Indonesia Gondol Emas dalam Olimpiade Astronomi Internasional

- Editor

Rabu, 7 Agustus 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa dalam ilmu pengetahuan. Mereka menggondol medali emas dan penghargaan lain dalam International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) yang diselenggarakan di Volos, 27 Juli – 5 Agustus 2013.
Penghargaan yang berhasil diraih adalah medali emas (David Orlando Kurniawan), perak (Marcelina Viana), perunggu (M Imam Adli), 2 Honorable Mention (Rizki Wahyu Pangestu dan R Aryo Tri Adhimukti), dan 1 medali perunggu untuk team competition.

M Ikbal Arifyanto dari Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang ikut mendampingi siswa menuturkan, Indonesia hanya mengirimkan satu tim dalam lomba ini. Anggota tim harus mengikuti sekian perlombaan, baik pengerjaan soal maupun pengamatan astronomi, secara perseorangan dan tim.

Untuk tes perorangan, ada tiga jenis. Pertama, mengerjakan 15 soal teori yang seluruhnya esai. Ronde kedua, peserta mengerjakan soal analisis, terdiri dari 3 soal yang dikerjakan dengan kertas grafik dan 1 soal dengan komputer. Untuk tes observasi, siswa diminta mengamati langit malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Untuk kompetisi tim tugasnya adalah menjawab 180 soal astronomi dalam bentuk teka-teki silang. Yang dinilai adalah lengkapnya jawaban dan waktu,” kata Ikbal dalam percakapan lewat Facebook dengan Kompas.com, Selasa (6/8/2013).

Penghargaan dalam IOAA bukan baru sekali ini didapatkan. Tahun 2008, Indonesia berhasil meraih 2 medali emas. Beberapa tahun kemudian, walau absen tak meraih emas, Indonesia tetap meraih medali perak dan perunggu. Prestasi kali ini mengulang kejayaan pada tahun 2008.

Ikbal mengungkapkan bahwa penghargaan ini menunjukkan bahwa siswa-siswa Indonesia punya potensi dalam bidang astronomi dan astrifisika, walaupun mata pelajaran tersebut secara khusus tidak ada di level SMA. Jumlah siswa yang punya kegiatan astronomi juga relatif sedikit.

Ikbal mengharapkan, astronomi kembali mendapatkan perhatian di sekolah menengah. “Kami ingin ada pelajaran bumi dan antariksa lagi di SMA, yang dulu sebenarnya sempat ada namun lalu hilang,” kata Ikbal.

Ikbal berharap, anak-anak muda di Indonesia bisa menyenangi astronomi. Astronomi penting bukan cuma lantaran Indonesia perlu punya astronom melainkan juga karena astronomi mampu mengajak generasi muda untuk berpikir ilmiah.

“Yang penting cara berpikir sainsnya yang utama jadi terwarisi ke generasi muda. Cara berpikirnya, imajinasinya, cara memandang alam dengan sains, bukan dengan doktrin,” pungkas Ikbal.

Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : Yunanto Wiji Utomo

Sumber:Selasa, 6 Agustus 2013 | 22:58 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB