Jumlah planet ekstrasolar atau planet di luar Tata Surya yang berhasil dikonfirmasi hingga Senin (25/3/2019) telah mencapai 4.020 buah. Planet ekstrasolar atau yang lebih populer disebut eksoplanet itu tersebar di 3.002 bintang dan sebanyak 656 bintang di antaranya memiliki eksoplanet lebih dari satu.
Data eksoplanet itu dikumpulkan oleh Observatorium Paris, Perancis, bersama sejumlah organisasi astronomi Uni Eropa lainnya dalam Ensiklopedia Ekstrasolar Planet atau Extrasolar Planets Encyclopedia. Jumlah eksoplanet yang berhasil di data itu di luar harapan banyak astronom mengingat eksoplanet pertama baru ditemukan tahun 1995.
EXOPLANETS.NASA.GOV–Konsep artis tentang eksoplanet 51 Pegasi b yang merupakan eksoplanet pertama yang ditemukan pada 1995. Penemuan ini mendorong pencarian eksoplanet lain yang hingga Senin (25/3/2019) mencapai 4.020 eksoplanet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eksoplanet pertama yang ditemukan itu adalah 51 Pegasi b yang mengorbit bintang 51 Pegasi di rasi Pegasus. Eksoplanet itu ditemukan oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Geneva, Swiss.
Mereka menemukan eksoplanet itu menggunakan metode kecepatan radial dengan memakai teleskop Observatorium Haute-Provence (OHP), Perancis, dan mengumumkan temuannya itu pada 6 Oktober 1995.
Selain 4.020 eksoplanet itu, masih ada 2.469 kandidat eksoplanet dan 218 eksoplanet yang belum terkonfirmasi. Semua eksoplanet itu diperoleh para astronom dengan berbagai metode observasi menggunakan teleskop landas Bumi atau teleskop luar angkasa.
Banyaknya eksoplanet yang ditemukan dalam 24 tahun terakhir itu menunjukkan melimpahnya eksoplanet di galaksi Bimasakti. Namun, masih lebih banyak eksoplanet yang belum terdeteksi karena rumitnya proses pencarian.
François Roques, anggota Dewan Ilmiah Ensiklopedia Ekstrasolar Planet dari Observatorium Paris, seperti dikutip BBC, Sabtu (23/3/2019), mengatakan, eksoplanet memiliki struktur yang beragam.
”Ada eksoplanet yang tidak mengorbit bintang, tetapi ada juga eksoplanet yang mengorbit satu bintang, dua bintang, bahkan lebih,” katanya.
Komunikator astronomi Avivah Yamani, Senin (25/3/2019), mengatakan, eksoplanet yang tidak mengorbit bintang atau planet pengembara itu kemungkinan terlempar dari sistem keplanetan atau bintang induknya. Salah satu eksoplanet tanpa bintang induk itu adalah PSO J318.5-22 yang berjarak sekitar 80 tahun cahaya dari Bumi.
Meski kini baru ditemukan kurang dari 20 planet pengembara, Bimasakti diperkirakan memiliki miliaran planet yatim piatu ini.
Sementara eksoplanet yang ada di sistem bintang kembar empat itu adalah 30 Arietis Bb. Eksoplanet dengan ukuran 10 kali Jupiter itu mengelilingi bintang 30 Arietis B. Bintang 30 Arietis B adalah salah satu bintang dari bintang kembar empat 30 Arietis yang ada di rasi Aries dan berjarak 136 tahun cahaya dari Bumi.
KAREN TERAMURA/UH IFA/NASA–Konsep artis tentang sistem keplanetan di bintang 30 Arietis. Bintang 30 Arietis ini merupakan sistem bintang empat dengan salah satu bintangnya memiliki eksoplanet yang dinamakan 30 Arietis Bb.
Meski demikian, katalog planet ekstrasolar tidak hanya Ensiklopedia Ekstrasolar Planet, ada katalog eksoplanet yang dibuat Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melalui Program Eksplorasi Eksoplanet (ExEP) NASA.
Hingga Minggu (24/3/2019), ExEP NASA sudah mengumpulkan 3.926 eksoplanet yang sudah terkonfirmasi melalui dua metode atau lebih. Semua eksoplanet itu terletak di 2.927 bintang. Sementara kandidat eksoplanet yang masih membutuhkan konfirmasi ada 3.402 planet.
Kedua katalog eksoplanet itu berbeda jumlah karena menggunakan kriteria yang berbeda.
Teknik observasi
Pencarian planet-planet lain di luar Tata Surya atau yang mengitari bintang lain selain Matahari memang tak mudah. Sebagian planet memiliki jarak yang sangat dekat dengan bintang induknya, sebagian justru terlalu jauh.
Cahaya planet juga sangat lemah karena planet tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari bintang induknya. Jika diumpamakan eksoplanet itu laksana cahaya lilin, maka cahaya bintang induknya bagaikan hutan yang sedang kebakaran hebat.
Pendeteksian eksoplanet itu umumnya dilakukan dengan cara tidak langsung, yaitu mengamati efek gangguan yang muncul pada bintang induknya.
Teknik observasi eksoplanet yang paling sering digunakan adalah dengan mengamati transit planet, mirip peristiwa gerhana. Saat planet melintas di depan bintang induknya, maka kecerlangan bintang akan berkurang. Perubahan intensitas cahaya bintang itulah yang dijadikan indikator keberadaan eksoplanet.
Sejumlah cara lain yang digunakan untuk mendeteksi eksoplanet adalah dengan mengamati perubahan kecepatan radial bintang dan planetnya saat mengitari pusat massa tertentu, teknik lensa gravitasi mikro, hingga pemotretan langsung.
Metode lainnya adalah mencermati pancaran gelombang radio pulsar (bintang neutron sisa ledakan bintang) saat berotasi dan teknik astrometri dengan mengukur perbedaan posisi bintang akibat planet yang mengorbit.
EXOPLANETS.NASA.GOV–Konsep artis tentang eksoplanet Kepler-186f. Eksoplanet ini adalah yang pertama kali terkonfirmasi sebagai planet seukuran Bumi dan berada di zona layak huni.
Pendeteksian eksoplanet itu dilakukan banyak astronom di sejumlah negara. Tingginya gairah observasi eksoplanet itu tidak bisa dilepaskan dari keinginan terbesar manusia untuk mencari Bumi baru yang bisa dijadikan penopang kehidupan saat Bumi sudah tidak layak huni.
Selain itu, manusia juga ingin mencari kawan untuk berbagai semesta yang mahaluas. Kini, pencarian astronom tidak sekadar mencari planet baru, tapi juga planet-planet yang bisa mendukung kehidupan. Bukan hanya untuk manusia, keberadaan planet layak huni itu juga menumbuhkan harapan kemungkinan adanya makhluk hidup atau kehidupan cerdas di luar Bumi.
Oleh M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 26 Maret 2019