Mikrobioma atau jasad renik di usus mamalia, termasuk manusia, semakin disadari pentingnya bagi kehidupan. Kajian terbaru menunjukkan, mikrobioma tertentu dapat memperlambat serangan amyotrophic lateral sclerosis, yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf otak dan tulang belakang.
SUMBER: WEIZMANN INSTITUTE OF SCIENCE–Strain mikrobioma usus yang terbukti mampu menghambat perkembangan penyakit ALS.
Penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yang juga dikenal sebagai Lou Gehrig, bisa menyebabkan jaringan otot lumpuh hingga kematian. Penyakit ini tergolong langka dan sejauh ini dianggap belum bisa disembuhkan. Salah seorang tokoh yang terserang ALS adalah fisikawan Stephen Hawking, yang selama bertahun-tahun mengalami kelumpuhan dan meninggal pada 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, penelitian Eran Blacher dan Eran Elinav dari Immunology Department Weizmann Institute of Science serta tim yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 22 Juni lalu memberikan harapan baru. Eksperimen terhadap tikus yang diberikan strain mikroba usus tertentu terbukti mampu menghambat serangan ALS. Temuan ini berpeluang diterapkan pada pasien manusia.
”Kajian kami untuk melihat kaitan mikrobioma dengan kesehatan manusia dan penyakit terkait otak,” kata Eran Elinav dalam laman Weizmann Institute of Science.
Serangkaian percobaan menunjukkan, gejala penyakit ALS pada tikus memburuk setelah diberi antibiotik spektrum luas untuk menghilangkan sebagian besar mikrobioma mereka. Hasil ini mengisyaratkan adanya hubungan potensial antara perubahan mikrobioma dan percepatan perkembangan penyakit ALS pada tikus. Selanjutnya, dengan menggunakan metode komputasi, para ilmuwan mengarakterisasi komposisi dan fungsi mikrobioma pada tikus yang rentan terhadap ALS dan membandingkannya dengan tikus biasa.
Memperlambat perkembangan penyakit
Mereka mengidentifikasi adanya 11 strain mikroba yang berubah pada tikus yang rentan terhadap ALS ketika penyakit ini mulai berkembang. Para ilmuwan mengisolasi strain mikroba ini dan memberi mereka satu per satu dalam bentuk suplemen seperti probiotik. Akhirnya, ditemukan satu strain, yaitu Akkermansia muciniphila, secara signifikan memperlambat perkembangan penyakit pada ALS tikus dan memperpanjang kelangsungan hidup mereka.
Seperti diketahui, usus manusia menyimpan lebih dari 100 triliun sel mikroorganisme. Kumpulan bakteri, jamur, dan virus ini hidup di dalam usus dan membentuk sistem ekologi yang dikenal sebagai mikrobioma saluran pencernaan (gut microbiome). Hidup mereka bergantung pada apa yang kita makan, sebaliknya hidup kita juga ditentukan mereka.
Beragam penelitian sebelumnya menemukan, komposisi dan jenis mikrobioma berperan penting terhadap munculnya diabetes, alergi, autisme, hingga obesitas. Secara sederhana, semakin beragam dan berimbang mikrobioma, semakin baik bagi tubuh. Penelitian Eran Blacher ini semakin menunjukkan peran penting mikrobioma.–AHMAD ARIF
Editor YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 25 Juli 2019