Hibah Akreditasi Jurnal Rp 6,1 Miliar untuk Menaikkan Mutu Riset

- Editor

Sabtu, 23 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mutu jurnal di Indonesia perlu ditingkatkan. Dari 57.000 jurnal yang terdaftar, baru 2.500 jurnal yang terakreditasi oleh Sinta.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memberikan hibah dan bantuan insentif akreditasi jurnal sebesar Rp 6,1 miliar kepada 2.455 jurnal. Pemberian hibah dan bantuan insentif akreditasi jurnal ini diharapkan meningkatkan motivasi pengelola jurnal untuk meningkatkan mutu sekaligus jumlah publikasi.

Saat ini, terdapat 57.000 jurnal yang terdaftar di Indonesia. Namun dari jumlah itu, yang rutin terbit hanya 7.800 jurnal. Dari 57.000 jurnal tersebut, baru 2.500 yang terakreditasi oleh Sinta (Science and Technology Index).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sinta merupakan jaminan akurasi dan mutu jurnal,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir seusai memberikan hibah dan bantuan insentif akreditasi jurnal tersebut dalam acara “Geliat Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna)” di Depok, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019). Acara diikuti oleh perwakilan perguruan tinggi maupun lembaga penelitian yang mengelola jurnal-jurnal ilmiah.

KKMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (kiri) memberi hibah akreditasi jurnal kepada perwakilan pengelola 2.455 jurnal yang terakreditasi dalam acara “Geliat Akreditasi Jurnal Nasional” di Depok, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019).

Nasir mengatakan, di dalam Sinta terdapat enam level. Sinta 1 untuk jurnal yang bertaraf internasional dan sudah terindeks Scopus. Terdapat 47 jurnal yang masuk kategori ini.

Sinta 2 merupakan jurnal bertaraf nasional dengan nilai substansi dan pengelolaan 70 hingga 85. Terdapat 607 jurnal yang masuk kategori Sinta 2. Adapun jurnal yang masuk peringkat Sinta 3 hingga Sinta 6 bisa naik ke kategori Sinta 1 dan Sinta 2 apabila hasil penilaiannya mencapai skor 70.

Obyektif
Dalam memenuhi fungsi pengawasan dan penyaringan jurnal bermutu, diterapkan sistem penilaian buta (blind review). Hal ini berbeda dengan sekadar penilaian dari komunitas bidang ilmu tersebut (peer review).

Nasir mengatakan, blind review berarti asesor makalah tidak mengetahui identitas penulis dan lembaga asalnya. Metode ini memungkinkan asesor berpikiran obyektif dan tidak terpengaruh bias apabila kebetulan memeriksa makalah buatan penulis yang mereka kenal atau pun lembaga penelitian yang sudah bereputasi.

I Wayan Adnyana, asesor untuk Mudra, jurnal seni terbitan Institut Seni Indonesia Denpasar, Bali, mengatakan, dirinya tidak pernah mengetahui identitas penulis yang makalahnya dia evaluasi. Jurnal tersebut merupakan jurnal nasional kategori Sinta 2. Salah satu syarat dari kategori ini adalah menerima tulisan setidaknya dari lima provinsi.

“Makalah dikirim kepada asesor tanpa menampilkan identitas penulis dan lembaga asalnya,” tuturnya.

Ia memberi catatan masukan pada evaluasi pertama. Makalah kemudian dikembalikan kepada penulis agar segera diperbaiki kontennya. Setelah itu, makalah kembali dikirim kepada asesor untuk diperiksa lagi. Apabila asesor menilai hasil revisi sudah sesuai standar, makalah bisa diterbitkan di dalam jurnal.

“Apabila pada evaluasi kedua masih ditemukan banyak kesalahan atau pun muatan yang tidak substantif, makalah itu dinyatakan gugur,” ucap Adnyana.

Sementara itu, Cecilia Soeryawidjaja, salah satu redaktur bahasa dan pengelola situs jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, mengatakan bahwa jurnal FKG Unpad masuk kategori Sinta 2 yang bertaraf internasional. Makalah yang didaftarkan berasal dari berbagai negara, mayoritas negara-negara di Asia.

“Sistemnya double blind, yaitu asesor dan penulis tidak saling mengetahui. Ini beda dari sistem blind yang asesor tidak mengetahui identitas penulis, tetapi penulis mengetahui para pakar yang menjadi asesor di jurnal tersebut,” kata Cecilia.

Oleh LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 23 Februari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB