Kualitas sumber daya manusia atau SDM Indonesia perlu terus ditingkatkan menghadapi cepatnya perubahan dunia. Salah satunya dengan memanfaatkan bonus demografi atau melimpahnya penduduk pada usia produktif. Untuk itu, investasi di bidang pendidikan menjadi hal strategis.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan orasi ilmiah di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). Dalam acara itu, Sri Mulyani juga meresmikan Gedung A Kampus IV dan Asrama Kampus IV UPGRIS, yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam orasi ilmiah berjudul “SDM Kompetitif Menuju Era 5.0” di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019), mengatakan, ada tantangan besar yang dihadapi Indonesia terkait kualitas SDM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mayoritas tenaga kerja Indonesia, 41,8 persen, masih berlatar pendidikan SD serta hanya 12 persen tenaga kerja Indonesia yang mendapat pendidikan tinggi setara sarjana dan diploma. Profil ini harus konsisten diperbaiki lewat akses pendidikan setinggi-tingginya,” ujar Sri.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan orasi ilmiah di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). Dalam acara itu, Sri Mulyani juga meresmikan Gedung A Kampus IV dan Asrama Kampus IV UPGRIS, yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sri menjelaskan, kualitas SDM menjadi salah satu bagian penting dalam mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju. Bonus demografi tak akan bisa selamanya dinikmati, sehingga perlu ada perbaikan cepat. Investasi di bidang SDM pun menjadi perhatian pemerintah, selain investasi fisik infrastruktur.
Hal itu antara lain terwujud dengan terus meningkatnya anggaran pendidikan. “Dari Rp 353,4 triliun pada 2014 menjadi Rp 492,5 triliun pada 2019 atau naik 39,4 persen. Sebagai salah satu alokasi terbesar dan paling penting, efektivitas penggunaanya harus dipastikan,” ujar Sri.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Menteri Keuangan Sri Mulyani meresmikan Gedung A Kampus IV dan Asrama Kampus IV Universitas PGRI Semarang, yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). Dalam acara itu, Sri Mulyani juga menyampaikan orasi ilmiah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; serta Kementerian Agama merupakan kementerian utama yang mengelola anggaran pendidikan. Harus ada sinergi untuk dapat menjamin efektivitas dan ketepatan capaian output atas penyelenggaraan pendidikan.
Lebih lanjut, Sri menuturkan, investasi di bidang pendidikan tak akan pernah membuat rugi. “Mungkin akan menunggu lama, tetapi pasti tak akan rugi karena tak hanya diukur dengan pekerjaan dan gaji yang baik. Namun, orang terdidik akan memberi dampak pada keluarga, masyarakat, bangsa, bahkan, dunia,” ujarnya.
Rektor UPGRIS, Muhdi, menuturkan, pihaknya juga menyiapkan sumber daya manusia dalam menyongsong society atau masyarakat 5.0. Bukan hanya hard skill (kemampuan akademik) yang dipersiapkan, tetapi juga soft skill (kecakapan hidup), begitu juga pembangunan karakter.
Menurut Muhdi, apa yang disampaikan Sri Mulyani, termasuk dalam menyiapkan SDM, menjadi inspirasi, tak hanya bagi para calon pendidik, tetapi juga SDM pada umumnya. “Anggaran pendidikan ini bukan untuk dinikmati segera, tapi pada masa yang akan datang,” ujarnya.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Muhdi menyampaikan sambutan di sela-sela orasi ilmiah Menteri Keuangan Sri Mulyani di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019).
Pada Selasa, Sri Mulyani juga meresmikan Gedung A dan Asrama Kampus IV UPGRIS. Adapun dana pembangunannya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi, mengatakan, pembangunan asrama perguruan tinggi salah satu bentuk investasi dalam bidang pendidikan. Dengan tinggal di asrama, pengaruh hal-hal negatif kepada mahasiswa dapat diantisipasi.
Ia menambahkan, bangunan itu memiliki empat lantai serta 50 unit atau kamar. Masing-masing unit bisa dihuni empat orang. “Ini penganggaran 2018 senilai Rp 12,9 miliar. Pada 2018, kami total membangun 300 tower (gedung), dengan 15.600 unit/kamar dan 20 persen di antaranya untuk perguruan tinggi,” kata Khalawi.–ADITYA PUTRA PERDANA
Editor GREGORIUS FINESSO
Sumber: Kompas, 23 Juli 2019