Lompatan Manusia Mengeksplorasi Luar Angkasa

- Editor

Rabu, 16 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Manusia pertama yang berjalan di luar angkasa, Alexei Leonov, meninggal di Rumah Sakit Burdenko, Moskwa, Rusia, Jumat (11/10/2019). Aksi yang dilakukan lebih dari setengah abad lalu itu jadi salah satu titik tolak eksplorasi luar angkasa manusia.

Berjalan di luar angkasa atau spacewalk adalah istilah untuk menyebut antariksawan yang keluar dari wahana atau pesawat mereka saat terbang di luar angkasa. Tindakan itu umumnya dilakukan untuk memperbaiki bagian wahana atau instrumen yang rusak dan melakukan riset tertentu.

Kosmonot, sebutan untuk antariksawan Uni Soviet/Rusia, Leonov berjalan di luar angkasa pada 18 Maret 1965. Ketika itu, ia keluar dari wahana yang ditumpanginya, Voskhod 2, selama 12 menit 9 detik, melayang jauh di atas Bumi dengan diikat seutas tali sepanjang 4,8 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/ROSCOSMOS–Antariksawan Uni Soviet Alexei Leonov, manusia pertama yang berjalan di luar angkasa pada 18 Maret 1965, meninggal dalam usia 85 tahun pada Jumat (11/10/2019) akibat sakit di Moskwa, Rusia.

”Anda tidak bisa membayangkannya. Hanya dengan berada di luar angkasa, kamu bisa merasakan sesuatu yang besar, semua yang mengelilingimu tampak sangat besar,” kata Leonov dalam wawancara dengan BBC tahun 2014.

Saat selesai menyelesaikan misinya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (11/10/2019), ia nyaris celaka. Tekanan dalam baju antariksawannya meningkat hingga membuat baju itu menggembung maksimal dan menempatkannya dalam kondisi bahaya.

Lebih mengerikan lagi, pesawatnya saat itu sedang bergerak menuju wilayah bayangan Bumi alias bagian Bumi yang sudah malam. Ia hanya punya 5 menit sebelum menghadapi kesulitan berganda akibat lingkungan yang gelap.

Untuk mengatasi itu, ia melepaskan beberapa kantong oksigen yang dibawanya. Ia pun berusaha mengurangi tekanan bajunya hingga ukurannya lebih kecil dan ia bisa melewati kembali pintu wahana. Langkah cepatnya dalam mengambil putusan membuatnya berhasil masuk kembali ke pesawat.

Saat kembali ke Bumi, Leonov dan rekannya, Pavel Belyayev, dielu-elukan sebagai pahlawan. Keberhasilan itu dianggap kemenangan Uni Soviet yang masa itu tengah menghadapi perlombaan penaklukan luar angkasa dengan Amerika Serikat.

KOMPAS/NASA–Antariksawan Rusia Alexei Leonov (kanan) bersama antariksawan Amerika Serikat Deke Slayton saat bergabung dalam Proyek Uji Apollo-Soyuz tahun 1974 yang menjadi cikal bakal misi berawak internasional ke luar angkasa.

Namun, meninggalnya Leonov bukan hanya kehilangan besar bagi Rusia, melainkan juga penerbangan luar angkasa.

”Spacewalk yang dilakukan Leonov lebih setengah abad lalu jadi babak baru penerbangan manusia ke luar angkasa yang membawa manusia ke Bulan dan eksplorasi lebih jauh di masa depan,” kata komandan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) Luca Parmitano dari Badan Antariksa Eropa (ESA), dikutip space.com, Sabtu (12/10/2019).

Kiprah Leonov dalam eksplorasi luar angkasa tak hanya itu. Di tahun-tahun berikutnya, ia banyak terlibat dalam proyek luar angkasa bersama Uni Soviet-AS, termasuk Proyek Uji Apollo-Soyuz yang jadi cikal bakal wahana luar angkasa internasional, termasuk ISS yang didukung 15 negara dan badan antariksa dunia.

”Leonov adalah perintis dan penunjuk jalan penerbangan luar angkasa berawak,” tambah antariksawan AS atau disebut astronot, Jessica Meir.

KOMPAS/NASA–Antariksawan Amerika Serikat Bruce McCandless menjadi antariksawan pertama yang berjalan di luar angkasa tanpa menggunakan tali pengikat pada Februari 1984. Dia bergerak dengan dipandu jet yang ditempatkan pada ranselnya.

Berlipat
Sejak Leonov berjalan di luar angkasa tahun 1965, durasi antariksawan berjalan di luar angkasa meningkat drastis. Saat ini, antariksawan rata-rata menghabiskan 5-8 jam untuk spacewalk atau disebut juga extravehicular activity (EVA). Tujuan mereka bekerja di luar wahana pun beragam, mulai dari memperbaiki bagian wahana yang rusak, menguji peralatan baru, hingga melakukan percobaan sains.

Saat Leonov meninggal, dua antariksawan AS yang sedang bertugas di ISS, Andrew Morgan dan Christina Koch, juga sedang berjalan di luar angkasa. Mereka ada di luar ISS selama 7 jam 1 menit untuk mengganti baterai panel surya.

Kini, rekor terlama untuk melakukan satu kali spacewalk dipegang James Voss dan Susan Helms dari AS selama 8 jam 56 menit yang dilakukan pada 11 Maret 2001. Itu hampir 45 kali lipat dari waktu Leonov ketika spacewalk pertama kali. Sedangkan waktu total terlama untuk berjalan di luar angkasa dipegang Anatoly Solovyev dari Rusia selama 82 jam atau hampir 3,5 hari yang dilakukan sebanyak 16 kali spacewalk.

KOMPAS/NASA–Antariksawan Amerika Serikat Andrew Morgan (kiri) dan Christina Koch (kanan) bersiap melakukan spacewalk atau berjalan di luar Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) pada Minggu (6/10/2019) untuk memperbaiki baterai panel surya ISS.

Untuk berjalan di luar angkasa, antariksawan mengenakan baju khusus yang menjaga mereka tetap aman di ruang hampa udara. Baju yang dinamakan extravehicular mobility unit (EMU) itu dirancang mirip pesawat atau wahana antariksa untuk satu orang.

Baju itu mampu melindungi antariksawan dari suhu ekstrem luar angkasa, antara 120 derajat celsius dan minus 150 derajat celsius. Selain itu, baju juga melindungi antariksawan dari paparan radiasi kosmik yang berbahaya dan silaunya cahaya Matahari.

Pakaian itu juga melindungi tubuh antariksawan dari tertumbuk debu antariksa. Meski hanya debu, kecepatannya sangat tinggi, bisa beberapa kali lipat kecepatan peluru hingga bisa mencederai antariksawan.

KOMPAS/NASA–Antariksawan Ed White jadi orang Amerika Serikat pertama yang berjalan di luar angkasa pada 3 Juni 1965 atau 76 hari setelah Alexei Leonov dari Rusia melakukan hal yang sama dan menjadikannya manusia pertama yang berjalan di luar angkasa.

Hal paling penting, pakaian itu memiliki peralatan yang bisa mengembuskan oksigen dan menyerap karbon dioksida yang dihasilkan dari pernapasan mereka. Oksigen itu diletakkan pada ransel di punggung mereka yang disebut primary life support subsystem. Pakaian itu juga memiliki persediaan air untuk diminum hingga antariksawan tetap terhidrasi dan dialirkan melalui saluran khusus ke baju mereka agar antariksawan tetap nyaman menggunakannya selama berjam-jam.

Baju itu sudah harus digunakan beberapa jam sebelum antariksawan keluar dari wahana. Setelah itu, baju akan diberi tekanan atau dimasukkan oksigen murni hingga antariksawan mulai bisa menghirupnya. Oksigen murni yang dihirup itu akan menghilangkan semua nitrogen dalam tubuh yang bisa memicu munculnya gelembung gas hingga menyebabkan rasa sakit di bahu, siku, pergelangan tangan, dan lutut selama antariksawan ada di luar angkasa.

Sementara itu, untuk memastikan antariksawan tetap aman selama berjalan di luar angkasa, umumnya mereka diikat tali khusus. Selama berjalan di luar angkasa, antariksawan akan mengambang di ruang hampa udara, seperti menyelam di kolam renang di Bumi. Tali itu juga bisa ditambatkan hingga mereka bisa bekerja dengan baik, tidak terus mengambang.

Perangkat keamanan lain di baju itu adalah SAFER atau simplified aid for EVA rescue. Perangkat yang diletakkan di punggung antariksawan ini berupa jet pendorong kecil yang memungkinkan antariksawan bergerak bebas di luar angkasa. SAFER juga membantu antariksawan kembali ke wahana jika posisi antariksawan jauh dari wahana.

Untuk membiasakan antariksawan dengan berbagai gerakan di ruang hampa udara itu, antariksawan dilatih di kolam renang besar di Bumi. Demikian pula kegiatan yang akan dilakukan di luar wahana di ruang angkasa, juga dilatih di dalam kolam renang.

KOMPAS/NASA–Antariksawan berlatih di kolam renang raksasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) untuk mempraktikkan tugas mereka saat melakukan spacewalk atau berjalan di luar angkasa.

Selain di kolam renang, mereka juga berlatih menggunakan perangkat virtual reality yang memungkinkan antariksawan mendapat pengalaman nyata di luar angkasa. Perangkat itu dioperasikan dengan cara seperti bermain gim video hingga memudahkan antariksawan saat melakukan tugas sesungguhnya.

Berbagai perlengkapan dan pelatihan itu dimaksudkan untuk memastikan antariksawan tetap aman dan selamat selama menjalankan tugasnya di luar angkasa. Keberanian dan keterampilan merekalah yang membuat manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik tentang eksplorasi luar angkasa.

Oleh M ZAID WAHYUDI

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 16 Oktober 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB