Ancaman bahaya bisa muncul di sekitar rumah kita. Meledaknya tangki septik di Cakung, Jakarta Timur, menjadi pelajaran penting bagi warga untuk tidak bermain api di sekitar lubang itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/RADITYA HELABUMI–Petugas PD PAL Jaya (berseragam biru) tengah menyedot tangki septik atau tepatnya cubluk dalam ruang tengah sebuah rumah milik seorang warga.
Ledakan besar serupa bom mementalkan dua orang di sebuah rumah di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Ledakan dari tangki septik itu mengejutkan warga sekitar. Mereka tidak mengira tangki itu meledak.
Peristiwa itu menjadi pelajaran bagi warga untuk tidak bermain api di dekat tangki septik. Agus Sholeh, pemilik rumah, memanggil petugas penyedot tinja untuk membersihkan tangki septiknya, Senin (4/11/2019). Sekitar pukul 12.00, sopir truk tinja berinisial S (44) membakar koran dan memasukkannya ke tangki septik untuk membuktikan kepada Agus bahwa pekerjaan mereka sudah selesai dan bersih.
Selang beberapa menit, ledakan besar menghancurkan tangki septik. Saat ledakan terjadi, posisi Agus dan S persis di atas tangki septik. Namun, S lebih dekat dengan pusat ledakan. Agus terpental dari lokasinya berdiri, dia terlihat mengerang kesakitan di antara reruntuhan material yang sempat melambung dan jatuh ke lantai.
Sementara S tidak terlihat di kamera pemantau. Tubuhnya tertimpa material dan berada di lubang tangki septik. Lelaki itu mengalami luka bakar dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sayang, S tidak tertolong.
Peristiwa ini kemudian menjadi viral di media sosial. Potongan video dari kamera pemantau di lokasi kejadian membuat banyak orang terkejut. Tidak banyak yang memperkirakan ledakan terjadi di lokasi seperti itu. ”Bingung mikirin apa yang ada di pikirannya sampai niat banget iseng kasih api di tangki septik,” tulis Sandy Fauzian di akun Youtube Kompas TV pada Rabu (6/11).
Menanggapi peristiwa ledakan tangki septik tersebut, Direktur PD PAL Jaya Subekti menyayangkan petugas menyedot tinja yang tidak bekerja sesuai prosedur operasional standar (SOP). ”Menyulut api ke tangki septik jelas berbahaya karena ada gas CH4 (metana). Meski sudah dibersihkan, bukan berarti gas dalam tangki septik hilang,” ujar Subekti.
Terbentuknya metana, kata Subekti, karena ada proses penguraian biologis oleh mikroorganisme. Proses dekomposisi tersebut tidak hanya menghasilkan metana, ada gas CO2 (karbon dioksida), NH3 (amonia), dan H2S (hidrogen sulfida).
”Tinja manusia ada metananya meski tak sekuat tinja hewan. Metana mengandung senyawa hidrokarbon yang memiliki sifat mudah terbakar,” kata Subekti.
Jika unsur senyawa terkumpul dalam volume besar atau mengalami tekanan dengan konsentrasi tinggi, ledakan besar serupa bom akan terjadi. Oleh karena itu, Subekti mengimbau agar warga jangan bermain api di dekat tangki septik atau jangan membiarkan tangki septik penuh.
”Makanya, setiap septik tangki ada saluran gas pembuangan. Jika tidak ada saluran tersebut, justru sangat berbahaya. Jangan mau juga jika ada petugas yang menyarankan untuk membuktikan bahwa tangki septik sudah bersih dengan cara menyulut api,” imbau Subekti.
Oleh AGUIDO ADRI
Editor ANDY RIZA HIDAYAT
Sumber: Kompas, 6 November 2019