Peranti Cerdas Menjadi Kebutuhan dalam Pendidikan Vokasi

- Editor

Sabtu, 28 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kecerdasan artifisial, yang dinilai bisa mengambil alih berbagai pekerjaan manusia, di pendidikan vokasi tidak menjadi momok. Justru, keterampilan mengoperasikan peranti cerdas menjadi bahan pelajaran yang dipraktikkan karena meningkatkan kompetensi siswa.

”Dalam persepsi pendidikan vokasi, kemajuan teknologi adalah kepastian. Tidak perlu ditakuti karena SMK akrab dengan industri dan selalu dibina agar kurikulumnya sesuai dengan perubahan di dunia profesional,” kata Kepala SMKN 2 Tangerang Selatan (Tangsel) Ambiar ketika ditemui di Tangsel, Jumat, (27/9/2019).

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor SMKN 2 Tangerang Selatan membuat miniatur jembatan hidrolik dari barang-barang bekas di Tangerang Selatan, Jumat (27/9/2019). Keterampilan manual masih dikembangkan walaupun dalam pemelajaran harian siswa akrab dengan teknologi digital sesuai yang dipakai oleh industri terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sekolah itu memiliki lima jurusan, yaitu teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor, teknik elektronika industri, akuntansi, dan multimedia. Semua berproses diarahkan menuju teknologi cerdas.

Guru-guru rutin mengikuti pelatihan di perusahaan mitra, seperti PT Honda dan PT Zahir Internasional, untuk belajar menggunakan peralatan terbaru. Di saat yang sama, sekolah mengupayakan membeli alat tersebut untuk laboratorium praktik melalui bantuan operasional sekolah.

”Namun, keterampilan teknis manual tetap diajarkan supaya siswa tetap produktif jika suatu saat mereka bekerja di tempat yang perlengkapannya belum memadai,” tutur Ambiar, yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Tangsel.

Menurut dia, di Tangsel ada 7 SMK negeri dan 71 SMK swasta. Semua memiliki kemitraan dengan dunia industri dan dunia usaha (DUDI). Adapun intensitas kemitraan beragam karena bergantung pada keaktifan sekolah memastikan dirinya selalu memutakhirkan kurikulum dan teknik pelatihan.

Wirausaha
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bakrun mengatakan, jumlah lowongan pekerjaan formal untuk lulusan SMK terbatas. Mayoritas DUDI di dalam negeri adalah padat karya yang tidak membutuhkan pekerja dengan keterampilan khusus.

Hal ini menjadi salah satu penyebab penyumbang angka pengangguran terbesar adalah lulusan SMK. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, dari 6,82 juta orang yang menganggur, sebanyak 8,63 persen merupakan lulusan SMK (Kompas, 7 Mei 2019).

Bakrun mengungkapkan, jumlah lulusan SMK setiap tahun 1,5 juta orang. Padahal, jumlah lapangan kerja formal yang tersedia umumnya 1,2 juta lowongan per tahun dengan persaingan masih dengan lulusan SMA, madrasah aliyah, Paket C, dan umum.

Perusahaan dan industri yang merekrut lulusan SMK juga memiliki persyaratan yang ketat, salah satunya adalah kondisi fisik yang prima. Bahkan, di industri manufaktur, standar untuk mekanik dan operator alat-alat berat harus memiliki tinggi badan minimal 160 sentimeter karena jika fisiknya di bawah standar akan mengalami risiko kecelakaan ataupun sakit pada hari tua lebih besar.

”Sekolah tidak bisa menyeleksi siswa baru berdasarkan bentuk fisik karena pendidikan harus untuk semua. Oleh sebab itu, selain keterampilan teknis DUDI, mereka juga diajar berwirausaha mulai dari perencanaan, pengumpulan modal, pengelolaan, hingga pengembangan. Dengan begitu, ketika lulus siswa memiliki daya untuk berusaha di luar sektor formal,” ujar Bakrun.

Guru Kewirausahaan untuk Jurusan Teknik Sepeda Motor SMKN 2 Tangsel Fatwa Tresna Raditya menjelaskan, siswa di jurusan tersebut mayoritas diajarkan merawat dan memodifikasi sepeda motor. Pemakaian teknologi digital sangat membantu karena kini tidak perlu lagi memeriksa sepeda motor secara manual. Ada teknologi pemindai mesin dan komponen yang lebih cermat mendeteksi hal-hal kecil.

Dalam konteks kewirausahaan, penguasaan teknologi sangat berguna karena bisa menjadi landasan wirausaha cerdas. Di bidang teknik sepeda motor, siswa belajar mengenai cara mengembangkan bengkel.

”Perbedaan dari bengkel reguler, bengkel kewirausahaan SMK memakai standar dari industri. Mulai dari pemilihan lokasi, standar pelayanan minimal, hingga pengelolaan limbah diatur sedemikian rupa agar tidak merugikan masyarakat. Penguasaan teknologi cerdas adalah nilai tambah bagi daya jual layanan,” paparnya.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA (–Sejumlah SMK dari beberapa wilayah di Pulau Jawa mengikuti pameran hasil karya siswa mereka di PRPP, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2014). Pameran tersebut digelar untuk mendorong kreativitas siswa SMK mengembangkan kompetensinya agar siap masuk ke dunia kerja atau berwirausaha.

Direktur PT United Tractors Indonesia Edhie Sarwono mengatakan, perkembangan teknologi canggih tetap membutuhkan manusia berketerampilan untuk mengoperasikannya. Operator yang mumpuni tidak hanya mengandalkan kapasitas teknis, tetapi juga karakter yang baik.

”Keterampilan bisa dilatih berkala. Tapi, lebih penting lagi pendidikan di SMK mengajarkan sikap ulet, tekun, terbuka terhadap pembaruan, jujur, kreatif, dan bergaya hidup sehat karena teknologi canggih di industri tidak akan optimal kalau operatornya tidak baik,” tuturnya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Editor YOVITA ARIKA

Sumber; Kompas, 28 September 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB