Sampah Hambat Indonesia Masuk Jajaran Kampus Terhijau Dunia

- Editor

Rabu, 4 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah langkah korektif sudah muncul di banyak kampus. Beberapa mahasiswa sudah sadar untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Inisiatif-inisiatif juga datang dari pimpinan tertinggi universitas.

Permasalahan sampah masih menjadi penghambat serius bagi perguruan tinggi Indonesia masuk jajaran kampus berkelanjutan atau terhijau di dunia. Meski begitu, upaya perbaikan dari tahun ke tahun terus menunjukkan hasil.

Universitas Indonesia melalui UI GreenMetric merilis peringkat terbaru kampus paling berkelanjutan, baik di tingkat dunia maupun nasional. Tidak ada satu pun nama universitas dari Indonesia yang masuk dalam jajaran 20 kampus paling berkelanjutan di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

IMG_20191204_114802.jpgKOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET)–Sejumlah rusa timor (Cervus timorensis) bebas berkeliaran di hutan kota di dalam Kampus Universitas Indonesia di Depok, Minggu (8/4/2012).

Ketua UI GreenMetric Riri Fitri mengatakan, masih sulit bagi universitas di Indonesia untuk setara dengan universitas-universitas berkelanjutan di dunia. Hal ini justru menjadi tantangan bagi Indonesia agar dapat terus berbenah.

”Masih banyak yang harus kita kerjakan, terlebih jumlah mahasiswa kita juga sangat banyak. Kita masih punya permasalahan tentang sampah,” katanya, Rabu (3/12/2019), di Depok, Jawa Barat.

Kendati demikian, sejumlah langkah korektif sudah muncul di banyak kampus. Beberapa mahasiswa sudah sadar untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Inisiatif-inisiatif juga datang dari pimpinan tertinggi universitas.

”Beberapa universitas sudah menunjukkan hasil dan bukti yang lebih bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam UI GreenMetric,” katanya.

Tahun ini menjadi kali ke-10 bagi UI GreenMetric merilis peringkat universitas berkelanjutan di dunia. Tahun ini, Universitas dan Penelitian Wageningen Belanda masih menjadi universitas paling berkelanjutan sejak 2017. Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Universitas Oxford, Inggris, dan Universitas California Davis, Amerika Serikat.

Selain itu, UI GreenMetric juga merilis peringkat kampus paling berkelanjutan di Indonesia. Universitas Indonesia menduduki peringkat pertama. Diikuti oleh Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepuluh November.

IMG_20191204_114743.jpgKOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Muhammad Dimyati menyerahkan piagam penghargaan Kampus Paling Berkelanjutan di Indonesia kepada Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis.

Adapun peringkat keenam hingga kesepuluh kampus paling berkelanjutan di Indonesia ditempati oleh Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Islam Indonesia, Telkom University, dan Universitas Padjadjaran.

Riri menyebutkan ada enam kriteria yang menjadi basis penilaian. Enam kriteria tersebut adalah pengaturan dan infrastruktur, manajemen sampah, manajemen air, transportasi, energi dan perubahan iklim, serta pendidikan.

”Pendidikan ini terkait dengan bagaimana kegiatan kemahasiswaannya. Berhubungan dengan lingkungan hidup atau tidak dan bagaimana penggunaan listriknya,” ujar Riri.

Cakupan luas
Sejak 10 tahun digagas, UI GreenMetric semakin memiliki cakupan yang lebih luas. Tahun ini, jumlah pesertanya mencapai 780 universitas dari 85 negara. Adapun, pada 2018 jumlahnya 719 universitas dari 81 negara. Sementara di tingkat nasional, jumlah peserta sebanyak 72 universitas.

”Meski inisiatornya dari Universitas Indonesia, bagaimanapun ini menyangkut nama baik negara,” kata Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Muhammad Dimyati mengatakan, inovasi UI GreenMetric merupakan langkah yang mulia. Hal ini bisa mendorong mahasiswa menyadari manfaat pembangunan berkelanjutan.

IMG_20191204_114723.jpgKOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)–Mahasiswa berjalan menuju fakultas di Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, yang rindang karena banyak pohon, 9 September 2015.

Selain itu, ajang UI GreenMetric World University Ranking 2019 menjadi pembuktian bahwa tidak selamanya kinerja Indonesia mengacu pada pemeringkatan negara lain. Dengan ini, banyak negara yang akan mengacu pada pemeringkatan yang kita lakukan.

”Sangat membanggakan karena ajang ini juga menjadi ajang kompetisi dunia. Kami akan mendukung agar semakin populer,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam sambutan yang dibacakan Inspektur Jenderal Kementerian LHK Laksmi Wijayanti menyatakan, UI GreenMetric telah mendorong kontribusi pihak universitas dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.

”Dalam pertemuan G-20, Indonesia berkali-kali menekankan komitmennya dalam memerangi perubahan iklim. UI GreenMetric menjadi langkah nyatanya,” ujarnya.

Oleh FAJAR RAMADHAN

Editor HAMZIRWAN HAM

Sumber: Kompas, 3 Desember 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB