12.166 Sekolah Belum Mengunggah Data Siswa untuk SNMPTN

- Editor

Rabu, 23 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekolah wajib mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa, paling lambat 25 Januari mendatang. Data ini akan menjadi sumber utama data SNMPTN.

Dari total 27.189 sekolah menengah atas, madrasah aliyah, dan institusi pendidikan sederajat lainnya, sebanyak 12.166 sekolah belum mengunggah data siswa ke laman pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Padahal, waktu pengunggahan berakhir pada tanggal 25 Januari 2019.

“Karakter sekolah-sekolah di Indonesia ialah baru ramai-ramai mengunggah data mepet tenggat waktu,” kata Kepala Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi ketika dihubungi di Solo, Jawa Tengah, Senin (21/1/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE)–Guru di SMA 90 Jakarta memasukkan data siswa kelas 12 yang berisi nilai mulai dari semester 1 hingga semester 5 untuk kepentingan pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur undangan, Jumat (13/2/2015). SNMPTN melalui jalur undangan menjadi incaran siswa yang berprestasi karena mereka tidak perlu mengikuti ujian tertulis untuk masuk PTN yang dikehendakinya.

Sekolah diberi peran dalam proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dalam hal ini, sekolah wajib mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan prestasi akademik siswa. PDSS merupakan basis data yang dijadikan sumber utama data SNMPTN.

Selanjutnya, pengelolaan dan pengolahan data untuk kepentingan seleksi jalur SNMPTN dilakukan oleh LTMPT. LTMPT merupakan satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia.

Aturannya adalah sekolah dengan akreditasi A boleh memasukkan 40 persen siswanya ke dalam pangkalan data SNMPTN. Sekolah berakreditasi B diberi jatah kuota 30 persen, dan sekolah berakreditasi C maupun yang belum terakreditasi hanya boleh memasukkan 5 persen dari total jumlah siswa.

Berdasarkan catatan LTMPT, baru 15.023 sekolah yang sedang mengunggah data siswa. Hingga Senin petang, baru 2.787 sekolah yang tercatat selesai melakukan proses unggah data. Adapun jumlah siswa yang diverifikasi masuk ke dalam laman pangkalan data pendaftaran SNMPTN sebanyak 2.036.669 orang.

“Setelah masuk ke pangkalan data, sistem komputer melakukan proses eliminasi berdasarkan nilai rapor dan prestasi akademik,” tutur Ravik.

Pendaftaran
Ia menjelaskan, seusai seleksi otomatis, sistem akan mengirim nama-nama siswa yang berhak mengikuti SNMPTN ke sekolah. Mereka kemudian diharapkan mendaftarkan program studi (prodi) pilihan ke laman SNMPTN pada tanggal 4-14 Februari 2019. Satu orang siswa boleh mengambil dua prodi dari satu perguruan tinggi negeri (PTN). Boleh pula mengambil dua PTN berbeda, masing-masing satu prodi. Pengumuman kelulusan SNMPTN dilakukan pada tanggal 23 Maret.

Siswa yang lolos SNMPTN diwajibkan untuk mengambilnya. Apabila mereka melepas bangku yang sudah diberikan, sekolah akan diberi sanksi. Oleh sebab itu, umumnya sekolah meminta siswa dan orangtua menandatangani surat pernyataan berkomitmen untuk tidak melepas bangku SNMPTN.

Jika tidak lulus, kesempatan masuk PTN bisa didadapat melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang dilakukan pada tanggal 13 April hingga 26 Mei di 74 PTN. Skor hasil UTBK kemudian digunakan untuk melamar ke prodi-prodi tujuan.

“Melalui pengetahuan siswa terhadap skor UTBK masing-masing mereka bisa merencanakan prodi yang cocok untuk minat dan kemampuan setiap individu,” jelas Ravik.

Dalam proses
Kepala Sekolah SMAN 3 Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Wasis Mujiono mengatakan sekolahnya masih dalam proses mengunggah data siswa ke laman pangkalan data SNMPTN. Proses ini bisa memakan waktu cukup lama, yakni beberapa pekan. Selain jumlah siswa yang banyak juga karena operator yang bertugas melakukannya hanya satu orang.

Demikian pula diutarakan oleh Abdul Fatah, Kepala SMA Yapan di Depok, Jawa Barat. Mereka mengunggah data 40 persen dari total siswa kelas XII. “Harapannya, 10 persen bisa tembus masuk kriteria mereka yang bisa mendaftar untuk SNMPTN,” katanya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 22 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB