Teknologi Termal Diusulkan untuk Pengolahan Sampah Perkotaan

- Editor

Sabtu, 2 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengusulkan penggunaan teknologi termal dalam pengelolaan sampah di perkotaan. Teknologi ini dinilai menjadi solusi karena bisa ditempatkan di tengah kota dan mampu mengurangi sampah secara cepat.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, Jumat (1/3/2019), di Jakarta, menyampaikan, selain mampu mereduksi jumlah sampah, teknologi termal juga mampu memproduksi energi listrik.

”Dengan proses ini, timbunan limbah padat (sampah) dalam jumlah besar dapat diubah menjadi panas yang kemudian dikonversikan menjadi energi dalam bentuk energi listrik,” katanya dalam sebuah keterangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU–Pekerja memilah sampah untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik tenaga sampah di TPA Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (11/2/2019).

Proyek percontohan untuk pembangkit listrik tenaga sampah yang dilengkapi dengan teknologi termal sudah dikembangkan di beberapa tempat. Saat ini rencana pembangunan intermediate treatment facility (ITF) atau tempat pengolahan sampah menghasilkan listrik (PLTSa) sedang dibahas.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Hammam Riza

Hammam mengatakan, salah satu ITF akan dibangun di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Selanjutnya, akan dibangun pula di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan. ”Tentu ini merupakan tantangan besar yang membutuhkan terobosan teknologi untuk mewujudkannya,” ujarnya.

Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT yang juga Pelaksana Harian Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Rudi Nugroho mengatakan, sejumlah keuntungan dapat diperoleh dalam penggunaan teknologi termal untuk pengelolaan sampah.

Keuntungan itu adalah sampah dengan jumlah besar dapat dikurangi dengan singkat mulai dari pengelolaan. Selain itu, proses ini dapat menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan, baik untuk mendukung proses pengolahan sampah itu sendiri maupun untuk digunakan oleh masyarakat sekitar.

Menurut Rudi, teknologi pengolahan sampah dengan proses termal efektif untuk diterapkan. Banyak negara maju juga sudah menggunakannya, antara lain Jepang, Singapura, Perancis, Austria, dan Finlandia.

Negara-negara maju tersebut menggunakan teknologi insinerator untuk pengolahan sampah. Teknologi ini menggunakan proses termal insinerator tipe stoker grate yang dilengkapi sarana pengendali polusi udara. Dengan teknologi ini, sampah dapat musnah secara cepat, volume berkurang signifikan, dan ramah lingkungan.

”Teknologi termal mampu mengonversikan panas yang dihasilkan untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik,” kata Rudi.–DEONISIA ARLINTA

Editor PASCAL S BIN SAJU

Sumber: Kompas, 1 Maret 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB