini, Unicef akan mengembangkan versi metode early childhood development instrument (ECDI) dan caregiver-reported early development index (CREDI) yang dapat diadaptasi sebagai instrumen pengukuran terhadap anak usia di Indonesia.

Data berbasis populasi
Menurut rencana, ECDI dan CREDI akan menghasilkan data berbasis populasi tentang hasil perkembangan anak berusia 0-3 dan 3-5 tahun. Unicef akan menguji dan memvalidasi data hasil pengukuran sehingga dapat digunakan Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang akan dilakukan tahun 2020.

KOMPAS/PRIYOMBODO-+Ibu-ibu mendaftarkan anak balita mereka di Posyandu Bougenvile, Larangan Selatan, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (11/1/2020). Pemeriksaan kesehatan, tumbuh kembang anak balita, serta pemberian imunisasi dilakukan secara berkala sebulan sekali. Posyandu tersebut memantau tumbuh kembang sekitar 200 bayi dan anak balita di kawasan tersebut.

Debora Comini, perwakilan Unicef Indonesia, dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Kamis (5/3/2020), di Jakarta, mengatakan, berinvestasi pada anak-anak untuk membantu mereka mencapai potensi terbaik amat penting. Untuk memberi tiap anak awal terbaik dalam hidup, perlu ada data yang tepat.

Karena itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan Tanoto Foundation dalam mengembangkan metode itu untuk mengukur dan memantau tumbuh kembang anak usia dini di Indonesia. ”Kemitraan seperti ini sangat penting dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut J Satrijo Tanudjojo, Global CEO dari Tanoto Foundation, intervensi pada anak usia dini menjadi kunci pengembangan sumber daya manusia Indonesia dan ini menjadi salah satu fokus Tanoto Foundation. Pengukuran dan pengamatan jadi amat penting karena kami bekerja dalam prinsip berbasis data. ”Kami amat menantikan kolaborasi dengan Unicef ini untuk melahirkan metode pengukuran yang juga dapat berkontribusi terhadap negara,” ujarnya.

Oleh EVY RACHMAWATI

Editor: EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 5 Maret 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB