India Tunda Peluncuran Chandrayaan-2

- Editor

Selasa, 16 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peluncuran wahana pengorbit, pendarat dan penjejak milik India ke kutub selatan Bulan ditunda. Penundaan itu diumumkan 56 menit sebelum jadwal peluncuran dilakukan akibat adanya gangguan teknis. Jadwal peluncuran berikutnya akan diumumkan kemudian.

Semula, roket peluncur tiga tingkat GSLV (Geosynchronous Satellite Launch Vehicle) Mark III-M1 akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota, India pada Senin (15/7/2019) pukul 02.51 waktu setempat atau pukul 04.21 WIB. GSLV Mark III-M1 ini adalah roket peluncur terkuat yang dimiliki India.

INDIA SPACE RESEARCH ORGANISATION–Roket GSLV Mark III-M1 berada di landas luncur 2, Bandar Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Roket peluncur tersebut membawa misi ke kutub selatan Bulan yang terdiri atas wahana pengorbit Chandrayaan-2, wahana pendarat Vikram dan wahana penjejak Pragyan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Roket itu akan mengirimkan wahana pengorbit Chandrayaan-2 yang akan mengitari Bulan. Chandrayaan-2 akan menurunkan wahana pendarat Vikram ke permukaan Bulan di bagian kutub selatannya. Setelah mendarat, Vikram akan melepaskan wahana penjejak Pragyan.

Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) melalui akun Twitter-nya mengatakan penundaan peluncuran itu dilakukan sebagai tindakan kehati-hatian akibat terjadinya hambatan teknis. Kendala itu baru teramati pada sekitar satu jam sebelum waktu peluncuran.

Meski demikian, pejabat ISRO seperti dikutip space.com, Senin (15/7/2019), tidak mengklarifikasi jenis hambatan yang terjadi, apakah kendala itu terjadi pada roket peluncurnya atau pada wahana yang akan diluncurkan. Waktu peluncuran yang baru akan diumumkan kemudian.

Misi Chandrayaan-2 itu merupakan kelanjutan dari wahana pengorbit Chandrayaan-1 yang diluncurkan pada 2008. Jika Chandrayaan-1 berhasil mendeteksi keberadaan molekul air di permukaan Bulan dengan wahana pengorbit saja, maka Chandrayaan-2 akan mencari informasi yang lebih detail.

ISRO–Ilustrasi wahana pendarat Vikram dan wahana penjejak Pragyan yang akan didaratkan di dekat kutub selatan Bulan.

Selain informasi lebih banyak tentang keberadaan molekul air tersebut, misi juga akan mencari komposisi tanah Bulan, aktivitas kegempaan di sana, hingga atmosfer tipis Bulan. Semua itu dilakukan tidak hanya dengan wahana pengorbit yang mengitari Bulan, tapi juga dengan wahana pendarat Vikram dan wahana penjejak Pragyan yang akan mengeksplorasi permukaan Bulan langsung.

Jika misi Chandrayaan-2 itu berhasil, India akan jadi negara keempat di dunia yang berhasil mendaratkan wahananya di permukaan Bulan setelah Amerika Serikat, Uni Soviet (Rusia), dan China. Namun, keberhasilan itu juga akan menjadikan India sebagai negara pertama yang berhasil mendaratkan wahananya di kutub selatan Bulan.

Menurut rencana, Vikram akan didaratkan di daerah yang terletak pada garis 70 derajat lintang selatan dan 20 derajat bujur timur Bulan. Titik tersebut terletak di antara dua kawah Bulan, Manzinus C dan Simpelius N.

Selama ini, belum ada negara atau badan antariksa lain yang mengirimkan wahana ke kutub selatan Bulan. Wilayah itu kaya akan es cair dan sinar Matahari sehingga cocok dijadikan daerah transit atau persinggahan manusia saat misi penaklukan planet Mars dilakukan.

Tak hanya itu, pengetahuan yang diperoleh akan memperkaya pengetahuan manusia tentang asal usul dan evolusi Bulan. Bahkan, wawasan tentang Bulan itu juga bisa dimanfaatkan untuk memahami planet batuan lainnya di Tata Surya yang memiliki atmosfer tipis, seperti Merkurius.–M ZAID WAHYUDI

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 16 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB