Kesiapan Indonesia, Teknologi 5G, dan Huawei

- Editor

Kamis, 4 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gaung Revolusi Industri 4.0 ramai dibahas di Indonesia, yang turut dalam arus perubahan industri secara keseluruhan. Basis dari Revolusi Industri 4.0 tersebut adalah teknologi informasi, dalam hal ini teknologi 5G yang merevolusi kecepatan transaksi arus informasi di berbagai bidang.

AP PHOTO/MARK SCHIEFELBEIN–Logo produsen perangkat telekomunikasi China, Huawei, terpasang dalam salah satu pameran di Beijing, China, pada September 2018.

Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Mari Elka Pangestu yang ditemui pada Senin (1/4/2019) mengatakan, perubahan dalam sistem teknologi informasi dari 3G ke 4G dan kini berkembang ke teknologi 5G sudah tidak terbendung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Sekarang bagaimana kita mempersiapkan diri. Seperti Eropa, Korea Selatan, dan negara lain juga sudah bersiap dan beralih ke teknologi 5G yang kecepatannya belasan kali lipat lebih laju dari sistem 4G yang kita gunakan saat ini,” kata Mari yang akan menjadi moderator dalam sesi swasta pertemuan puncak Belt and Road di Beijing, akhir April 2019 mendatang.

Mari yang putri Guru Besar Ekonomi UI Pang Lay Kim (almarhum) itu mengingatkan agar Indonesia mengadopsi teknologi yang menguntungkan dan tidak terjebak dalam rivalitas antarnegara besar. Dia mencontohkan, pabrikan dari sejumlah negara pun kini mengadopsi teknologi 5G yang dikembangkan China.

KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA–Menteri Perdagangan periode 2004-2011, Mari Elka Pangestu

Konektivitas dalam perekonomian modern saat ini menjadi sangat penting, ujar Mari, terkait pembangunan berbagai jaringan dagang dan perekonomian yang dilakukan China, India, Amerika Serikat, dan tidak ketinggalan Indonesia. Hal itu tidak terbatas dalam pembangunan konektivitas infrastruktur fisik belaka, seperti jalan raya, transportasi udara, dan laut, tetapi juga keterhubungan dalam sarana teknologi informasi. Itu menjadi penentu daya saing dan pertumbuhan suatu bangsa, termasuk Indonesia.

Mari mengapresiasi langkah operator seluler XL Axiata dan Telkomsel dalam menjalin kerja sama dengan Huawei pada pertemuan telekomunikasi dunia di Barc

elona, Spanyol, Januari 2019. ”Perkembangan teknologi informasi yang dikembangkan China, Jepang, dan Korea Selatan harus dimanfaatkan untuk kepentingan kita. Bertahap dari 3G ke 4G, kini sedang berkembang lagi ke tahapan yang revolusioner. Mana yang terbaik kita gunakan karena perubahan dari teknologi 4G ke 5G sedang terjadi,” katanya.

Penerapan teknologi tersebut akan berdampak luas, seperti pada smart city, pemerintahan, dan sektor industri, yang mulai terjadi setidaknya pada tahun 2025 atau lima tahun dari sekarang. Hal itu harus diantisipasi secara saksama.

Komisaris Utama Narada Aset Manajemen Made Adi Wibawa dalam kesempatan terpisah mengingatkan, proyeksi lembaga Price Water House Cooper memperkirakan, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 dunia menjelang tahun 2050 sesudah China, India, dan Amerika Serikat. Brasil berada di urutan kelima sesudah Indonesia.

”Peringkat tersebut juga paralel dengan besaran penduduk. Kesiapan sumber daya manusia dan dukungan teknologi akan sangat berpengaruh dalam hal ini,” kata Made Adi.

ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Direktur Teknologi XL Axiata Yessie Dianti Yosetya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Presiden Direktur XL Ax

iata Dian Siswarini, serta Kepala UPT Jakarta Smart City Setiaji (dari kiri ke kanan) meluncurkan uji coba 5G oleh XL Axiata di Gedung Kantor Pos Kota Tua, Jakarta Barat, Senin (20/8/2018).

Direktur Independen XL Axiata Yessie Dianti Yosetya yang dihubungi per telepon menjelaskan, pihaknya sudah menguji coba penerapan 5G di Kota Tua Jakarta sejak Agustus 2018. Kerja sama sudah dirintis dengan pihak Huawei, termasuk dalam persiapan sumber daya manusia pihak XL Axiata.

”Teknologi ini sangat revolusioner karena kapasitas dan kecepatannya jauh di atas teknologi 4G. Untuk itu, perlu kerja sama dengan pemerintah dalam hal ketersediaan fasilitas menara komunikasi di seluruh Indonesia. Teknologi ini membutuhkan investasi dalam penambahan jaringan fiber optik dan jejaring menara komunikasi baru,” kata Yessie.

Menurut dia, teknologi 5G menjadi game changing dalam kehidupan manusia. Saat ini, teknologi 4G umumnya digunakan dalam pemakaian internet dan telekomunikasi perorangan pada pasar retail. Adapun 5G akan digunakan oleh korporasi dan memiliki skala jauh lebih besar sehingga harus disiapkan sejak saat ini.

Oleh IWAN SANTOSA

Sumber: Kompas, 2 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB