Dalam perjalanan manusia ke luar angkasa dan Bulan serta pelayaran manusia berkeliling Bumi, selalu ada jejak Nusantara Raya dan Indonesia Raya sebagai bangsa besar dan memiliki jejak peradaban dalam sejarah kemanusiaan.
Pekan ini umat manusia memperingati 50 tahun penjelajahan ke Bulan yang dilakukan trio astronaut Amerika Serikat, Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins, yang jatuh tanggal 20 Juli 1969 (tanggal 21 Juli 1969 di Indonesia karena perbedaan waktu). Neil Armstrong dan Buzz Aldrin berjalan di Bulan selama dua setengah jam dan mengumpulkan 23 kilogram material dari Bulan yang dibawa kembali ke Bumi dalam Misi Apollo 11.
NASA VIA AP/NEIL ARMSTRONG–Foto 20 Juli 1969 memperlihatkan astronaut NASA, Buzz Aldrin, berjalan di permukaan Bulan, dalam kegiatan EVA (extravehicular activity) Apollo 11. Bersama Neil Armstrong, Aldrin menjadi dua manusia pertama yang menginjakkan kakinya di Bulan, 50 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun Michael Collins tidak ikut mendarat di Bulan karena mengawaki modul induk (command module) yang mengorbit Bulan dengan sandi US-1 yang membawa mereka kembali ke Bumi tanggal 24 Juli 1969 dan dijemput Angkatan Laut Amerika Serikat dengan kapal induk USS Hornet.
Perjalanan tersebut diikuti 450 juta pemirsa televisi masa itu ketika penduduk dunia baru 3,6 miliar jiwa. Siaran langsung VOA dipancar ulang oleh stasiun berita Inggris BBC dan diikuti media dari 56 negara di seluruh dunia. Ekspedisi tersebut memenuhi janji Presiden John Fitzgerald Kennedy di tahun 1961
Manusia melangkahkan kaki di bulan di tahun 1969 adalah satu dari dua capaian penjelajahan penting umat manusia dalam sejarah. Sejarawan Arsip Nasional Filipina, Ian Alphonso yang ditemui usai kunjungan delegasi peringatan 500 tahun pelayaran manusia keliling dunia di Ternate – Tidore tanggal 15 – 18 Juli 2019 mengatakan, penjelajahan penting lainnya selain pendaratan di bulan adalah pelayaran keliling bumi tahun1521 yang dilakukan Ferdinand Magellan, pria kelahiran Portugal yang bertugas atas nama Raja Spanyol.
AFP/NASA/NEIL ARMSTRONG–Astronaut Buzz Aldrin saat kegiatan EVA di permukaan Bulan dalam misi Apollo 11, 20 Juli 1969.
Tujuan penjelajahan laut keliling dunia dari Eropa dengan melintasi Samudra Atlantik – Samudra Pasifik ke Guam dan Filipina adalah menemukan kepulauan rempah: Maluku dan Kepulauan Nusantara.
Akhirnya rombongan Magellan yang tersisa berhasil kembali ke Spanyol lewat jalan barat Samudra Pasifik, Samudra Hindia, melintasi Afrika ke Samudra Atlantik dan tiba di Spanyol tahun 1522 di bawah pimpinan Sebastian El Cano.
Peringatan 500 tahun penjelajahan laut keliling dunia tersebut akan jatuh tahun 2021 dan sekarang pihak Spanyol, Portugis, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Brunei sedang menggagas peringatan besar terkait penjelajahan monumental yang sejajar dengan misi perjalanan umat manusia ke Bulan tahun 1969.
Kota-kota yang disinggahi armada yang dipimpin Magellan juga mempersiapkan diri seperti Sevilla, Cadiz di Spanyol, Rio de Janeiro di Brazil, Tierra del Fuego atau Tanah Api di Argentina yang merupakan ujung selatan benua Amerika, Punta Arenas di Chile, Guam, dan lain-lain. Juru tulis ekspedisi Magellan, Antonio Pigafetta mencatat kekayaan Nusantara tidak saja di Kepulauan Maluku, bahkan sampai di Timor yang dikenal dengan kayu cendana dan kuda Timor hingga Sumba.
Presiden JFK dan upaya Indonesia
Setelah mengelilingi Bumi, obsesi manusia menjelajahi luar angkasa terwujud dengan langkah kecil Neil Armstrong yang menjadi langkah besar umat manusia!
Dokumentasi dilakukan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di bulan seperti memancangkan bendera Amerika Serikat. Tak ketinggalan para ilmuwan NASA dan Barat sejak tahun 1930-an hingga 1970-an memberikan nama-nama geografis di Bulan yang di antaranya terdapat 24 nama Ilmuwan Muslim di antaranya Al Biruni, Avvicena (Ibnu Sina), Omar Khayam, Ibn Battuta (pernah menjelajah ke Nusantara), dan lain-lain.
NASA VIA AP/NEIL ARMSTRONG–Astronaut Buzz Aldrin di permukaan Bulan.
Pendaratan misi Apollo 11 ke Bulan adalah pemenuhan janji sahabat Presiden Soekarno, yakni Presiden AS John Fitzgerald Kennedy yang di tahun 1961 menyatakan sebelum dekade 60-an berakhir, manusia akan menjejakkan kaki di bulan.
Sejarawan Baskara Tulus Wardaya SJ dalam satu percakapan di Goethe Institute, Jakarta beberapa tahun silam menceritakan di tahun 1962, Indonesia sudah melakukan uji coba meluncurkan roket di pantai selatan Jawa Barat. Indonesia ketika itu adalah negara Asia kedua yang melakukan uji coba roket.
Selanjutnya, ujar Wardaya, Bung Karno mengadakan kerja sama penelitian nuklir dengan Republik Rakyat China di tahun 1963. Misi dari Batan pun dikirim ke China. Kemudian di tahun 1964, China berhasil mengadakan uji coba bom nuklir.
Pada sebuah kongres Muhammadiyah pada kurun waktu tersebut, Bung Karno mengatakan, Indonesia akan memiliki kemampuan membuat senjata nuklir. Lalu selanjutnya tahun 1965 pecah peristiwa 30 September, Bung Karno pun jatuh dan proyek nuklir serta luar angkasa Indonesia tenggelam.
Gending Jawa di luar angkasa
Memasuki jaman Orde Baru, NASA menyiapkan Ekspedisi Voyager ke luar angkasa. Pihak NASA menyiapkan berbagai rekaman musik yang dianggap maha karya umat manusia untuk dipancarkan di luar angkasa pada tahun 1977. Salah satu komposisi yang terpilih adalah gending Jawa yang dibuat di Surakarta medio terakhir 1800-an.
Sejarawan RM Daradjadi Gondodiprodjo menceritakan, salah satu komposisi musik yang dipilih adalah “Gending Ketawang Puspo Warno” (Ragam Bunga) yang diciptakan KGPAA Mangkunegara IV yang juga penguasa Pura Mangkunegara, Surakarta. Komposisi gending tersebut di masa silam dimainkan untuk menyambut Gusti Kanjeng penguasa Mangkunegara yang kini berkembang digunakan untuk menerima tamu dalam acara-acara tradisi Jawa.
AP PHOTO/NASA, BUZZ ALDRIN–Astronaut Neil Armstrong di permukaan bulan pada misi Apollo 11, 20 Juli 1969. Secara total dalam misi Apollo, sebanyak 12 astronaut AS menginjakkan kakinya di Bulan.
Upaya memilih jenis musik yang akan dipancarkan di luar angkasa tersebut dipimpin astronom Universitas Cornell, Carl Sagan. Ketika itu, gending “Puspo Warno” di Amerika Serikat, dimainkan oleh Tjokrowarsito (KPH Notoprodjo) dari Pura Pakualam, Yogyakarta yang mengajar gamelan di California, AS sejak tahun 1971. Sebagai bentuk penghargaan terhadap Tjokrowarsito, salah satu konstelasi bintang di Galaksi Andromeda diberi nama Warsitodiningrat.
Orang Indonesia pun mewarnai misi dan proyek NASA. Semisal alumnus ITB Bandung Herman Suryoutomo asal Pati, Jawa Tengah yang terlibat dalam berbagai proyek NASA di tahun 1980-an bahkan terdaftar dalam buku Who’s Who in The United States tahun 1980-an hingga astronaut Pratiwi Sudarmono yang diajukan ikut misi luar angkasa di bulan Oktober 1985. Sayang karena musibah meledaknya pesawat ulang-alik Challenger, Pratiwi Sudarmono yang kelahiran tahun 1962 itu pun gagal berangkat ke luar angkasa.
Dalam perjalanan manusia ke luar angkasa dan Bulan serta pelayaran manusia berkeliling Bumi, selalu ada jejak Nusantara Raya dan Indonesia Raya sebagai bangsa besar dan memiliki jejak peradaban dalam sejarah kemanusiaan.
Oleh IWAN SANTOSA
Sumber: Kompas,v21 Juli 2019