Pemerintah telah memberikan insentif fiskal berupa pengurangan pajak hingga 200 persen bagi perusahaan yang membantu mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi. Rinciannya, insentif pajak 100 persen untuk biaya riil kegiatan vokasi dan ditambah 100 persen lagi sepanjang tidak mengakibatkan kerugian fiskal.
Hal ini agar tidak ada lagi keluhan dari pihak industri dan perusahaan bahwa lulusan vokasi tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk itu, perusahaan diminta membangun kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan vokasi, yaitu SMK, politeknik, akademi, sekolah tinggi, dan balai latihan kerja (BLK).
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberi pidato mengenai insentif fiskal bagi perusahaan yang aktif bermitra dengan SMK dan perguruan tinggi guna mengembanbkan pendidikan dan pelatihan vokasi pada Dies Natalis ke-11 Sekolah Vokasi Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ketika memberi pidato dalam acara Dies Natalis ke-11 Sekolah Vokasi Universitas Indonesia (SVUI) di Depok, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Selama ini, kata Darmin, pihak perusahaan kerap mengeluhkan lulusan lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) vokasi tidak memiliki kompetensi yang sesuai, bahkan ketinggalan zaman, dibandingkan kebutuhan mereka. Adanya kerja sama ini memastikan perusahaan terlibat membentuk individu-individu yang kelas bekerja untuknya.
“Penjaminan mutu lembaga diklat vokasi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional. Adapun perusahaan juga dipantau guna memastikan diklat dan pemagangan yang mereka beri memang meningkatkan kompetensi peserta didik, tidak sekadar menjadikan pemagang pesuruh di kantor,” tutur Darmin.
Tidak mutakhir
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di acara Indonesian Development Forum 2019 menjelaskan, masalah lulusan vokasi adalah banyak dari jurusan yang sudah jenuh dan tidak termutakhirkan. Misalnya, lowongan untuk kasir bank sudah semakin menipis karena mulai diganti otomasi, tetapi jumlah lulusan di bidang ini sangat banyak.
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro (berkemeja hitam) meninjau pasar ide dalam Indonesian Development Forum 2019 di Jakarta, Senin (22/7/2019). Pasar ide merupakan ruang publik para inovator memaparkan produk mereka untuk membuka kesempatan promosi sekaligus kolaborasi.
“Sebaliknya, ada pekerjaan dengan jumlah lowongan banyak seperti operator pembangkit tenaga listrik, administrator e-dagang, dan multimedia. Namun, pelamarnya minim sekali,” tuturnya.
Pemerintah menilai, paradigma lama pendidikan vokasi adalah menekankan pada jumlah lulusan, bukan kepada kemutakhiran kompetensi mereka. Oleh karena itu, revitalisasi kurikulum dan penerapan diklat vokasi menjadi prioritas.
Bagi mereka yang sudah lulus, termasuk para guru, dilakukan pemutakhiran kompetensi secara berkala. Pengajar dan dosen juga diwajibkan rutin mengikuti magang di industri agar merasakan langsung perkembangannya.
“Diklat vokasi sangat tergantung kepada kompetensi guru dan dosen. SMK maupun perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan dengan kemampuan tidak setara kebutuhan industri karena ternyata ilmu pendidiknya masih sama seperti belasan, bahkan puluhan tahun lalu,” katanya.
Menurut Bambang, kurikulum vokasi harus fleksibel. Artinya, bisa terus selaras dengan perkembangan bidang terkait tanpa harus dilakukan perubahan kurikulum secara formal dan nasional. Keterlibatan organisasi profesi menjadi faktor penting dalam menjaga ketepatan kurikulum.
Selain itu, bagi masyarakat yang berada di luar lembaga diklat formal, bisa meningkatkan kompetensi melalui BLK yang kini dalam proses revitalisasi. “Kami mendorong adanya BLK swasta terakreditasi agar akses diklat yang bermutu bertambah di lapangan,” ujar Bambang.
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat (kiri) dan Direktur Sekolah Vokasi Universitas Indonesia (SVUI) Sigit Pranowo Hadiwardoyo usai menandatangani perjanjian kerja sama pembukaan lembaga sertifikasi kompetensi berbasis pendidikan dan pelatihan vokasi jarak jauh di acara Dies Natalis ke-11 SVUI di Depok, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Kerja sama
Merespon kebutuhan tersebut, pada Dies Natalis ke-11 SVUI juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara UI dengan Universitas Terbuka (UT) untuk membuka lembaga diklat vokasi khusus bagi masyarakat awam. Direktur SVUI Sigit Pranowo Hadiwardoyo mengatakan, lembaga ini akan melakukan rekognisi pemelajaran masa lampau bagi orang-orang yang mungkin tidak pernah mendapat diklat vokasi formal, tetapi terlatih kemampuannya karena bekerja di bidang tersebut.
Contohnya adalah montir di bengkel yang kemampuannya terasah setelah bertahun-tahun memerbaiki kendaraan. Lembaga sertifikasi kerja sama UI-UT ini akan mengukur kemampuan montir itu dan memberi sertifikasi sesuai kompetensinya. Sertifikat itu juga menjelaskan apabila kompetensinya setara dengan lulusan SMK, D1, D2, D3, atau pun D4 di bidang teknik mesin.
Rektor UT Ojat Darojat memaparkan, sistem lembaga sertifikasi kompetensi itu bersifat diklat digital yang bisa diakses oleh semua orang. Modulnya disusun khusus untuk pengayaan kompetensi, bukan sekadar mengubah modul cetak menjadi digital. Adapun jadwal uji sertifikasinya juga terbuka dan bisa diambil sewaktu-waktu seperti tes TOEFL.
“Saat ini masih tahap memetakan bidang kompetensi yang akan digarap,” ucapnya.
LARASWATI ARIADNE ANWAR
Editor YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 23 Juli 2019
———————-
Sinergi Korporasi dan Pendidikan Vokasi Tingkatkan Kualitas SDM
DOKUMENTASI PT ESTIKA TATA TIARA–Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat mengikuti Praktik Kerja Lapangan di PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) di Subang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Pendidikan vokasi melalui Praktik Kerja Lapangan dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia sesuai kebutuhan industri. Mereka disiapkan agar produktif ketika sudah memasuki dunia kerja.
PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) merupakan salah satu perusahaan yang memfasilitasi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat untuk mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL). Mereka melakukan kegiatan tersebut pada 24 Juni hingga 14 Agustus 2019.
Direktur Pemasaran Kibif Grace Adoe mengatakan, produktivitas industri akan meningkat dan dapat memacu daya saing industri jika perusahaan mempekerjakan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. “Sumber daya manusia menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Grace melalui keterangan pers di Subang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Menurut Grace, pembangunan SDM melalui pelatihan dan pendidikan vokasi sangat penting, khususnya dalam menyiapkan angkatan kerja kompeten dan berdaya saing tinggi. Penyiapan SDM bertujuan untuk memenangi kompetisi global.
Kibif telah menandatangani kesepakatan kerja sama tentang program vokasi dengan Polbangtan Bogor dan Polbangtan Manokwari, Papua Barat. Selanjutnya akan diikuti penandatanganan kerjasama dengan SMK-PPN Sembawa, Palembang.
Lingkup kerja sama bidang vokasi ini meliputi PKL, kuliah kerja lapangan (KKL), study tour, magang guru dan dosen, serta kunjungan Polbangtan untuk pembelajaran berbasis produk atau Teaching Factory (TEFA) dengan perusahaan.
Selain bekerja sama di bidang vokasi, Kibif juga menjalin kemitraan strategis di bidang pelatihan SDM pertanian atau Widyaiswara dengan Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Kementerian Pertanian.
Kibif mulai menerima mahasiswa PKL sejak tahun 2016 dari sejumlah perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS), SMK Yadika Jakarta, dan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. PKL khusus vokasi baru dimulai tahun 2019 yang diawali tujuh mahasiswi Polbangtan Bogor.
DOKUMENTASI PT ESTIKA TATA TIARA–Para mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan (baris depan) berfoto bersama General Manager Feedlot PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) Gunawan (berdiri tengah), Feedlot Staff Bagian Vokasi Vivi Wijayanti (berdiri kiri), Supervisor Feedlot Jaki Mudzakir (berdiri kedua dari kanan), dan Feedlot Staff Bagian Kemitraan Randi Purnama (berdiri kanan).
Kibif menyeleksi setiap mahasiswa yang ingin mengikuti PKL untuk mengetahui seberapa besar pemahaman tentang penggemukan sapi potong. Mahasiswa yang telah mengikuti PKL diharapkan dapat terampil di bidang penggemukan sapi potong dan mempraktikkan materi utama yang diberikan.
“Kibif mempunyai persyaratan dan standar dalam penerimaan mahasiswa PKL. Setiap mahasiswa diwajibkan mengirimkan proposal PKL yang sudah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing. Pengirimannya paling lama 10 hari sebelum kegiatan PKL dimulai,” kata Grace.
Peserta PKL wajib mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan aturan yang berlaku di lingkungan perusahaan. Mahasiswa PKL juga wajib mengikuti sistem untuk meningkatkan efektivitas kerja, kemudahan mencari data, dan kemandirian.
Mereka diberikan pembelajaran tentang aplikasi teknologi program penggemukan sapi potong. Pada setiap hari Senin, mereka mempresentasikan hasil PKL yang dikerjakan selama sepekan untuk mengetahui efektivitas waktu dan keseriusan mahasiswa menjalani PKL.
Para mahasiswa juga diwajibkan mendengarkan pemaparan ilmu dari para supervisor beserta manajer di Kibif. Tujuannya untuk menciptakan keselarasan antara ilmu yang diperoleh selama belajar di perguruan tinggi dan PKL.–PRAYOGI DWI SULISTYO
Editor M FAJAR MARTA
Sumber: Kompas, 22 Juli 2019