Diet dan “Siesta”, Rahasia Spanyol Menjadi Negara Tersehat

- Editor

Selasa, 12 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spanyol bukan hanya mempunyai dua klub sepak bola paling sehat finansialnya Real Madrid dan Barcelona, tapi ternyata juga merupakan negara dengan penduduk paling sehat sejagat. Posisi Spanyol sebagai negara dengan tingkat kesehatan penduduk tertinggi baru-baru ini dilansir oleh Bloomberg yang memeringkat 169 negara berdasarkan sejumlah indikator antara lain tingkat harapan hidup, level obesitas, persentase perokok aktif, kualitas udara hingga aksesabilitas terhadap air bersih.

Dilaporkan kantor berita Reuters akhir Februari lalu, proses pemeringkatan yang dilakukan Bloomberg setelah mengolah sejumlah data yang diambil dari sejumlah sumber antara lain Perserikatan Bangsa Bangsa, Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

AP PHOTO/ALVARO BARRIENTOS–Seorang perempuan berolahraga di taman umum di Pamplona, Spanyol, Jumat (1/3/2019). Negeri “Matador” ini dinobatkan sebagai negara dengan penduduk paling sehat sedunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari hasil pengumpulan itu, Spanyol melesat lima peringkat dari penelitian sebelumnya (2017), menggeser posisi Italia ke peringkat dua. Negara-negara Skandinavia yang populer dengan gaya hidup sehat dengan aktivitas kegiatan luar ruang yang tinggi, masih mendominasi 10 besar dengan Eslandia menempati posisi tertinggi di antara mereka di peringkat tiga.

Negara-negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Eropa dan lingkar Pasifik mendominasi papan atas tabel, dengan kontras terlihat pada 17 dari 20 negara terbawah didominasi negaga-negara sub-Sahara Afrika berendengan dengan Yaman, Afganistan, dan Haiti.

Namun meski pendapatan menjadi indikator yang sangat menentukan, jika mengamati tabel lebih detail terlihat ada sejumlah faktor yang ikut memengaruhi secara signifikan.

Amerika Serikat misalnya, dimana tingkat harapan hidup melorot akibat overdosis obat penahan sakit dan melonjaknya kasus bunuh diri, hanya berada di peringkat ke-35. Posisi AS ini bahkan lima tingkat di bawah Kuba, negara yang benar-benar miskin namun sejak lama menginvestasikan aset negara untuk pelayanan kesehatan dan menitikberatkan pada pengobatan untuk mencegah sakit.

KOMPAS/PRASETYO EKO PRIHANANTO–Warga beraktivitas luar ruang dengan latar belakang jembatan Golden Gate di San Francisco, California, Amerika Serikat, 22 Februari 2019. Meski negara maju, penduduk di Amerika bukanlah salah satu yang paling sehat karena harapan hidup melorot akibat overdosis obat penahan sakit dan melonjaknya kasus bunuh diri.

Jika pembahasan sampai ke sistem penanganan kesehatan, faktor terpenting adalah pada “bagaimana” daripada “berapa banyak” uang dibelanjakan. Spanyol adalah negara dengan catatan mengesankan dalam penurunan jumlah penderita penyakit kardio vaskuler serta kematian akibat penyakit kanker dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini sebagian dikarenakan oleh kebijakan kesehatan publik yang efektif yang didasarkan pada sistem penyaringan dan pencegahan sakit.

Sistem penanganan kesehatan di Spanyol sebagian besar didanai oleh pajak dan dioperasikan secara universal, bebas akses dan berprinsip keadilan finansial. Secara mendasar sistem ini memungkinan setiap penduduk mendapatkan jaminan kesehatan yang sama tanpa melihat apakah dia kategori berpunya atau miskin. Meski demikian, belanja penganangan kesehatan di Spanyol secara rata-rata berada di bawah level negara-negara OECD dan besarannya hanya sepertiga yang dibelanjakan AS.

Gaya hidup terutama pola makan yang menekankan pada diet juga merupakan faktor penting mengapa orang-orang Spanyol lebih sehat. Diet ala Mediterania yang populer di Spanyol dan Italia secara umum adalah konsumsi yang sangat tinggi bahan makanan dari sayuran, kacang-kacangan, buah, gandum dan minyak zaitun. Sejumlah studi telah membuktikan bahwa diet ala Mediterania ini sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan terutama jantung.

Yang menarik ada dugaan tradisi “siesta” alias tidur siang sejenak juga menjadi faktor mengapa orang-orang Spanyol jauh lebih bugar. Sejumlah studi pernah mengungkapkan, tidur dengan kualitas baik, sekitar setengah jam, di sela-sela kerja siang hari bisa meningkatkan kebugaran dan memberi manfaat besar bagi kesehatan.

Pada 2040, Spanyol juga diramalkan akan mengambil alih posisi Jepang sebagai negara dengan tingkat harapan hidup tertinggi di dunia dengan angka mencapai 86 tahun. Bloomberg juga mengatakan, setelah Spanyol menyusul Jepang, giliran China mengalahkan AS dalam tingkat harapan hidup.–ANTON SANJOYO Anton Sanjoyo, wartawan senior Kompas.

Sumber: Kompas, 11 Maret 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB