Optimisme Transformasi Industri

- Editor

Sabtu, 26 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

”Mari menulis masa depan. Bersama.” Kalimat itu ada di kantor ABB Global Digital Solutions Centre di Singapura. Di tempat itu, beragam teknologi yang diaplikasikan dan menjadi solusi berbagai kebutuhan atau persoalan di industri bisa disaksikan. Misalnya, penerapan teknologi yang memungkinkan deteksi kerusakan sekaligus perbaikan mesin dari kejauhan.

Terbayang efisiensi yang terjadi ketika teknisi atau ahli mesin tidak perlu didatangkan ke pabrik pengguna mesin. Padahal, bisa jadi, jarak yang terentang sangat jauh.

KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO–Suasana pemaparan di Virtual Manufacturing Lab, Advanced Remanufacturing and Technology Centre di Singapura, awal Oktober 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lewat layar monitor di dua lokasi, teknisi tersebut dapat menunjukkan bagian yang perlu diperbaiki. Monitor-monitor itu sekaligus memandu orang di pabrik untuk membenahinya.

”Cukup gerakkan penanda di layar ini untuk menunjukkan bagian yang rusak. Mereka di pabrik dapat secara langsung melihat bagian yang kita tunjuk itu di layar dan memperbaikinya,” kata salah seorang pemapar di ABB kepada jurnalis yang datang ke lokasi tersebut, awal Oktober lalu.

Pengembangan teknologi, berikut dukungan dan penerapannya, merupakan bagian tak terpisahkan dalam perjalanan Singapura menjadi negara maju. Ada ekosistem yang terbangun di sana.

Sekadar catatan, Daya Saing Singapura berdasarkan Laporan Daya Saing 2019 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia (WEF) ada di posisi pertama. Singapura naik satu peringkat, menggeser Amerika Serikat, yang kini turun satu peringkat ke posisi kedua.

Sebelumnya, para jurnalis juga diajak mengunjungi Advanced Remanufacturing and Technology Centre (ARTC). Executive Director Science and Engineering Research Council Agency for Science, Technology, and Research (A*STAR) Hazel Khoo memaparkan kiprah lembaga yang kegiatan utamanya di bidang penelitian dan pengembangan tersebut.

Dalam pengantarnya, Khoo menyampaikan, A*STAR berupaya menjembatani kesenjangan antara dunia penelitian dan industri di Singapura. Bermitra dengan Nanyang Technological University (NTU), A*STAR menginisiasi ARTC yang beranggotakan konsorsium. Konsorsium ini terdiri dari perusahaan multinasional global hingga perusahaan skala kecil dan menengah.

Menurut Chairman of Managing Board of Deutsche Messe Jochen Koeckler, industri 4.0 dan transformasi industri merupakan hal penting di berbagai negara. Permintaan terhadap solusi industri 4.0 dinilai sangat kuat dan tumbuh cepat di Asia Tenggara.

Alhasil, kolaborasi atau kerja sama internasional dapat dimanfaatkan dalam membawa konsep industri 4.0 tersebut. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pemimpin di pasar juga dinilai dapat berpartisipasi mendukung transformasi industri sejak awal.

Sementara itu, CEO SingEx Holdings Aloysius Arlando mengatakan, sebanyak 350 peserta dari 30 negara dan delapan paviliun negara menjadi peserta acara ITAP 2019.

”ITAP 2019, A Hannover Messe Event tahun ini fokus dan memberikan pendekatan khusus untuk mempercepat adopsi industri 4.0 melalui platform pembelajaran praktis dan solusi terukur,” katanya.

Arah transformasi
Seperti beberapa negara lain di dunia, Indonesia mulai mengarah pada era revolusi industri ke-4 atau industri 4.0. Pada 4 April 2018, Pemerintah RI meluncurkan Program Making Indonesia 4.0.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ngakan Timur Antara menuturkan, segala lini proses di industri maupun sepanjang rantai nilai, termasuk logistik, diharapkan bertransformasi ke industri 4.0.

aef058cb-da1b-4365-a011-0cf7e4530a05_jpg-720x540KOMPAS/KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN–Inisiatif Making Indonesia 4.0 pada lima sektor industri prioritas.

Ngakan merinci lima teknologi yang akan berperan menjadi teknologi inti di era industri 4.0. Pertama, teknologi yang terkait lapisan logis, yakni kecerdasan buatan. Kedua, di lapisan konektivitas ada benda terhubung internet (internet of things).

Adapun tiga teknologi lain berperan di lapisan fisik. ”Ada peralatan-peralatan yang dipakai tenaga kerja, misalkan wearable, seperti augmented reality dan virtual reality, yang semuanya akan membantu proses produksi,” ujar Ngakan.

Selanjutnya, teknologi cetak tiga dimensi yang digunakan dalam proses pembuatan purwarupa produk. Demikian pula teknologi advanced robotics untuk mempersingkat, mempercepat, dan meningkatkan efisiensi.

”Namun, bukan berarti semua teknologi ini akan diterapkan sekaligus. Penerapannya secara bertahap,” ujar Ngakan saat berbicara dalam forum diskusi di rangkaian Indonesia Transportation, Supply Chain, and Logistic (ITSCL) 2019 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Kemenperin telah memilih lima sektor prioritas dalam bertransformasi ke industri 4.0. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronika.

Lima sektor itu dipilih karena dinilai memiliki kemungkinan berdampak signifikan jika bertransformasi ke industri 4.0. ”Apalagi, selama ini kelima sektor tersebut berkontribusi 70 persen terhadap PDB, 65 persen terhadap ekspor, serta menyerap 60 persen tenaga kerja industri,” kata Ngakan.

Menurut Ngakan, ada sejumlah persyaratan awal yang harus dilakukan bersama untuk menjalankan teknologi industri 4.0. Making Indonesia 4.0 merupakan agenda nasional sehingga semua pemangku kepentingan harus menggarap dan menyukseskannya.

Strategi prioritas pertama Making Indonesia 4.0 adalah perbaikan alur aliran material. Langkah ini dinilai penting karena industri dalam proses produksinya membutuhkan material yang diangkut dari satu tempat ke tempat lain.

”Hal ini akan terkait biaya produksi. Peningkatan di sistem logistik akan dapat menekan harga material mentah yang diterima di tingkat pabrik,” kata Ngakan.
Strategi prioritas kedua adalah mendesain ulang zona industri. Strategi prioritas berikutnya mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia; pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah; penerapan insentif investasi teknologi; dan pembentukan ekosistem inovasi.

Strategi selanjutnya adalah menarik investasi asing, harmonisasi aturan dan kebijakan, pembangunan infrastruktur digital nasional, dan mengakomodasi standar keberlanjutan.

”Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau INDI 4.0 menjadi alat untuk menilai kesiapan perusahaan bertransformasi menuju era industri 4.0,” kata Ngakan.

Merujuk data Kemenperin, dari penilaian INDI 4.0 terhadap 326 perusahaan industri, sebanyak 166 perusahaan industri atau 50,92 persen dari perusahaan industri di Indonesia memperoleh skor di rentang 1-2. Hal ini menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0.

Sebanyak 116 perusahaan industri atau 35,58 persen mendapat skor 2-3 (kesiapan sedang). Adapun 22 perusahaan industri atau 6,75 persen memperoleh skor 3-4 (telah menerapkan industri 4.0).

Ada lima perusahaan yang dinobatkan sebagai pemenang INDI 4.0 Award. Perusahaan dimaksud adalah Indolakto yang bergerak di industri makanan dan minuman.

Pemenang INDI 4.0 Award di bidang industri elektronika adalah Polytron (PT Hartono Istana Teknologi), di industri tekstil PT Pan Brothers Tbk, di industri otomotif PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dan di industri kimia PT Pupuk Kaltim.

Ngakan menuturkan, setiap tahun, WEF menilai industri-industri yang telah menerapkan teknologi industri 4.0.

”Di seluruh dunia ada sekitar 26 perusahaan yang telah disertifikasi WEF. Dua di antaranya di Indonesia,” katanya.

Pada Juli 2019, WEF menetapkan 10 perusahaan contoh baru. Di Indonesia, dua perusahaan contoh itu adalah PT Schneider Electric Manufacturing Batam dan Petrosea.

Dasar pemilihan kedua perusahaan tersebut adalah dampak finansial dan operasional melalui penerapan teknologi industri 4.0. Selain itu, kedua perusahaan itu dinilai berhasil mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta mendorong inovasi.

Ngakan menambahkan, implementasi teknologi industri 4.0 telah ada di Indonesia. ”Salah satu perusahaan nasional, Pupuk Kaltim, telah menerapkannya pada sistem logistik,” kata Ngakan.

Implementasi sistem teknologi industri 4.0 tersebut membuat Pupuk Kaltim dapat melacak secara waktu ke waktu persediaan barang di tingkat lini 1 atau gudang provinsi, gudang kabupaten, sampai dengan gudang ritel.

Mereka juga dapat mendeteksi stok pupuk, jumlah yang akan dikirim, dan yang sedang dalam proses pengangkutan.

”Maka, mereka dapat memprediksi jumlah stok agar tidak menumpuk atau habis di satu tempat,” ujar Ngakan.

Aplikasi DPCS (Distribution, Planning, and Control System) yang diimplementasikan Pupuk Kaltim memperoleh penghargaan di tingkat internasional. Hal ini menimbulkan optimisme bahwa aplikasi berbagai teknologi dimungkinkan untuk dikembangkan bertahap di Indonesia.–C ANTO SAPTOWALYONO

Sumber: Kompas, 25 Oktober 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB