Jepang Rancang Robot untuk Bangun Koloni di Bulan

- Editor

Selasa, 9 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebelum menaklukkan Mars, manusia ingin mengolonisasi Bulan lebih dahulu. Bukan hanya karena Bulan adalah benda langit terdekat dari Bumi, berkembangnya hunian manusia di Bulan diharapkan bisa jadi transit dalam perjalanan manusia menuju Mars.

Untuk mendukung rencana kolonisasi Mars itu, Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) tengah merancang robot yang mampu bekerja mandiri untuk membangun pangkalan di Bulan. Penggunaan tenaga manusia diusahakan seminimal mungkin sebagai tenaga pengawas atau pengendali operasi robot tersebut.

JAXA–Konsep artis tentang pembangunan koloni di Bulan yang dilakukan dengan sistem pengendali jarak jauh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Proyek yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun itu dikerjakan JAXA bersama perusahaan konstruksi Kajima Corp dan tiga universitas Jepang, yaitu Institut Teknologi Shibaura, Universitas Komunikasi Elektro, dan Universitas Kyoto.

Robot yang terdiri atas backhoe seberat 7 ton dan traktor itu, baru-baru ini sukses menjalani uji coba di Lokasi Uji Kajima Seisho di Odawara, Jepang Tengah. Selama uji, backhoe yang dikendalikan manusia dari jarak tertentu menggunakan sistem kendali jarak jauh (remote control) itu mampu berjalan sendiri pada jarak yang ditentukan dan melakukan operasi rutin secara berulang.

“Pada backhoe dan traktor yang telah dimodifikasi itu dipasangi instrumen survei dan konsol pengendalian operasi otomatis untuk mengukur posisi dan arah,” kata pejabat JAXA seperti dikutip space.com, Minggu (7/4/2019). Instrumen itulah yang memungkinkan kedua alat berat itu bisa dioperasikan dan dikendalikan dari jarak jauh.

Namun karena Bumi dan Bulan berjarak rata-rata 384.000 kilometer, maka perintah dari Bumi membutuhkan waktu sekitar 2 detik untuk sampai di permukaan Bulan. Karena itu, alat berat itu juga dilengkapi teknologi untuk mengompensasi keterlambatan perintah yang terjadi.

JAXA–Backhoe yang diuji Badan Eksplorasi Antariksa Jepang JAXA untuk digunakan sebagai pembangun koloni di Bulan.

Teknologi lain yang disematkan pada alat berat itu adalah piranti untuk mengenali gerakan yang disesuaikan dengan lingkungan Bulan serta mengoordinasikan sejumlah pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa mesin sekaligus

“Dari proses uji operasional itu menunjukkan, teknologi alat berat tak berawak itu layak digunakan untuk membangun pangkalan di Bulan,” tambahnya.

Proses pembangunan jarak jauh pangkalan Bulan itu, setidaknya akan memiliki empat tahapan. Langkah pertama adalah penyiapan lokasi yang telah ditentukan sebagai tempat peletakan modul yang akan menjadi tempat tinggal manusia.

Selanjutnya, tahap kedua adalah alat berat akan melakukan penggalian sampai kedalaman tertentu agar modul bisa berdiri kukuh. Pada urutan ketiga, modul akan dipasang dan langkah terakhir atau keempat adalah memasangi modul dengan material permukaan yang mampu melindungi modul dari debu Bulan (regolith), batuan meteoroid (bahan meteor), dan radiasi.

JAXA–Traktor yang diuji Badan Eksplorasi Antariksa Jepang untuk membangun koloni di Bulan.

Meteoroid adalah batuan angkasa yang menjadi bahan meteor sebelum memasuki atmosfer Bumi. Ukuran batuan ini bervariasi, mulai dari seukuran biji-bijian hingga berdiameter sekitar satu meter.

Persoalannya, batuan ini bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Saat memasuki atmosfer Bumi, kecepatan meteoroid bisa mencapai 20 kilometer per detik atau 72.000 kilometer per jam. Jika meteoroid yang kecil menghantam struktur atau teknologi manusia di luar angkasa, seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) atau modul tempat tinggal di Bulan nantinya, maka bisa menimbulkan lubang hingga oksigen yang ada dalam struktur akan keluar dan membahayakan manusia di dalamnya.

Wahana penjelajah
Selain robot pembangun pangkalan di Bulan, JAXA bersama perusahaan otomotif Toyota sedang merancang wahana penjelajah (rover) yang bisa digunakan untuk mengangkut manusia di Bulan. Perancangan wahana itu baru dimulai Maret 2019 lalu dan diharapkan bisa diluncurkan pada 2029.

Wahana itu akan menjadi pendukung cita-cita Jepang yang ingin mendaratkan antariksawannya di Bulan pada 2030. Sejumlah negara pun memiliki ambisi serupa, termasuk Amerika Serikat.

JAXA–Konsep artis tentang pembangunan koloni di Bulan.

Wakil Presiden AS Mike Pence pada akhir Maret 2019 telah menugaskan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) AS untuk mendaratkan kembali manusia di Bulan pada tahun 2024.

Pada saat bersamaan, ISS diperkirakan akan memasuki masa pensiun. Karena itu, NASA juga tengah merancang stasiun luar angkasa Lunar Gateway yang diharapkan bisa beroperasi pada tahun 2020-an. Kanada pun sudah menyatakan komitmennya untuk ikut membangun Lunar Gateway dengan membangun lengan robot otonom yang dinamai Canadarm3.

Kolonisasi Bulan itu pun diharapkan memiliki tujuan yang lebih luas, tidak sekedar transit bagi manusia menuju Mars, namun juga bisa untuk mengeksplorasi Bulan lebih jauh hingga astrowisata di Bulan.

Oleh M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 8 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 20 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB