BEGITU pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi baik perangkat keras dan perangkat lunak, banyak individu dan perusahaan di negara-negara berkembang yang tidak lagi bisa mengikutinya. Bayangkan saja dalam jaringan internet saja setiap harinya ada sekitar 29 persen situs web baru yang muncul dari jutaan mungkin milyaran yang sudah ada sekarang.
FENOMENA ini menunjukkan kepada kita bahwa revolusi di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi akan terus berlangsung tanpa menunjukkan tanda-tanda kapan akan mencapai puncaknya.
Berbagai jenis perangkat bermunculan secara bertubi-tubi, seolah tidak memberikan kesempatan bagi para konsumen dan penggunanya untuk menikmati kemajuan teknologi dan telekomunikasi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbagai situs web bermunculan setiap hari dengan berbagai macam ide dan konsep, mulai dari e-commerce dan e-business sampai sebuah situs web yang memberikan fasilitas untuk mengawasi apakah anak kita bolos sekolah atau tidak. Perangkat lain yang ikut berkembang pesat dalam skala revolusi selain berbagai jenis komputer dengan kecepatan mikroprosesor 1 GHz beserta berbagai peralatannya, adalah alat telekomunikasi khususnya telepon genggam yang memberikan fasilitas untuk mengakses jaringan Internet melalui| teknologi yang disebut WAP (Wireless Access Protocol). Revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi ini, secara perlahan memberikan dimensi baru di bidang kehidupan yang akan mengubah kebiasaan-kebiasaan kita untuk menjalankan pekerjaan, bekerja, maupun berekreasi. Secara perlahan, orang terpaksa harus mengadaptasi kemajuan-kemajuan ini. Mau tidak mau.
Kita tidak perlu ke toko untuk berbelanja keperluan-keperluan kita. Kita tidak perlu antre untuk membeli karcis bioskop. Kita tidak perlu terjebak dalam kemacetan pada saat jam pulang kantor. Kita tidak perlu ke redaksi untuk menyelesaikan artikel yang akan dimuat besok. Bahkan, kita bisa mendengarkan siaran radio FM seperti Trijaya atau MSTRI, walaupun kita berada di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
Kapan saja
Editor at Large majalah Time Daniel Okrent bulan Desember menulis, berita-berita masa depan tidak lagi akan tergantung hanya pada jenis penerbitan seperti surat kabar atau majalah. Dikatakan, kombinasi menakjubkan antara teknologi digital, satelit, dan seluler akan memungkinkan seorang wartawan (apa pun medianya, baik cetak, radio, dan televisi) untuk mengirim teks dan gambar kepada para pembaca, pendengar, serta pemirsanya kapan saja dan di mana saja, melalui sebuah perangkat personal yang bisa dijinjing.
Dari semua ini, radio memungkinkan untuk berkembang sangat pesat dibanding media cetak maupun televisi.
Karena sifatnya yang unik dibanding kedua medium cetak dan televisi, banyak pengamat teknologi yang memperkirakan radio akan menjadi media yang paling diuntungkan dengan perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan telekemunikasi.
Sebagai sebuah media, radlo tidak memerlukan upaya maupun konsentrasi khusus untuk dinikrnati. Berbeda dengan koran, misalnya, yang butuh dipegang untuk dibaca, sehingga memerlukan konsentrasi penglihatan untuk membaca koran. Atau televisi yang juga membutuhkan konsentrasi penglihatan untuk melihat ”Dunia dalam Berita” atau acara televisi lainnya.
Akibatnya, karena medium koran dan televisi adalah konsentrasi pada penginderaan, praktis aktivitas lain terhenti untuk dan dialihkan ke membaca koran atau melihat televisi. Dalam berbagai survei terlihat, kemajuan jaringan Internet berdampak pada semakin berkurangnya orang-orang melihat televisi.
Waktu yang biasa digunakan untuk melihat televisi sekarang beralih ke layar-layar monitor yang terhubung dengan jaringan Internet. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nielsen/NetRating di AS pada bulan Maret lalu terhadap enam negara, AS, Australia, Irlandia, Selandia Baru, Singapura, dan Inggris, durasi paling lama melihat sebuah halaman di situs web terjadi di Irlandia dengan lama waktu 1 menit 02 detik.
Sedangkan lama orang mengakses di jaringan internet setiap kali terhubungkan menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Misalnya, waktu jelajah di jaringan internet di AS tercatat selama 30,42 menit, di Australia selama 34,36 menit, di Irlandia selama 27,48 menit, di Selandia Baru selama 29,46 menit, di Singapura selama 30,46 menit, dan di Inggris selama 27,07 menit. Bandingkan dengan lama orang mengakses situs web terbesar di Indonesia, seperti Detik.Com atau Kompas Online, yang rata-rata tercatat 12 menit.
iTag
Melalui penggabungan antara radio dengan teknologi informasi dan telekomunikasi, kita akan dihadapkan pada sebuah medium baru untuk mengikuti berita, menikmati hiburan, serta bisa bisa memilih sendiri informasi atau hiburan yang diinginkan. Selain itu, karena perkembangan sistem penyimpanan dijital sekarang sudah sangat maju, selain ringkas (perangkat mendengar musik MP3 seperti Rio sekarang bisa menyimpan data sebesar 64 MB, Samsung belum lama ini mengeluarkan perangkat perekam digital dengan kemampuan sampai 8 jam) juga mudah untuk dibawa ke mana-mana.
Belum lama ini, sebuah perusahaan Xenote Inc. di San Mateo, AS, mengembangkan sebuah perangkat yang disebut iTag. Idenya sederhana. Salah satu kebiasaan kita, dan selalu menyebalkan orang, adalah mendengarkan sebuah lagu baru di radio ketika sedang mengemudi kendaraan.
Ketika mendengarkan lagu itu, ketika memutuskan untuk membeli CD-nya yang memuat lagu tersebut, seringkali kali kita lupa lagu yang diperdengarkan radio tersebut atau siapa penyanyinya pada saat kita meninggalkan kendaraan. Persoalan ini terjadi di mana-mana di dunia. Xenote (www.xenote.com) menciptakan alat iTag ini dengan menggunakan kemampuan yang ada di jaringan Internet.
Perangkat yang berupa gantungan kunci dengan warna transparan seperti komputer Apple jenis iMac ini, mempunyai sebuah tombol tunggal. Ketika mendengar lagu ini atau mendengar iklan dan ingin mendengarkan lebih lanjut informasi iklan tersebut, kita tinggal menekan tombol iTag ini. Perangkat iTag ini bisa digunakan 40 kali sebelum memorinya penuh.
Setibanya di rumah, iTag ini disambungkan melalui sebuah kabel ke komputer, kemudian terkoneksi dengan situs Web Xenote. Di situs ini, informasi yang ada di iTag di-upload, dan dalam beberap detik kemudian lagu dan iklan yang sudah tagged (ditandai) dikirim ke Xenote dan kemudian ditampilkan dalam sebuah halaman web pribadi yang terlindungi dengan password.
Tampilan dalam halaman Web ini akan memberikan kemudahan bagi kita untuk menelusuri kembali lagu yang sebelumnnya didengar di radio, dan pengguna iTag bisa langsung memesan lagu tersebut secara on-line. ”iTag” ini memang bukan sesuatu yang baru, tetapi iTag mudah digunakan tersedia secara gratis.
Konverjensi
Terminologi yang tepat dalam penggabungan berbagai teknologi yang tersedia dan yang sedang dikembangkan adalah konverjensi, sebuah pertemuan antara media-media tradisional dengan industri masa depan yang sangat futuristik. Konverjensi seperti ini memberikan sebuah peluang, sekaligus sebuah tantangan serius bahwa siapa yang menguasai isi (content) dan distribusi pasti akan meraih sukses dan mudah beradaptasi dengan perkembangan masa depan.
Ketika radio ditemukan, orang mengira suratkabar sebagai satu-satunya informasi di tengah masyarakat akan mati. Ternyata tidak. Radio dan surat kabar ternyata mempunyai pangsa pasarnya sendiri dan secara karakteristik mempunyai visi dan misi yang berbeda dan tidak selalu harus bertentangan.
Ketika televisi ditemukan, orang mengira radio akan mati karena gabungan audio dan Visual memberikan sesuatu yang sama sekali baru bagi masyarakat yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ternyata tidak. Radio mempunyai pendengarnya sendiri, dan televisi mempunyai pemirsa yang lain. Setiap rumah masih tetap memiliki sebuah radio dan sebuah televisi sebagai perangkat yang saling melengkapi.
Ketika Internet ditemukan, orang mengira surat kabar, radio, dan televisi akan mati karena multimedia memberikan semua yang disediakan oleh ketiga medium tersebut. Sampai saat ini, memang belum ada industri media yang bangkrut karena munculnya teknologi informasi dan revolusi telekomunikasi.
Selain itu, sejauh tidak ada indikasi kalau masing-masing media ini saling bersaing dan saling mematikan. Karena, konverjensi dari keempat media ini sebenarnya memberikan peluang dan kesempatan yang jauh lebih besar. Apalagi, sifat dan ciri yang paling menonjol dari jaringan internet ini adalah tidak ada satu pun individu atau perusahaan yang bisa memonopoli, seperti yang bisa dilakukan oleh media tradisional seperti media cetak, radio, atau televisi.
(Rene L Pattiradjawane)
Sumber: Kompas, RABU, 5 JULI 2000